Mega Proyek Giant Sea Wall

Direncanakan sejak Era Soeharto, Tanggul Laut Raksasa Dibangun di Cirebon, Butuh Rp1.280 Triliun

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TANGGUL 2 METER - Tanggul Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, untuk mencegah abrasi dan intrusi air laut ke daratan Jakarta. Tanggul tersebut dibangun setinggi 2 meter.

TRIBUNCIREBON.COM- Membentang Sepanjang 500 Kilometer, Mega Proyek Giant Sea Wall akan Melewati Cirebon.

Presiden Prabowo Subianto telah menyatakan komitmennya untuk segera memulai pembangunan mega proyek Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall (GSW).

Namun di balik cita-cita besar itu, proyek ini menemui tantangan dari sisi anggaran.

Lantas siapa pencetus Giant Sea Wall yang Butuh Dana Rp 1.280 Triliun?

Baca juga: Mengintip Mega Proyek Giant Sea Wall Senilai Rp1.300 Triliun yang akan Melewati Cirebon

Secara historis, wacana proyek tanggul laut raksasa telah digaungkan Gubernur DKI Jakarta (2007-2012) Fauzi Bowo atau akrab disapa Foke.

Dilansir TribunCirebon dari Tempo, Makalah Kebijakan Selamatkan Teluk Jakarta oleh Koalisi Pakar Interdisiplin (2017), setelah banjir rob parah pada 2007, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merancang sistem tata kelola banjir pesisir yang akan dilaksanakan pada 2009-2012. 

Pemprov DKI Jakarta melibatkan pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Tak hanya itu, konsorsium Partners voor Water dari pihak Pemerintah Belanda juga turut serta. 

Baca juga: Cirebon Dibangun Mega Proyek Giant Sea Wall, Ada Masalah Anggaran di Balik Tanggul Laut Raksasa?

Rancangan sistem pertahanan laut itu kemudian dikenal dengan nama Jakarta Coastal Defense System (JCDS) atau Strategi Pertahanan Pesisir Jakarta (SPPJ). Dalam rencana induk (masterplan), program unggulan dari JCDS adalah pembangunan tanggul laut raksasa yang dikenal sebagai Jakarta Giant Sea Wall. 

Selain itu, mengutip Jurnal Transformasi Sosial (2017), program JCDS pun telah diadopsi dalam Peraturan Daerah (Perda) DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2030.

Di sisi lain, pemerintah pusat melalui Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian juga menyusun sistem tata kelola banjir pesisir melalui National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau Pengembangan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (PTPIN). 

NCICD ingin mengembangkan proyek tanggul laut raksasa JCDS menjadi lebih megah, berbentuk menyerupai burung garuda, yang dinamai sebagai Garuda Megah. Baik JCDS maupun NCICD, keduanya memerlukan dana fantastis. 

JCDS membutuhkan anggaran sebesar US$ 3,63 miliar untuk tahap pertama, US$ 10,12 miliar untuk tahap kedua, dan US$ 12,11 miliar pada tahap ketiga. Sementara itu, estimasi biaya untuk program NCICD tahap A dan B sekitar US$ 40 miliar. 

Baca juga: Membentang Sepanjang 500 Km, Mega Proyek Giant Sea Wall Senilai Rp1.300 Triliun Melewati Cirebon

Prabowo Sebut Direncanakan sejak Era Soeharto
 
Sementara itu, Prabowo mengatakan rencana pembangunan tanggul laut raksasa sudah masuk dalam perencanaan Kementerian PPN/Bappenas pada 1995 di era Presiden kedua RI Soeharto. Oleh karena itu, dia ingin implementasi giant sea wall tidak lagi ditunda-tunda. 

“Bayangkan sejak tahun 1995, 30 tahun lalu, kalau tidak salah ya. Tapi, kita tidak berkecil hati. Sekarang tidak ada lagi penundaan, sudah enggak perlu lagi banyak bicara, kita kerjakan itu segera,” ucap Prabowo saat memberikan sambutan dalam acara ICI 2025 di Jakarta, Kamis, 12 Juni 2025. 

Senada dengan Prabowo, Utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi Hashim Sujono Djojohadikusumo sebelumnya menuturkan bahwa tanggul laut raksasa mulai dirancang sejak 1994, karena Pemerintah Orde Baru sudah melihat ancaman berupa kenaikan permukaan air laut. Namun, menurut dia, proyek giant sea wall belum tereksekusi hingga kini. 

“It’s never too late (tidak pernah terlambat) bagi kita untuk bertekad melindungi jutaan hektare lahan sawah yang paling produktif dan paling subur. Itu terletak di pantai utara Pulau Jawa,” ujar Hashim dalam acara bertajuk ESG Sustainable Forum 2023, Jumat, 31 Januari 2025, seperti dikutip dari Antara. 

Baca juga: Apa Itu Mega Proyek Giant Sea Wall? Butuh Biaya 80 Miliar Dolar AS, Proyek Sepanjang ±500 Kilometer

 Sementara itu, Untuk menggarap membangun tanggul raksasa dari Banten hingga Jawa Timur, diperkirakan butuh dana hingga US$ 80 miliar atau sekitar Rp 1.300 triliun (kurs Rp 16.250). Meski demikian, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo memastikan bahwa pemerintah serius dengan komitmen itu.

"Insyaallah itu akan terlaksana. Tapi mohon juga bersabar karena kami anggarannya dari waktu ke waktu juga sangat terbatas dan ada prioritas sana-sini, tapi bukan berarti kami diam, tidak. Insyaallah kami akan tetap berjuang bersama-sama menyelesaikan segala permasalahan rob," kata Dody, dalam keterangan tertulis, Senin (16/6/2025).

Baca juga: Apa Itu Mega Proyek Giant Sea Wall? Butuh Biaya 80 Miliar Dolar AS, Proyek Sepanjang ±500 Kilometer

Dody menilai, proyek Giant Sea Wall menjadi infrastruktur paling vital untuk melindungi kawasan pantai utara (Pantura) Pulau Jawa dari ancaman banjir rob dan perubahan iklim ekstrem.

Menurutnya, perhatian Presiden Prabowo terhadap penanganan rob Pantura Jawa terbukti cukup besar. Bahkan, sudah dicanangkan dalam visi dan misi Presiden Prabowo sebelum terpilih menjadi presiden periode 2024-2029.

"Kita tahu bahwa rob ini sudah lama karena memang kondisi dunia sedang begini, suhu dunia sedang naik, perubahan iklim, dan penurunan tanah sehingga terjadi rob," ujar dia.

Baca juga: Mega Proyek Giant Sea Wall dari Banten ke Jawa Timur, Akan Dikendalikan Satgas Tanggul Laut Raksasa

"Oleh karena itu, setelah dilantik Presiden Prabowo langsung menginstruksikan kepada para menteri untuk memikirkan Giant Sea Wall dari Banten hingga Gresik," sambungnya.

Selaras dengan itu, saat ini tengah dipersiapkan pembentukan Badan Otorita Tanggul Laut Pantai Utara Jawa. Hal ini sebagai upaya melindungi wilayah pesisir Pantai Utara Jawa dari Jakarta sampai Semarang, termasuk Demak.

"Pembentukan Badan Otorita penting agar pembangunan Giant Sea Wall di Pantura bisa terlaksana secara berkelanjutan," kata Dody.

Baca juga: Apa Itu Mega Proyek Giant Sea Wall? Butuh Biaya 80 Miliar Dolar AS, Proyek Sepanjang ±500 Kilometer

Diberitakan sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto telah mendeklarasikan komitmennya untuk segera memulai pembangunan proyek Giant Sea Wall. Proyek ini akan terbentang sepanjang 500 kilometer (km) di pesisir Pantura Jawa, tepatnya dari Tangerang sampai Gresik.

"Kalau sampai ke Jawa Timur mungkin butuh waktu 20 tahun,15 sampai 20 tahun. Tidak ada masalah, ada pepatah kuno 'perjalanan 1.000 kilometer dimulai oleh satu langkah'. Kita akan segera mulai itu," kata Prabowo, dalam acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (12/6/2025).

Sementara untuk membangun tanggul laut di Teluk Jakarta saja, ia memproyeksikan kebutuhan anggarannya berkisar di angka hingga US$ 10 miliar atau sekitar Rp 162,5 triliun. Sedangkan untuk waktu

Baca juga: Mega Proyek Giant Sea Wall dari Banten ke Jawa Timur, Akan Dikendalikan Satgas Tanggul Laut Raksasa

Pemerintah berencana akan membentuk satuan tugas (satgas) untuk pembangunan Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall yang membentang dari Banten hingga Jawa Timur.

