Khutbah Jumat
Materi Khutbah Jumat Pekan Ini Singkat Berjudul Berwakaf Sejak Dini
Naskah Khutbah Jumat 26 September 2025 dengan judul Cara Perkuat Cinta kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Penulis: Sartika Harun | Editor: Sartika Rizki Fadilah
TRIBUNCIREBON.COM - Berikut ini terdapat Naskah Khutbah Jumat 26 September 2025 dengan judul Cara Perkuat Cinta kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Tribuners, salah satu rukun pada hari Jumat adalah penyamapaian Khutbah oleh sang khatib.
Islam menganjurkan supaya khutbah tidak disampaikan terlalu panjang agar jemaah tidak bosan.
Sekadar informasi, ajuran untuk menyampaikan khutbah secara singkat terdapat di dalam sebuah hadits riwayat Muslim dan Ahmad berikut ini.
عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ طُولَ صَلاَةِ الرَّجُلِ وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ فَأَطِيلُوا الصَّلاَةَ وَاقْصُرُوا الْخُطْبَةَ وَإِنَّ مِنْ الْبَيَانِ سِحْرًا (رواه مسلم وأحمد)
Artinya: "Dari Ammar Ibn Yasir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Sesunggunguhnya panjangnya sholat dan pendeknya khutbah seorang khatib adalah tanda kepahaman seseorang tentang agama. Oleh karena itu panjangkanlah sholat dan persingkatlah khutbah; sesungguhnya dalam penjelasan singkat ada daya tarik." (HR Muslim dan Ahmad)
Adapun terdapat berbagai jenis topik khutbah Jumat, namun kali ini Tribuncirebon.com ingin mengulas satu tema berjudul Berwakaf Sejak Dini.
Baca juga: Ceramah Khutbah Jumat 23 September 2025 Berjudul Dzikir dan Fakir
Khutbah Pertama
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الْمَلِكِ الْعَظِيمِ الَّذِي يَحْكُمُ بِالْحَقِّ وَيَقْضِي بِالْعَدْلِ وَيَهْدِى النَّاسِ إِلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيمِ , أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ إِلَى يَوْمِ الدِّينَ. أَمَّا بَعْدُ فَيَاعِبَادَ اللَّهَ أَوْصِيكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الكَرِيمِ. أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Arab latin: Alhamdulillahi rabbil 'aalamiin almalikil 'adhiimil ladzii wahkumu bilhaqqi wa yaqdhii bil'adli wayahdin-naasi ilashirathal mustaqiim
Asyhadu ala ilaaha illallah wahdahulaa syarikalah, wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluhu, allahumma shalli wa sallim wa baarik 'ala nabiyyinaa muhammadin wa 'ala alihi wa ashaabihi wa man tabi'ahum ila yaumiddiin
Amma ba'du fayaa'ibaadallahu uushiikum wa iyyaaya bi taqwaallahi wa thaa'atihi la'allakum tuflihuun. Qaalallahu ta'alaa filquranil kariim. A'uudzubillahi minasyaithanirrajiim: yaa ayyuhalladziina amanu-taqullaha haqqa tuqaatihi walaa tamuutunna illa wa antum muslimuun.
Artinya: "Segala puji bagi Allah, Penguasa Alam Semesta, Raja Agung, yang memerintah dengan kebenaran, mengambil keputusan dengan adil, dan membimbing manusia ke jalan yang lurus."
"Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Tuhan saja, dan saya Bersaksilah bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Ya Allah, berkahilah dan limpahkanlah shalawat dan shalawat kepada Nabi kami Muhammad SAW dan kepada keluarga serta sahabat-sahabatnya serta orang-orang yang bertaubat, atas mereka sampai hari kiamat."
Adapun yang berikut ini:
"Wahai hamba-hamba Allah, aku berpesan kepadamu dan aku untuk bertakwa dan mentaati-Nya, agar kamu berhasil. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an. Aku berlindung kepada Allah dari setan Yang Maha Penyayang: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebagaimana yang patut ditakuti, dan janganlah kamu mati kecuali sebagai orang Islam."
Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah,
Marilah kita panjatkan doa dan syukur kepada Allah SWT. Atas kemurahan-Nyalah pintu-pintu hati yang sebelumnya tertutup untuk berderma kini terbuka lebar. Atas nama Tuhan Yang Maha Agung dan Bijaksana, kita memohon agar hati-hati yang masih tertutup untuk menunaikan dermanya bagi sesama dapat segera terbuka. Aamiin.
Ada pepatah tua yang mengatakan, "Belajar di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu, sedangkan belajar di waktu dewasa bagaikan mengukir di atas air." Pepatah lainnya menyebutkan, jika kita ingin pohon tumbuh lurus, maka luruskanlah sejak kecil. Pohon yang bengkok bila diluruskan sejak kecil, maka ia akan tumbuh lurus. Tetapi jika sudah besar, maka bengkoknya tidak bisa lagi diluruskan.
Pepatah tersebut memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya pendidikan sejak dini. Pendidikan yang diberikan sejak anak kecil akan menjadi bekal berharga hingga dewasa. Anak adalah titipan Allah yang harus dijaga dengan baik. Sebagaimana titipan, tentu kita harus mempertanggungjawabkannya di hadapan Sang Pemilik. Salah satu cara mempertanggungjawabkan titipan itu adalah dengan memberikan pendidikan sejak dini.
