Kisah Idad Rusyadi, Rela Bantu Angkut Air untuk Lansia dan Warga yang Kesulitan Dapat Air Bersih
Kisah Idad Rusyadi, Rela Bantu Angkut Air untuk Lansia dan Warga yang Kesulitan Dapat Air Bersih.
Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Memasuki musim kemarau, warga di wilayah Kabupaten Bandung, mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, salah satunya dirasakan oleh warga dari Kampung Cibeuneur, Desa Nagreg, Kecamatan Nagreg.
Terdampak bencana kekeringan sejak sebulan terakhir ini, sebagian besar sumur milik warga di kampung tersebut surut dan air yang berada di sumur itu keruh dan terkadang mengeluarkan bau tidak sedap.
Satu-satunya sumur di Kampung Cibeuneur yang masih memiliki air dalam kondisi baik, yakni berada di kawasan rukun warga (RW) 2, sumur bor tersebut dibangun oleh salah satu pihak partai politik pada masa pemilu 2014 dan saat ini dikelola oleh warga.
Namun, untuk menuju sumur bor tersebut, banyak warga yang tidak dapat menjangkaunya, karena alasan jarak dan sulitnya menuju lokasi sumur bor, lantaran jalan menanjak serta berdebu.
• Permintaan Membeludak, Pembuatan KK di Disdukcapil Majalengka Capai 400 KK Per Hari
Tetapi, hal tersebut dimanfaatkan oleh Idad Rusyadi (59), warga Kampung Cibeuner RT 5/2, untuk membantu warga yang kesulitan mendapatkan air bersih, terutama bagi warga lanjut usia (lansia).
Idad yang sehari-hari bekerja sebagai buruh angkut batu bata ini, menyumbangkan tenaganya sebagai pengangkut air dari lokasi sumur bor ke rumah-rumah warga yang membutuhkan.
Ia mengatakan, di Kampung Cibeuneur ada belasan warga lansia yang setiap harinya kesulitan mendapatkan air bersih, namun tidak lagi memiliki tenaga untuk menimba hingga mengangkut air.
"Awalnya di situ, saya kasihan. Kenapa tidak saya bantu mereka," kata Idad di Kampung Cibeuneur, Jumat (28/6/2019).
Menggunakan dua ember besar yang dikaitkan alat pikulan, mulai dari matahari terbit hingga pukul 11.00 WIB, diusianya tak muda lagi itu, ia tampak tidak mengalami kesulitan mengangkut air.
• Banyak yang Belum Tahu, Nih Manfaat Menempelkan Bawang Merah di Telapak Kaki saat Tidur
Setiap harinya, kata Idad, setidaknya lima kepala keluarga di kampung tersebut membutuhkan jasanya untuk mengangkut air dan setiap jasanya itu ia sama sekali tidak pernah meminta ongkos.
"Saya ikhlas, buat bantu warga. Karena angkut batu-bata tidak setiap hari dilakukan," katanya.
Meskipun tidak pernah meminta ongkos untuk setiap jasa angkut air, Idad mengaku, beberapa warga yang sering meminta bantuannya kerap kali memberikan imbalan, baik berupa uang, rokok, atau makanan.
Idad mengatakan, semua imbalan yang ia dapatkan dari warga, selalu ia bawa kerumahnya dan diberikan kepada istri serta anak-anaknya untuk dinikmati bersama.
"Yang penting halal, saya percaya rezeki dari Allah itu masih banyak," katanya.