Khutbah Jumat

Materi Khutbah Jumat Singkat dan Terbaru: Beratnya Sakaratul Maut Tak Bisa Tergambarkan

hari Jumat tanggal 17 Oktober 2025, kita selaku laki-laki beragama muslim akan melaksanakan ibadah Salat Jumat.

Istimewa
Syahrul Faidzin saat berbicara di depan jemaah. 

Selengkapnya dapat diperhatikan dalam kitab Al-Qishashul Ghaib fi Shahihil Hadits an-Nabawi, karya Dr. Sulaiman al-Asyqar, terbitan Darun-Nafa’is, 2007, cet. pertama, halaman 224.    

Namun, seringan-ringannya sakaratul maut bagi seorang mukmin tetap terasa cukup berat. Hal itu tampak dari cucuran keringat di keningnya. Demikian seperti yang diungkapan dalam riwayat At-Tirmidzi dari Buraidah. Rasulullah saw. menyatakan:     

 الْمُؤْمِنُ يَمُوتُ بِعَرَقِ الْجَبِينِ    

Artinya, “Orang mukmin itu meninggal dengan keringat di keningnya.”     

Keringat tersebut merupakan ungkapan dari beratnya kematian. Ada pula yang mengatakan sebagai tanda baik kematiannya. Sementara Ibnu Malik mengatakan, “Bagi seorang mukmin pun, kematian itu tetap terasa berat, sehingga ia berkeringat di keningnya demi membersihkan dosa-dosanya atau menambah ketinggian derajatnya.”   

Hal ini ditegaskan dalam hadits yang lain, riwayat ‘Alqamah, dimana Rasulullah saw. bersabda:   

 إِنَّ نَفْسَ الْمُؤْمِنِ تَخْرُجُ رَشْحًا، وَلَا أُحِبُّ مَوْتًا كَمَوْتِ الْحِمَارِ. قِيلَ: وَمَا ‌مَوْتُ ‌الْحِمَارِ؟ قَالَ: مَوْتُ الْفَجْأَةِ   

Artinya, “Sesungguhnya nyawa seorang mukmin keluar sambil berkeringat. Dan aku tidak menyukai kematian seperti kematian keledai.”  

Saat ditanyakan, seperti apa kematian keledai? Beliau menjawab, “Yaitu kematian yang mengagetkan,” (HR. At-Tirmidzi).    

Hadirin jamaah shalat yang dirahmati Allah,   

Maka selayaknya setiap mukmin mempersiapkan kematian dan sakaratul maut, di samping mempersiapkan kehidupan abadi pasca kematian. Sebab, tidak ada yang mampu menunda dan memajukan kematian walau hanya sesaat.    

Haruskah persiapan itu menunggu nyawa sampai di kerongkongan? Adakah yang mampu menyembuhkan setelah nafas terakhir sudah berada di kerongkongan? 

 كَلَّآ إِذَا بَلَغَتِ ٱلتَّرَاقِيَ، وَقِيلَ مَنۡۜ رَاقٖ   

Artinya, “Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan, dan dikatakan (kepadanya), “Siapakah yang dapat menyembuhkan?” (QS. Al-Qiyamah [75]: 26-27).    

Demikianlah gambaran beratnya kematian dan sakaratul maut. Dan itu akan dialami oleh setiap yang bernyawa. Semoga saja kita diwarisi kematian husnul khatimah dan diberi keringanan dalam menghadapi sakaratul maut. Amin ya rabbal alamin.    

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved