Kebakaran di Sukahaji Bandung, 18 Kios Penjual Kayu Ludes Dilalap Api

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Di tengah rintik hujan, Endin (42) seorang penjual kayu duduk termenung di dalam kiosnya yang kini sudah ludes terbakar di Jalan Terusan Pasirkoja, Kelurahan Sukahaji, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Rabu (12/11/2025) siang.

Kios kayu milik Endin ludes terbakar bersama 17 kios lain pada Selasa (11/11/2025) malam.

Kini, kondisinya sudah porak poranda hingga rata rata dengan tanah dan tak lagi sebatang kayu yang bisa diselamatkan.

Di sekitar lokasi kebakaran, kini hanya terisa abu dan puing bangunan yang sudah tampak menghitam.

Para pemilik kios, termasuk Endin hanya bisa pasrah melihat kenyataan pahit ini, apalagi dia sudah tak memiliki modal untuk memulai usahanya kembali.

Endin masih ingat betul, kobaran api yang cukup besar meluluhlantakan kiosnya.

Namun, dia tak bisa berbuat banyak dan hanya bisa menyaksikan petugas pemadam kebakaran berjibaku memadamkan api dan asap hitam pekat yang membumbung tinggi.

"Saya tahunya api sudah di atas, posisi lagi di rumah ditelepon sama anak-anak. Kejadiannya jam 7 malam, total kios terbakar ada 18 termasuk punya saya," ujar Endin saat ditemui di lokasi kejadian,  Rabu (12/11/2025).

Kini, Endin pun hanya bisa meratapi nasibnya karena semua kayu yang terbakar tersebut sudah di pesan oleh pelanggannya.

Sehingga, dia pun harus mencari kayu yang baru di saat kondisi sudah tidak memiliki modal.

"Kerugian saya Rp 5 juta, kalau orang lain ada yang besar sampai ratusan. Itu kayu pesenan, jadi saya minta toleransi, sekarang bingung (usaha lagi), menunggu ada rezeki," katanya.

Dengan kondisi itu, Endin pun semakin bingung karena kayu yang sudah dipesan akan segera digunakan oleh pelanggannya untuk membuat pintu dan meubel.

Namun, dalam waktu dekat ini dia memastikan tidak akan bisa memenuhi permintaan.

"Kalau bahan gampang tapi modalnya susah, enggak ada. Ke depannya juga belum tahu, bingung. Harapannya ya ada bantuan, namanya juga musibah, bukan saya mengemis karena saya enggak ada modal," ucap Endin.