Gunung Tangkubanparahu Erupsi

4 Hari Lalu Sudah Ada Tanda Aktivitas Vulkanik, Gunung Tangkubanparahu Meletus

Gunung Tangkubanparahu yang berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat mengalami erupsi pada Jumat (26/7/2019)

Istimewa
Erupsi Gunung Tangkuban Parahu 

TRIBUNCIREBON.COM - Gunung Tangkubanparahu yang berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat mengalami erupsi pada Jumat (26/7/2019) dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 200 meter di atas puncak (± 2.284 m di atas permukaan laut).

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan selatan. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 milimeter dan durasi ± 5 menit 30 detik.

Berdasarkan rilis informasi yang diterima Tribuncirebon.com dari KESDM, Badan Geologi, PVMBG, saat ini Gunung Tangkuban Parahu berada pada status level I (normal), dengan rekomendasi:

1. Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu dan pengunjung, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan turun mendekati dasar kawah Ratu dan Kawah Upas dan tidak boleh menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu, serta ketika cuaca mendung dan hujan dikarenakan terdapatnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan manusia.

2. Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata Gunung Tangkuban Parahu agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas.

Sebelumnya, empat hari lalu, aktivitas vulkanik Gunung Tangkubanparahu di Kabupaten Bandung Barat kembali meningkat.

Hal itu berdasarkan pengamatan visual Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Senin (22/7/2019).

Dari hasil rekaman seismograf PVMBG, terpantau sudah terjadi 425 kali gempa. Hembusan dan Asap kawah utama bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal

Selain itu sudah terjadi dua kali gempa Tremor Harmonik, tiga kali gempa frekuensi rendah, tiga kali gempa vulkanik dalam, dan tiga kali gempa tektonik jauh.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gunungapi pada Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan. Saat ini PVMBG masih mengevaluasi data lengkapnya.

"Intinya masih dievaluasi karena aktivitas Gunung Tangkubanparahu masih didominasi gempa hembusan yang berfluktuasi dan masih kami evaluasi data lengkapnya," ujarnya saat dikonfirmasi Tribun melalui pesan singkat.

Namun secara umum, kata dia, variasi gempa hembusan berfluktuasi ini pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya.

Hal tersebut akibat efek perubahan muka air tanah akibat perubahan musim. Atas hal tersebut, pihaknya mengimbau agar warga atau pengunjung wisata Tangkubanparahu tidak mendekati Kawah Ratu dan Kawah Upas karena adanya gas-gas vulkanik yang berbahaya bagi manusia.

"Atas kejadian ini wisatawan agar tidak turun mendekat ke kawah aktif serta tetap mengikuti perkembangan dari BPBD dan pengelola (Gunung Tangkuban Parahu)," katanya.

Ia mengatakan, evaluasi aktivitas vulkanik Gunung Tangkubanparahu hingga beberapa hari ke depan akan selesai, saat ini datanya masih terus dikumpulkan dan dianalisis.

"Intinya tergantung kapan ada perubahan muka air tanah, yang naik turunnya muka air tanah bergantung musim, tapi ini semua baru dugaan, karena evaluasi dan analisis kami belum final," katanya.

Di samping itu, Pengelola Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkubanparahu memastikan kondisi gunung yang masuk wilayah Kabupaten Bandung Barat itu hingga saat ini kondisinya masih aman dan dalam kondisi normal.

Diberitakan sebelumnya, aktivitas vulkanik Gunung Tangkubanparahu di Kabupaten Bandung Barat kembali meningkat, hal itu berdasarkan dari pengamatan visual Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Direktur PT Graha Rani Putra Persada (GRPP) sebagai pengelola TWA Gunung Tangkuban Parahu, Putra Kaban, mengatakan saat ini wisatawan yang berkunjung tidak merasa khawatir atau terganggu dengan munculnya informasi tersebut.

"Kami juga memberikan pemahaman dan informasi kepada wisatawan seperti di pintu masuk atau di sekitar objek lokasi kawah. Tujuannya agar mereka merasa tenang dan nyaman serta tidak keliru dalam menyikapi informasi yang beredar," ujarnya saat dihubungi, Selasa (22/7/2019).

Menurutnya, saat ini kondisi Gunung Tangkuban Parahu dipastikan masih aman, hal tersebut dilihat dari kunjungan wisatawan yang hingga kini jumlahnya masih tetap normal seperti biasanya.

Ia mengatakan, selaku pengelola, PT GRPP selalu berusaha membuat wisatawan nyaman dan aman ketika berada di Gunung Tangkubanparahu dengan cara setiap hari petugas berkoordinasi dengan Seksi Vulkanologi yang posnya ada di kawasan Gunung Tangkubanparahu.

"Sejauh ini kondisi Kawah Ratu dan Kawah Upas stabil dan normal seperti biasanya, tidak ada peningkatan aktivitas seperti yang dikhawatirkan," katanya.

Sementara terkait dengan adanya larangan untuk mendekati Kawah Ratu, pihaknya telah membuat larangan mendekati kawah sejak lama karena sudah ada aturan yang harus dipatuhi wisatawan.

"Itu agar tidak terlalu jauh turun mendekati Kawah Ratu. Selama di bawah pengelolaannya, tidak pernah ada pendaki atau orang berkemah di Gunung Tangkubanparahu," ucapnya.

Larangan tersebut, lanjutnya, sudah berdasarkan SOP, dimana saat sore hari pintu tiket sudah ditutup, sehingga daerah atas atau kawah dipastikan tetap steril. (*)

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved