DPRD Kabupaten Cirebon

Job Fair 2025 Cirebon Dibuka, DPRD Ingatkan Jangan Sekadar Seremoni, Harus Ada Serapan Nyata

R Hasan Basori mengingatkan mengenai job fair yang digelar Pemkab Cirebon.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: taufik ismail
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, R Hasan Basori. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Pemerintah Kabupaten Cirebon kembali menggelar Job Fair 2025 di Balai Latihan Kerja (BLK) Plumbon.

Acara ini diharapkan menjadi solusi untuk menekan angka pengangguran yang hingga kini masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi daerah.

Namun, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, R Hasan Basori, mengingatkan agar kegiatan bursa kerja tidak hanya menjadi acara seremonial tahunan tanpa hasil nyata bagi masyarakat pencari kerja.

"Saya mengapresiasi adanya Job Fair ini, tapi tentu perlu evaluasi sejauh mana serapan tenaga kerja setelah pelaksanaannya."

“Jangan sampai acara besar seperti ini hanya berhenti di seremoni, tapi tak berdampak nyata bagi ribuan penganggur di Cirebon,” ujar Hasan Basori saat menghadiri pembukaan Job Fair 2025, Selasa (11/11/2025).

Hasan menyebutkan, berdasarkan data yang dimilikinya, jumlah lulusan SMA dan SMK di Kabupaten Cirebon mencapai 41 ribu orang, sedangkan tenaga kerja yang terserap setiap tahun hanya sekitar 25 ribu orang.

“Artinya ada gap cukup besar. Belum lagi sekitar 30 ribu lulusan SMA yang tidak melanjutkan kuliah."

"Kalau dihitung total, kita punya sekitar 84 ribu pengangguran terbuka,” ucapnya.

Ia juga menyoroti tantangan baru di era digitalisasi, di mana sistem Job Fair kini mulai dilakukan secara hibrid (offline dan online).

Menurutnya, kesiapan pencari kerja menghadapi sistem baru ini perlu menjadi perhatian.

"Tantangannya tidak mudah. Apakah anak-anak kita sudah siap dengan sistem online?"

"Bagaimana akses dan informasinya? Ini harus jadi bahan evaluasi bersama,” kata dia.

Untuk menekan angka pengangguran, Hasan menilai ada dua langkah strategis yang harus dijalankan.

Pertama, memastikan investasi tumbuh dengan baik agar lapangan kerja terus terbuka.

Kedua, memperkuat keahlian tenaga kerja agar sesuai kebutuhan industri.

“Banyak pencari kerja tidak diterima bukan karena umur, tapi karena skill-nya belum sesuai."

"Jadi kata kuncinya adalah skill, bukan umur,” katanya.

Ia juga memberikan apresiasi kepada perusahaan yang mau memberikan pelatihan bagi tenaga kerja baru.

"Skill anak SMA dan SMK itu sebenarnya sudah cukup secara dasar, tapi mereka butuh pelatihan tambahan."

"Perusahaan yang mau melatih mereka perlu kita dukung,” ujarnya.

Menurutnya, pemerintah daerah juga harus aktif membuka peluang kerja lintas wilayah, bahkan hingga ke luar negeri.

“Kita harus punya jaringan kerja yang luas, tidak hanya di Cirebon."

"Dan kegiatan BLK juga harus terus didukung untuk meningkatkan skill pencari kerja,” ucap Hasan.

Sebelumnya, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten Cirebon kini berada di angka 6,74 persen, turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 7,64 persen.

Meski menurun, angka itu masih menjadi PR besar bagi pemerintah daerah.

Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Cirebon, Novi Hendrianto mengatakan, tren penurunan tersebut menunjukkan sinyal positif, namun tantangan belum selesai.

“Tahun 2024 jumlah pencari kerja sekitar 30–34 ribu orang."

"Tahun 2025 datanya menurun dan TPT ikut turun dari 7,64 persen ke 6,74 persen,” kata Novi.

Namun, data BPS per Agustus 2025 mencatat sempat terjadi kenaikan tipis menjadi 6,77 persen, sehingga pemerintah daerah perlu bekerja lebih keras untuk menekan angka itu menjelang rilis berikutnya.

Tahun ini, Job Fair Cirebon dirancang berbeda. Disnaker ingin menepis anggapan bahwa bursa kerja hanya formalitas tahunan.

“Kami sudah koordinasi dengan perusahaan, memastikan lowongan, jadwal seleksi dan pengumuman hasilnya benar-benar nyata,” kata Novi.

Selain itu, sistem Job Fair kini beralih ke pendaftaran digital untuk mengurangi beban biaya pencari kerja.

“Sekarang tidak perlu lagi bawa map coklat atau berkas fisik dari awal."

"Semua lewat soft file, SKCK dan surat sehat diserahkan nanti setelah dinyatakan lulus,” ujar Novi.

Langkah ini, lanjutnya, diharapkan bisa menjadi pintu nyata menuju berkurangnya angka pengangguran di Cirebon, bukan sekadar acara seremonial yang berulang tiap tahun.

Baca juga: Job Fair di Cirebon Diserbu Ribuan Pencari Kerja, Tapi Ada yang Pulang Dengan Kecewa

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved