Gempa Disertai Tsunami Berpotensi Terjang Pantai Selatan, Pangandaran Minim Alat Early Warning
BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mencari tahu informasi daerah rawan gempa dan tsunami.
Penulis: Machmud Mubarok | Editor: Machmud Mubarok
TRIBUNCIREBON.COM, PANGANDARAN - Beberapa hari terakhir ini isu soal gempa besar (Megathrust) berpotensi terjadi di pantai selatan Jawa. Potensi gempa dengan kekuatan 8.8 Skala Richter disertai Tsunami dahsyat setinggin 20 meter bakal menerjang pantai selatan.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa gempa berkekuatan besar itu adalah potens, bukan prediksi.
"Mohon dibaca baik-baik beritanya. bedakan antara POTENSI dengan PREDIKSI.
Belum ada yang bisa memprediksi gempa. mari perbanyak pembelajaran tentang mitigasi gempa bumi, serta cari tahu informasi daerah rawan gempa dan tsunami.
Penjelasan resmi mohon ditunggu, jadi tetap tenang," tulis @InfoBMKG.
• Digerebek Polisi, Pelaku Pesta Seks Tukar Pasangan di Vila Prigen Marah-marah, Mengaku Belum Selesai
• Digosipkan Berkencan Dengan Marko Simic, Manohara Blak-blakan Ungkap Hubungannya Dengan Simic
MKG mengatakan bahwa belum ada yang bisa memprediksi kapan gempa terjadi.
Maka dari itu, BMKG mangajak masyarakat untuk memperbanyak pelajaran tentang mitigasi gempa bumi.
Adapun BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mencari tahu informasi daerah rawan gempa dan tsunami.
Masyarakat juga diimbau untuk tetap tenang sambil menunggu penjelasan resmi dari pihak terkait.
Dalam kesempatan lain, Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB, Lilik Kurniawan, mengatakan berdasar hasil kajian risiko bencana, di Indonesia terdapat 5.744 desa berada di daerah rawan tsunami. Sebanyak 584 desa itu di antaranya berada di Selatan Jawa.
"Kalau misalnya hari ini ada tsunami terjadi di Selatan Jawa, kami khawatir korban akan sangat banyak," ujar Lilik.
• Pamit ke Istri Mau Bayar Internet, Presenter TVRI Dibunuh di Perjalanan, Tubuhnya Dibuang ke Selokan
• Anggota TNI yang Disiksa Secara Brutal Kelompok SMB Tampak Sudah Menyerah, tapi Tetap Dipukuli
Ia menyebut keberadaan rambu-rambu itu sangat penting mengingat daerah di Pantai Selatan Jawa adalah daerah pariwisata. Menurut data BNPB, lebih dari 90 persen korban jiwa tsunami Pandeglang, Banten, tahun lalu, adalah wisatawan. Lebih dari 400 jiwa meninggal dan hampir 1.500 orang luka-luka dalam bencana itu.
Di Jawa Barat, terdapat sejumlah kota dan daerah yang berada di bibir pantai Selatan Jawa. Salah satunya adalah Pangandaran. Pangandaran pernah diterjang tsunami pada 2006, yang mengakibatkan puluhan warga meninggal dunia.
Walau pernah diguncang gempa dan diterjang tsunami, Pangandaran tak lantas punya peralatan memadai untuk mendeteksi gempa.
Dengan garis pantai sepanjang 57 km dengan 30 desa di pesisir menurut Koordinator Forum Tagana Kabupaten Pangandaran, Nana “Nay” Suryana, Pangandaran hanya memiliki 2 alat early warning yang berfungsi. Yakni di Pantai Pangandaran dan Pantai Bojong Salawe.
“Itu pun fungsi optimal sirinenya di bawah jarak 3 km. Early warning ini sangat diperlukan untuk mengingatkan warga bila ada gempa yang berpotensi tsunami,” ujar Nana “Nay” Suryana.
Idealnya, menurut Nana, setiap desa pesisir memiliki 1 early warning sehingga peringatan tsunami cepat diketahui masyarakat untuk upaya menyelamatkan diri dan proses evakuasi. “Dari 93 desa di Pangandaran, 30 desa berada di pesisir pantai,” katanya. (andri m dani/kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ribuan Orang di Pantai Selatan Jawa Terancam Tsunami, 500 Desa Disiagakan", https://regional.kompas.com/read/2019/07/17/06421081/ribuan-orang-di-pantai-selatan-jawa-terancam-tsunami-500-desa-disiagakan?page=all.
Editor : Rachmawati