Begini Kisah Jodi, Bocah SD Yang Sempat Viral Bersekolah Pakai Pakaian Kotor Hingga Mandi di Sekolah
Bocah berusia 7 tahun tampak berjalan memasuki SDN Margabakti, Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Muhamad Nandri Prilatama
Laporan Wartawan TribunCirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Bocah berusia 7 tahun tampak berjalan memasuki SDN Margabakti, Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan, Rabu (31/7/2019).
Wanita berkerudung terlihat menyambut bocah lelaki bernama Jodi itu di sekolah. Selanjutnya Jodi pun dimandikan dan pakaian lusuh yang dikenakannya diganti seragam merah putih.
Jodi mengenakan sepatu dan tas seperti murid-murid lainnya kemudian masuk ke kelas. Rupanya ada alasan tersendiri mengapa Jodi harus dimandikan di sekolah.
Rumah Jodi di Dusun Pahing, Desa Margabakti, Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan, tidak memiliki toilet.
"Makanya mandi dan bersih-bersih di sekolah, saya yang mengurusnya," kata guru SDN Margabakti, Atun Rohayatun kepada Tribun Jabar, Rabu (31/7/2019).
• Kisah Jodi, Bocah SD di Kuningan yang Memprihatinkan, di Rumah Tak Ada Toilet, Makannya Nasi Garam
• Kisah Nenek Inar Penjual Kue Keliling Naik Haji, Menabung 15 Tahun, Terkejut Namanya Terdaftar
Ia mengatakan, seragam dan perlengkapan sekolah yang dipakai Jodi juga ternyata disediakan oleh guru-guru SDN Margabakti. Pasalnya, Jodi berasal dari keluarga kurang mampu dan tinggal bersama kakek, nenek, serta dua kakaknya.
Jodi sendiri pada mulanya tidak bersekolah seperti kakaknya yang bernama Dayat (19) dan Mulya (15). Menurut Atun, Jodi sering terlihat jajan di sekitar sekolah dan mengenakan pakaian kotor. Dari situlah guru-guru berinisiatif mengajak Jodi bersekolah di SD tersebut.
"Pas mau diajak sekolah itu Jodi datang agak siang, padahal biasanya pagi," ujar Atun Rohayatun.
Saat itu, menurut dia, Jodi sempat menolak. Namun, Atun berdalih jajanan yang dibeli Jodi dibawa masuk ke sekolah. Jodi pun menurutinya dan mengikuti Atun untuk masuk ke dalam sekolah hingga kemudian dimandikan karena mengakui dirinya belum mandi.
Selanjutnya Jodi pun dipakaikan seragam dan diberi makan. Atun mengatakan, saat itu Jodi sangat lahap menyantap makanannya.
"Saya antar dia pulang, karena ingin bilang ke neneknya agar besok Jodi sekolah lagi," kata Atun Rohayatun.

Namun, Atun mengaku terkejut melihat kondisi rumah Jodi yang dinilai memprihatinkan itu. Pasalnya, rumah berukuran kira-kira 3 x 6 meter itu hanya disangga tiang kayu.
Atap plafonnya juga tampak berlubang di sana-sini sehingga dipastikan membuat air hujan mudah masuk ke dalam rumah. Rumah yang berada di atas bukit itu pun harus ditempuh dengan berjalan kaki karena melewati jalan setapak.
"Enggak ada lemari di rumah itu, baju-bajunya bertumpuk di kamarnya," ujar Atun Rohayatun.