Harga Cabai di Cianjur 'Pedes' Banget, Sudah Mencapai Rp 120 Ribu Per Kilogram
Harga cabai di sejumlah pasar tradisional di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, melonjak drastis sejak dua pekan terakhir.
TRIBUNCIREBON.COM, CIANJUR – Harga cabai di sejumlah pasar tradisional di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, melonjak drastis sejak dua pekan terakhir.
Dikutip dari Kompas.com, kenaikan tertinggi terjadi di wilayah selatan seperti di Pasar Kecamatan Tanggeung.
Di sana harganya sudah mencapai Rp 120.000 per kilogram atau melonjak tiga kali lipat dari harga normal Rp 40.000.
“Kenaikannya bertahap sejak dua minggu lalu, naik dulu Rp 80.000, Rp 100.000 sekarang sudah Rp 120.000 per kilonya,” kata Umar (55), seorang pedagang sayuran di Pasar Tanggeung, Cianjur, Rabu (23/7/2019).
Kenaikan juga terjadi di Pasar Muka dan Pasar Induk Cianjur.
Untuk semua jenis cabai harganya saat ini dikisaran Rp 80.000 per kilogram.
Kenaikan paling tinggi terjadi pada cabai jenis tanjung dan TW atau cabai merah besar.
Saat ini, dijual Rp 100.000 per kilogram.
“Kalau normalnya (cabai tanjung) Rp 40.000 per kilogram. Tapi, sekarang memang barang sedang susah sehingga harganya jadi tinggi,” sebut Dedi Supriadi (50), pedagang sayuran di Pasar Muka, Cianjur, Rabu.
Kenaikan harga yang sangat drastis itu pun berimbas pada tingkat penjualan yang anjlok. Sudah sepekan lebih dagangan cabai menumpuk tak ada yang beli.
“Kalaupun ada yang beli di bawah sekilo. Sehari paling keluar 3 kilo bahkan tidak ada yang beli sama sekali. Padahal, kalau normal 30 kilo bisa habis terjual sehari,” sahut pedagang lain, Asep Usman (39).
Kepala Pasar Induk Cianjur, Asep Kusmiadi membenarkan jika saat ini harga komoditas cabai mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
“Harganya fluktuatif, kalau di sini (Pasar Induk Cianjur) sudah menyentuh Rp 90.000 per kilogram. Ini harga yang tertinggi sampai hari ini, mudah-mudahan tidak naik lagi,” kata Asep.
Pemicunya, sebut dia, karena kebutuhan yang meningkat jelang perayaan Idul Adha serta dipicu musim kemarau.
“Mungkin ada daerah pemasok yang mengalami gagal panen sehingga menimbulkan kenaikan harga di pasaran,” imbuh dia.