BREAKING NEWS! Gempa Bumi 4,9 SR Guncang Wilayah Pangandaran, Tak Berpotensi Tsunami

Hingga laporan ini dibuat pukul 11:05 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan

Penulis: Machmud Mubarok | Editor: Machmud Mubarok
shutterstock
Ilustrasi Gempa 

TRIBUNCIREBON.COM - Gempa bumi berkekuatan 4,9 mengguncang wilayah Kabupaten Pangandaran dan sekitarnya, Sabtu (27/7/2019) sekitar pukul 10.44:43 WIB. Pusat gempa terletak pada koordinat  koordinat 8.41 LS - 108.43 BT, tepatnya berada di Laut pada jarak 78 km Barat Daya Kabupaten Pangandaran, dengan kedalaman 12 Kilometer.

Informasi dari BMKG, titinjau dari lokasi epicenter dan kedalaman hiposenternya tampak bahwa gempabumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas Zona Subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyelusup menunjam kebawah Lempeng Eurasia.

Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, Hendro Nugroho ST MSi, dalam siaran pers, mengatakan, dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat,  ini dirasakan di wilayah Pangandaran, Jawa Barat dengan Skala Intensitas III MMI. Sementara di Cilacap, Jawa Tengah dengan Skala Intensitas II MMI.

"Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempabumi tersebut," kata Hendro.

VIDEO Detik-detik Gunung Tangkuban Parahu Meletus, Warga Ketakutan, Terdengar Kalimat Allahu Akbar

Mbah Surono Tak Takut Letusan Gunung Tangkubanparahu, Justru Hal Ini Yang Dikhawatirkannya

Hingga laporan ini dibuat pukul 11:05 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).

Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan terus mengikuti informasi dari BMKG, karena BMKG akan terus memantau perkembangan gempabumi tersebut.

Minim Alat Early Warning

Pangandaran pernah diterjang tsunami pada 2006, yang mengakibatkan puluhan warga meninggal dunia. 

Walau pernah diguncang gempa dan diterjang tsunami, Pangandaran tak lantas punya peralatan memadai untuk mendeteksi gempa.

Dengan garis pantai sepanjang 57 km dengan 30 desa di pesisir menurut Koordinator Forum Tagana Kabupaten Pangandaran, Nana “Nay” Suryana, Pangandaran hanya memiliki 2 alat early warning yang berfungsi. Yakni di Pantai Pangandaran dan Pantai Bojong Salawe.

“Itu pun fungsi optimal sirinenya di bawah jarak 3 km. Early warning ini sangat diperlukan untuk mengingatkan warga bila ada gempa yang berpotensi tsunami,” ujar Nana “Nay” Suryana.

Idealnya, menurut Nana, setiap desa pesisir memiliki 1 early warning sehingga peringatan tsunami cepat diketahui masyarakat untuk upaya menyelamatkan diri dan proses evakuasi. “Dari 93 desa di Pangandaran, 30 desa berada di pesisir pantai,” katanya. (*)

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved