PPDB SMA
Kadisdik Jabar Imbau Pendaftar PPDB Tak Usah Datang Terlalu Pagi, Ini Alasannya
Kadisdik Jabar Imbau Pendaftar PPDB Tak Usah Datang Terlalu Pagi, Ini Alasannya
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilda Rubiah
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dewi Sartika, mengimbau masyarakat atau pendaftar PPDB tidak perlu datang lebih awal saat mendaftar.
Dewi Sartika menuturkan keresahan masyarakat terkait pendaftaran PPDB harus datang lebih awal keliru.
"Kami menghimbau kepada orang tua siswa, jika nilai sama maka yang dilihat adalah siapa yang lebih dulu," ujar Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dewi Sartika, kepada Tribun Jabar saat ditemui di SMAN 2 Bandung, Kamis (13/6/2019).
Dewi Sartika menjelaskan persoalan kehadiran lebih awal tidak menjadi tolok ukur penilaian secara spesifik.
Namun justru yang terpenting dalam PPDB, imbuh Kadisdik, adalah orang tua calon peserta didik baru harus memahami mengenai sistem zonasi.
• Mau Mulai Beraktivitas di Wilayah Kabupaten Indramayu? Cek Dulu Perkiraan Cuacanya di Sini
Seleksi pada sistem zonasi adalah dinilai dari jarak terdekat dari domisili ke satuan pendidikan.
Dewi Sartika menjelaskan, selain itu orang tua calon peserta didik baru juga harus lebih memahami jalur seleksi yang tepat pada PPDB sesuai kebutuhan siswa.
"Orang tua siswa harus paham nilai anak dengan passing grade sekolah. Kalau anak nilainya bagus maka boleh memilih formulasi kombinasi atau jalur prestasi sekalipun," jelasnya.
Demikian, soal siapa yang paling awal mendaftar, kata Dewi Sartika, ia menganjurkan agar orang tua siswa mendaftar sesuai jadwal yang telah ditentukan
Setiap hari selama pendaftaran PPDB dibuka mulai pukul 8.00 WIB pagi hingga pukul 14.00 WIB siang.
Bagaimana pun PPDB menurut Kadisdik, adalah suatu cara atau sistem untuk mengantisipasi dan memberikan pelayanan sebaik mungkin untuk masyarakat.
• Anda Ingin Perpanjang Masa Berlaku SIM? Cek Lokasi Mobil SIM Keliling Polres Indramayu di Sini
"Memang tidak dapat memuaskan semua pihak," ungkapnya.
Pihaknya menyadari jika pelayanan tersebut tidak dapat memuaskan semua pihak, namun pemerintah hakikatnya senantiasa berupaya memberikan dedikasi pelayanan untuk masyarakat.
Lanjut Dewi memaparkan, dari 774.000 lulusan SMP yang diterima di negeri kurang lebih hanya 34 persen hingga 39 persen.