Sunjaya Blak-blakan, Uang Rp 1,5 M Mengalir untuk Ketua DPRD Cirebon, Buat Saweran Hajat Rp 2,64 M

Penghasilan Sunjaya sendiri sebagai Bupati Cirebon hanya Rp 6,5 juta di luar tunjangan dan honor lainnya yang berjumlah sekitar Rp 200 juta per bula

Editor: Machmud Mubarok
TRIBUN JABAR/MEGA NUGRAHA
Bupati Cirebon nonaktif, Sunjaya Purwadisastra, membacakan pleidoi dalam sidang lanjutan kasus gratifikasi jual beli jabatan di Pengadilan Tipikor PN Bandung, Rabu (8/5/2019). 

"Undangan hajatan itu hampir setiap hari. Di Cirebon ada tradisi saweran, amplop hajatannya sih Rp 750 ribu, tapi untuk sawernya Rp 2 juta sekali undangan. Kalau sekali

undangan hajatan saja sudah Rp 2,75 juta. Sudah saya hitung, rata-rata ada 20 kali undangan dalam 12 bulan Rp 660 juta, selama 4 tahun saya menjabat Rp 2,64 miliar," kata

dia.

Semua pengeluaran uang itu‎ kata Sunjaya, tidak dibiayai APBD. Penghasilan Sunjaya sendiri sebagai Bupati Cirebon hanya Rp 6,5 juta di luar tunjangan dan honor lainnya yang

berjumlah sekitar Rp 200 juta per bulan.

"Yang mulia, saya berkata jujur, penghasilan seorang bupati tidak sebanding dengan tanggung jawab yang harus diembannnya sehingga mau tidak mau dengan terpaksa, mau

menerima ucapan terima kasih meskipun itu tidak dibenarka," ujarnya.

Kata dia, idealnya kebutuhan operasional harian kepala daerah di‎anggarkan di APBD. Seperti uang kordinasi untuk Forkopimda, permintaan sumbangan dari LSM dan ormas,

undangan hajatan, menangani konflik antar kampung hingga permintaan dari oknum wartawan.

"Bupati dianggap masyarakat punya uang banyak sehingga segala urusan pemasyarakatan dari urusan A sampai Z dibebankan pada bupati. Semuanya membutuhkan dana

sedangkan kebutuhan itu tidak dianggarkan di APBD," ujar dia. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved