2013 Terakhir Kali Gunung Tangkubanparahu Meletus, Kini Meletus Lagi dan Ini Sejarah Meletusnya

Gunung Tangkubanparahu merupakan gunung yang memiliki cerita legenda dibaliknya. Ya, legenda Sangkuriang yang dipercaya oleh sebagian

BNPB
Abu vulkanik yang mengebul di gunung Tangkuban Parahu 

TRIBUNCIREBON.COM - Gunung Tangkubanparahu merupakan gunung yang memiliki cerita legenda dibaliknya. Ya, legenda Sangkuriang yang dipercaya oleh sebagian orang di wilayah Bandung Raya sebagai awal mulanya terbentuknya gunung yang berada di wilayah Bandung Barat tersebut. 

Gunung Tangkubanparahu ini berdasarkan penelitian seorang peneliti bernama Van Bemmelen (1934) terbentuk setelah meletusnya Gunung Sunda Purba sekitar 50 ribu tahun lalu. 

Dari situlah kemudian menyisakan lubang yang cukup dalam dengan diameter 5-10 kilometer. Lubang menganga bekas letusan tersebut di beri nama kaldera sunda. Di dalam kaldera sunda inilah terbentuk gunung baru, yaitu Tangkubanparahu. 

Gunung Tangkubanparahu sempat meletus pada 1910, memang dalam sejarah gunung ini beberapa kali mengalami erupsi. Berikut data yang berhasil dihimpun Tribuncirebon.com dari berbagai sumber tentang aktivitas meletusnya Gunung Tangkubanparahu: 

Abu vulkanik yang mengebul di gunung Tangkuban Parahu
Abu vulkanik yang mengebul di gunung Tangkuban Parahu (BNPB)

1. Tahun 1829: Letusan berupa abu dan batu dari Kawah Ratu dan Domas.
2. Tahun 1846: Terjadi peningkatan kegiatan.
3. Tahun 1896: Terbentuk fumarol baru di sebelah utara Kawah Badak dari Kawah Ratu.
4. Tahun 1910: Kolom asam membumbung setinggi 2 Km di atas dinding kawah, letusan berasal dari Kawah Ratu.
5. Tahun 1926: Letusan freatik di Kawah Ratu membentuk lubang Ecoma.
6. Tahun 1935: Lapangan fumarol baru disebut Badak terbentuk, 150 m ke arah selatan baratdaya dari Kawah Ratu
7. Tahun 1952: Letusan abu didahului oleh letusan hidrotermal freatik
8. Tahun 1957: Letusan freatik di Kawah Ratu, terbentuk lubang kawah baru
9. Tahun 1961: Terjadi letusan freatik Gunung api Tangkuban Perahu
10. Tahun 1965: Terjadi letusan freatik Gunung api Tangkuban Perahu

11. Tahun 1967: Terjadi letusan freatik Gunung api Tangkuban Perahu
12. Tahun 1969: Letusan freatik didahului letusan lemah yang menghasilkan abu
13. Tahun 1971: Letusan freatik
14. Tahun 1983: Awan abu membumbung setinggi 150 m di atas Kawah Ratu.
15. Tahun 1992: Peningkatan kegiatan kuat dengan gempa seismik dangkal dan letusan freatik kecil
16. Tahun 1994: Letusan freatik di kawah baru
17. Tahun 1999: Peningkatan aktivitas
18. Tahun 2002: Peningkatan aktivitas
19. Tahun 2005: Peningkatan aktivitas
20. Tahun 2013: Beberapa kali terjadi peningkatan aktivitas (Februari, Maret, Oktober). Sejarah baru terjadi dengan 11 kali letusan freatik dalam kurun waktu 4 hari (5-10 Oktober 2013)

Setelah terakhir kali, Gunung Tangkubanparahu meletus di tahun 2013, dengan terjadinya beberapa kali peningkatan aktivitas, yakni pada Februari, Maret, dan Oktober. Saat itu, terjadi sebanyak 11 kali letusan freatik dalam kurun waktu 4 hari. 

VIDEO Detik-detik Gunung Tangkuban Parahu Meletus, Warga Ketakutan, Terdengar Kalimat Allahu Akbar

Kini, pada Jumat (26/7/2019), Gunung Tangkubanparahu kembali keluarkan asap abu yang membumbung tinggi setinggi 200 meter di atas puncak. Seluruh warga sekitar dan juga pedagang pun diimbau untuk waspada atas kejadian ini. 

Sebelumnya pun, empat hari lalu, aktivitas vulkanik Gunung Tangkubanparahu di Kabupaten Bandung Barat kembali meningkat.

Hal itu berdasarkan pengamatan visual Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Senin (22/7/2019).

BREAKING NEWS - Gunung Tangkuban Parahu Alami Erupsi, Kepulan Abu Terlihat 200 Meter Di Atas Puncak

Dari hasil rekaman seismograf PVMBG, terpantau sudah terjadi 425 kali gempa. Hembusan dan Asap kawah utama bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal

Selain itu sudah terjadi dua kali gempa Tremor Harmonik, tiga kali gempa frekuensi rendah, tiga kali gempa vulkanik dalam, dan tiga kali gempa tektonik jauh.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gunungapi pada Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan. Saat ini PVMBG masih mengevaluasi data lengkapnya.

"Intinya masih dievaluasi karena aktivitas Gunung Tangkubanparahu masih didominasi gempa hembusan yang berfluktuasi dan masih kami evaluasi data lengkapnya," ujarnya saat dikonfirmasi Tribun melalui pesan singkat.

Namun secara umum, kata dia, variasi gempa hembusan berfluktuasi ini pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved