5 Fakta Kebakaran di Dua Desa di Indramayu, Sumber Api Dari Lampu Bohlam Yang Pecah Hingga Kerugian
5 Fakta Kebakaran di Dua Desa di Indramayu, Sumber Api Dari Lampu Bohlam Yang Pecah Hingga Kerugian
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Kebakaran hebat terjadi di dua desa di Indramayu, ini dia 5 fakta terbaru soal kebakaran yang menghanguskan sebanyak 14 perahu milik nelayan tersebut.
Kemarin, Sabtu (22/6/2019) terjadi kebakaran hebat di Desa Eretan Kulon dan Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu.
Kebakaran itu terjadi pada Jumat (21/6/2019) sekitar pukul 23.30 WIB tengah malam.
Dari kejadian tersebut, terdapat 14 unit perahu yang hangus dilalap si jago merah dengan rincian, tiga unit perahu jenis alat tangkap jaring cumi dan sebelas unit perahu jenis alat tangkap jaring arad.
Ini dia 5 fakta terbaru dari terbakarnya 14 unit perahu milik nelayan Desa Eretan Kulon dan Desa Eretan Wetan:
• Ada Hadiah Motor, Ribuan Warga Ikuti Perlombaan yang Digelar Oleh Polres Indramayu
1. Sumber api berasal dari salah satu lampu bohlam yang pecah
Korlap Bidang Pemadam Kebakaran Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Indramayu, Aan Anjasmara mengatakan kebakaran disebabkan oleh percikan listrik dari salah satu bohlam perahu yang pecah.
"Berdasarkan keterangan saksi, api berawal dari adanya salah satu bohlam yang pecah pada salah satu perahu," ujar Aan Anjasmara.
Menurutnya, karena tidak dapat menahan panas, bohlam tersebut pecah dan pecikan arus listrik dari bohlam tersebut langsung menyambar tengki bahan bakar solar yang berada di bawahnya sehingga membuat api muncul dan menghanguskan bagian seluruh badan kapal.
2. Penyebab terbakarnya perahu milik nelayan lainnya disebabkan oleh hembusan angin kencang
Disampaikan Korlap Bidang Pemadam Kebakaran Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Indramayu, Aan Anjasmara, faktor cuaca menjadi penyebab utama perahu-perahu lainnya ikut terbakar pada malam hari itu.
"Hembusan angin waktu itu berhembus kencang sehingga membuat api cepat merambat kepada perahu-perahu lain yang berada di sekitarnya," ujar dia.
Keempat belas korban pemilik perahu yang terbakar, yaitu Saripudin, Mastuti, Abas, Kasda, Sadinah, Nursaid, Kasmito, Rojani, Priendi, Tadi, Ito, Kartana, Rokim, dan Toyo.
• TERUNGKAP! Ini Alasan Go-Jek Kirim Sate Ayam Sebagai Kado Ultah Presiden Jokowi
3. Saat berlangsungnya kebakaran terdengar ledakan berkali-kali dan sungai menjadi lautan api
Menurut pengakuan salah seorang saksi mata, Kasmin (70) mengaku, saat malam kejadian api berkobar sangat besar dan menimbulkan bunyi ledakan yang sangat keras.
Diduga ledakan tersebut berasal dari mesin-mesin perahu yang ikut terbakar lalu kemudian meledak.
"Bunyinya seperti ban truk yang becah, beberapa kali ledakan itu terjadi," ucap dia.
Menurutnya, percikan api itu membumbung tinggi ke udara hingga mencapai ketinggian sekitar 50 meter.
Sangking besarnya api, bahkan permukaan sungai pun berubah menjadi lautan api.
"Ada bahan bakar solar tumpah ke sungai ada juga gas LPG katanya dari perahu yang besar makanya api besar sekali, malah sungai juga ikut kebakar," kata dia.
4. Petugas kebakaran Kabupaten Indramayu tidak menemukan satu pun Apar dalam bangkai kapal
Korlap Bidang Pemadam Kebakaran Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Indramayu, Aan Anjasmara mengklaim tidak menemukan adanya satu pun alat pemadam api ringan (Apar) pada bangkai perahu.
• 30 Pasangan Suami Istri Karyawan PT KAI Terancam Jadi Duda dan Janda Akibat Aturan Kerja Ini
"Seharusnya untuk armada kapal yang berukuran sebesar itu harusnya dilengkapi dengan apar," ujar Aan Anjasmara seusai pemadaman api.
Padahal, di dalam sebuah perahu terdapat bahan bakar jenis solar yang digunakan sebagai bahan bakar mesin perahu dan juga sebagai bahan bakar untuk mengaliri listrik.
Sehingga standarisasi keselamatan penting untuk diperhatian oleh para nelayan.
5. Kerugian ditaksir mencapai ratusan juta lebih
Adapun kerugian yang dialami, disebutkan seorang korban pemilik perahu yang terbakar, Rojani, kerugian yang dialaminya ditaksir mencapai Rp 140 juta lebih.
"Perahu saya ukuran 7x3 meter. Perahu saja harganya Rp 60 juta, sedangkan mesin ada dua, satunya harga Rp 40 juta," ujar Rojani.
Lanjut dia, nominal tersebut belum termasuk semua peralatan yang berada di dalam kapal, seperti jaring dan lain sebagainya.
• Dua Warga Tewas Akibat Keracunan Pindang Ikan di Cianjur, Tim Investigasi Ungkap Kronologisnya
Ketika disinggung apakah perahu miliknya dilengkapi dengan asuransi. Disampaikan Rojani tidak memiliki.