BREAKING NEWS - Gunung Tangkubanparahu Meletus Kembali Tadi Malam, PVMBG Naikkan Status Jadi Waspada
Gunung Tangkubanparahu semalam terjadi aktivitas erupsi setelah sebelumnya terjadi Jumat (27/7/2019) sore. Tadi malam,
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNCIREBON.COM - Gunung Tangkubanparahu semalam terjadi aktivitas erupsi setelah sebelumnya terjadi Jumat (27/7/2019) sore. Tadi malam, Gunung Tangkubanparahu erupsi dengan mengeluarkan abu vulkanik setinggi 180 meter dari dasar kawah ( 2.084 m di atas permukaan laut).
Berdasarkan laporan dari Pos Pengamatan Gunung Tangkuban Perahu, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara dan timur. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 50 mm dan durasi ± 11 menit 23 detik.
Berdasarkan akun twitter dari PVMBG-CVGHM, tingkat aktivitas Gunung Tangkubanparahu dinaikkan dari Level 1 (normal) menjadi level II (Waspada), terhitung sejak 2 Agustus 2019 pukul 08.00 Wib.
• GUNUNG Tangkuban Perahu Kembali Meletus, Padahal Baru Dibuka untuk Wisata, Dilarang Dekati Kawah
• 4 Kasus Macan Tutul Turun Gunung di Jabar Dalam 2 Bulan Terakhir, Diduga Kelaparan Karena Kemarau
Ketinggian abu teramati 180 dari dasar kawah.
Saat ini G. Tangkuban Parahu berada pada Status *Level I (Normal)* dengan rekomendasi:
A. Masyarakat di sekitar G. Tangkuban Parahu dan pengunjung/wisatawan/pendaki, Tidak mendekati kawah yang ada di puncak G. Tangkuban Parahu dalam radius 500m dari kawah aktif atau sekitaran sepanjang area parkir bibir kawah dan tempat berdagang.
B. Diimbau tidak berlama-lama berada disekitar kawah aktif G. Tangkuban Parahu agar terhindar dari paparan gas yang dapat berdampak bagi kesehatan dan keselamatan jiwa.
C. Masyarakat di sekitar G. Tangkuban Parahu, Pedagang, Wisatawan, Pendaki, dan Pengelola Wisata G. Tangkuban Parahu agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala vulkanik yang jelas.
Sebelumnya, Gunung Tangkuban Perahu kembali erupsi, Kamis (1/8/2019) malam sekitar pukul 20.46 WIB.
Letusan itu menyebabkan kolom abu setinggi 180 meter dari dasar kawah ( 2.084 m di atas permukaan laut).
Letusan itu terjadi di hari pertama dibukanya kembali Taman Wisata Alam (TWA) Tangkuban Perahu pascaletusan pada 27 Juli 2019.
• Hati-hati ! Pederita Diabetes Ternyata Bisa Alami Cepat Pikun, Begini Cara Mencegah Pikun
• Masker Kunyit Ternyata Banyak Manfaatnya, Ampuh Hilangkan Bekas Jerawat Hingga Kurangi Kerutan Wajah
Berdasarkan laporan dari Pos Pengamatan Gunung Tangkuban Perahu, kolom abu teramati berwarna kelabu
dengan intensitas tebal condong ke arah utara dan timur. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo
maksimum 50 mm dan durasi ± 11 menit 23 detik.
Ketinggian abu teramati 180 dari dasar kawah.
Pada Jumat 27 Juli 2019 sekitar pukl 15.48 WIB, Gunung Tangkuban Perahu mengalami erupsi. Letusan menyebabkan kepulan abu setinggi 200 meter lebih.
Pengunjung yang tengah berada di kawasan wisata pun berhamburan lari menyelamatkan diri.
Karena kondisi TWA diselimuti abu vulkanik, TWA Tangkuban Perahu pun ditutup sementara. Pada 1 Agustus 2019, TWA Tangkuban Perahu kembali dibuka untuk umum.
Pada hari pertama Gunung Tangkuban Perahu dibuka untuk umum, sejumlah wisatawan dari mancanegara langsung mengunjungi tempat wisata tersebut untuk melihat kondisinya pascaerupsi, Kamis (1/8/2019).

Direktur PT Graha Rani Putra Persada (GRPP), Putra Kaban selaku pengelola Gunung Tangkubanparahu, mengatakan, selain wisatawan mancanegara, wisatawan lokal juga sejak pagi terus berdatangan.
"Kalau pengunjung, pada hari pertama ini kebanyakan dari mancanegara, sehingga kami langsung melakukan sosialisasi sebelum masuk," ujarnya saat ditemui di Gunung Tangkubanparahu, Kamis (1/8/2019).
Bahkan kata Putra, para pengunjung juga sudah ada yang datang secara rombongan dengan menggunakan bis, sehingga pihaknya yakin pada hari selanjutnya akan ada peningkatan pengunjung atau wisatawan.
"Kalau pengunjung dari mancanagara asalnya macam-macam, tapi kebanyakan dari Malaysia, Eropa dan ada juga dari Timor Tengah, semuanya gabung tadi satu bus," katanya.
Sementara untuk kondisi Gunung Tangkubanparahu saat ini, pihaknya memastikan aman untuk dikunjungi karena pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang ada di pos pantau.
"Hari ini saja kami sudah empat kali kami koordinasi karena di sana kan (pos pantau) bisa dilihat kondisinya dari seismograf, aman dan kami akan patuh dan terus berkoordinasi," ucapnya.
Berdasarkan data PVMBG di pos pantau, saat ini kondisi Kawah Ratu tremornya sudah mulai mengalami penurunan dengan amplitudo 0.5 datar 1,5 milimeter dominan 0.5.
Sedangkan beberapa hari sebelumnya, terjadi tremor menerus dengan amplitudo 0.5 hingga 4 milimeter dominan 1.5 milimeter dan rekomendasi jarak amannya tetap 500 meter. (*)