Ingatlah, anak juga merupakan cobaan bagi orang tua. Barang siapa yang mampu mendidik anaknya dengan baik, maka ia telah selamat dari cobaan tersebut. Allah berfirman:
"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan bagimu, dan di sisi Allah-lah pahala yang besar." (QS. At-Taghabun [64]: 15).
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Anak yang baru lahir ibarat kaset kosong. Orang tua bertugas mengisinya dengan hal-hal baik agar kelak menjadi bekal hidup ketika dewasa. Seiring perkembangan zaman, tantangan hidup semakin berat. Karena itu, orang tua wajib memberi pendidikan yang cukup untuk masa depan anak.
Orang tua hendaknya sadar betapa besar tanggung jawab mereka di hadapan Allah 'azza wa jalla terhadap pendidikan anak-anaknya. Allah mengingatkan dalam firman-Nya:
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu." (QS. At-Tahrim [66]: 6).
Contoh teladan juga telah ditunjukkan oleh Luqman dalam mendidik anaknya. Hal ini terekam dalam Al-Qur'an surat Luqman:
"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, 'Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.' Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, namun tetap pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Luqman berkata):
'Hai anakku, sesungguhnya jika ada suatu perbuatan seberat biji sawi, berada dalam batu, di langit, atau di bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya. Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.'" (QS. Luqman [31]: 13-16).
Figur Luqman adalah teladan orang tua yang bertanggung jawab. Ia menekankan pendidikan sebagai bekal paling berharga bagi anak keturunan.
Salah satu bekal yang penting ditanamkan sejak dini adalah sikap berderma. Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendirian, ia membutuhkan orang lain. Karena itu, anak perlu diajarkan nilai solidaritas dan kepedulian. Sikap dermawan akan mengantarkannya pada kehidupan yang bahagia.
Kedermawanan dalam Islam memiliki banyak wajah, seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf. Semua ini merupakan ajaran mulia yang mengandung nilai sosial tinggi.
Hadirin yang mulia,
Wakaf adalah salah satu ajaran kedermawanan yang sebaiknya dikenalkan sejak dini. Sejak anak masih kecil bahkan dalam gendongan, mulailah ditanamkan nilai kepedulian dan kebiasaan berbagi.
Beberapa cara untuk menanamkan sikap dermawan pada anak, antara lain:
Perkenalkan arti kesetiakawanan sosial. Anak harus tahu bahwa ia membutuhkan teman dalam hidupnya. Kenalkan anak dengan teman-temannya tanpa memandang status sosial agar tumbuh kesadaran akan pentingnya kebersamaan.
Ajarkan berbagi. Biasakan anak untuk membagi makanan atau jajannya dengan teman-temannya. Hal ini menumbuhkan kebiasaan berbagi sejak kecil. Tanpa latihan dan pembiasaan, sulit bagi anak untuk memiliki sifat dermawan saat dewasa.
Ajarkan menghargai pemberian. Biasakan anak mengucapkan terima kasih atas pemberian orang lain, sekecil apa pun itu. Banyak anak yang sulit mengucapkan terima kasih, padahal ini adalah kebiasaan baik yang harus ditanamkan sejak dini.
Ketiga hal ini menjadi dasar penting bagi tumbuhnya sikap dermawan. Anak yang sudah terbiasa dengan nilai kesetiakawanan sosial akan lebih mudah menolong orang lain. Saat diperintahkan berwakaf, ia akan melihatnya bukan sebagai beban, melainkan sebagai kesempatan untuk berbagi.
Wakaf dipandangnya sebagai kepedulian sosial sekaligus perintah agama. Kesadaran ini akan menghapus sifat rakus dan menumbuhkan rasa ringan tangan untuk memberi.
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Setiap orang tua tentu mendambakan anak yang tumbuh dengan rasa solidaritas tinggi, dermawan, dan peduli pada sesama. Kita semua ingin anak-anak menjadi figur yang mendermakan diri dan hartanya demi kemajuan umat, agama, dan bangsa.
Sebaliknya, kita tidak menginginkan anak-anak menjadi pribadi angkuh, sombong, dan kikir. Jika anak-anak tumbuh dengan sifat individualis, enggan berbagi, dan lalai menunaikan perintah agama, maka ini pertanda kehancuran umat dan bangsa. Individualisme adalah penghalang solidaritas, padahal soliditas umat adalah syarat utama untuk membangun tatanan sosial keagamaan yang adil, damai, dan sejahtera.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Baca berita Tribuncirebon.com lainnya di GoogleNews
naskah khutbah Jumat
Khutbah Jumat Singkat
materi khutbah Jumat
teks khutbah Jumat
khutbah Jumat
Shalat Jumat
Ceramah Khutbah Jumat 23 September 2025 Berjudul Dzikir dan Fakir |
![]() |
---|
Materi Khutbah Jumat Pekan Ini: Cara Perkuat Cinta kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW |
![]() |
---|
Materi Khutbah Jumat Menyentuh Hati: Musibah Kebencaan Bukan dari Allah SWT |
![]() |
---|
Ceramah Khutbah Jumat 26 September 2025: Meningkatkan Kepeduliaan Sesama Muslim |
![]() |
---|
NASKAH Khutbah Jumat Besok: Amalan-amalan Sunnah untuk Menyempurnakan Ibadah Jumat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.