Satgas ini akan menangani keseluruhan pembangunan Giant Sea Wall yang meliputi seluruh provinsi yang dilintasi seperti Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Baca juga: Apa Itu Mega Proyek Giant Sea Wall? Butuh Biaya 80 Miliar Dolar AS, Proyek Sepanjang ±500 Kilometer

Satgas akan melibatkan berbagai kementerian, di antaranya Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), serta Kementerian Lingkungan Hidup.

Kemudian, di dalam satgas akan dilengkapi berbagai kelompok kerja (pokja), contohnya seperti Kementerian PU yang akan tergabung dalam pokja pembangunan.

"PU di sini sebagai pokja pembangunan. Nanti juga akan ada pokja pembiayaan," kata Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti ketika ditemui di kantor Kementerian PU, Jakarta Selatan, Rabu (12/3/2025).

Baca juga: ALHAMDULILLAH, Bansos Kemensos Bulan Juni 2025 Cair, Segera Cek Namamu Termasuk atau Tidak

Pembangunan ini nantinya tidak hanya Giant Sea Wall itu sendiri. Namun, akan ada infrastruktur lainnya seperti bendungan dan embung.

Rencananya ada juga jalan tol yang akan dibangun di atas Giant Sea Wall. Bisa juga berupa jalan dan kawasan permukiman yang maju.

Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto mengatakan mega proyek giant sea wall atau tanggul laut raksasa akan segera dikerjakan. Ia menyebut tak akan menunda lagi proyek yang sudah direncanakan sejak 1995 ini.

"Proyek ini sangat vital. Proyek ini berada dalam perencanaan Bappenas sejak tahun 1995. Bayangkan, sejak tahun 1995, 30 years lalu kalau tidak salah ya. Tapi kita tidak berkecil hati. Sekarang tidak ada lagi penundaan.

Sudah nggak perlu lagi banyak bicara. Kita akan kerjakan itu segera," kata Prabowo saat memberikan sambutan di acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (12/6/2025).

Baca juga: ALHAMDULILLAH, Bansos Kemensos Bulan Juni 2025 Cai, Segera Cek Namamu Termasuk atau Tidak

Untuk diketahui, Giant Sea Wall, atau Tanggul Laut Raksasa adalah struktur besar yang dibangun di sepanjang garis pantai untuk memisahkan daratan dan laut, dengan tujuan utama mencegah erosi dan kerusakan akibat gelombang.

Di Jakarta, konsep ini diwujudkan melalui proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD), yang dirancang untuk melindungi kota Jakarta dari ancaman banjir rob dan penurunan permukaan tanah.

Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini 13 Juni 2025 di Jogjakarta dan Solo Melesat Tajam, 1 Gram Jadi Segini

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan atau IPK Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan pembangunan Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall di Pantai Utara Jawa untuk menyelamatkan masa depan masyarakat dari dampak perubahan iklim.

AHY menegaskan bahwa perlindungan garis pantai bukan sekadar urusan infrastruktur, melainkan menyangkut kelangsungan hidup masyarakat dan eksistensi bangsa.

“Arahan Bapak Presiden RI bukan hanya merupakan respons teknis, tapi sebuah keputusan yang berani untuk menyelamatkan masa depan jutaan rakyat di pesisir utara Jawa. Bagi bangsa yang hidup di kepulauan, melindungi garis pantai adalah melindungi eksistensinya,” ujarnya di Jakarta, Jumat.

Baca juga: ALHAMDULILLAH, Bansos Kemensos Bulan Juni 2025 Cai, Segera Cek Namamu Termasuk atau Tidak

 AHY juga menyoroti pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Giant Sea Wall Pantura Jawa sesuai arahan Presiden, untuk melindungi kawasan pesisir dari dampak perubahan iklim.

Salah satu fokus utama pemerintah saat ini adalah pembangunan Giant Sea Wall atau Tanggul Laut Pantai Utara Jawa, sebuah proyek raksasa yang telah direncanakan sejak 1995, namun kini mulai direalisasikan.

Proyek sepanjang ±500 kilometer dari Banten hingga Gresik ini diperkirakan menelan biaya hingga 80 miliar dolar AS dan akan dilaksanakan secara bertahap dalam jangka waktu 15–20 tahun.

Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini 13 Juni 2025 di Jogjakarta dan Solo Melesat Tajam, 1 Gram Jadi Segini

Presiden RI Prabowo Subianto dalam waktu dekat berencana untuk membentuk Badan Otorita Tanggul Laut Pantai Utara Jawa.

"Sekarang tidak ada lagi penundaan, kita akan segera mulai itu. Saya sudah perintahkan suatu tim untuk roadshow keliling, dan dalam waktu dekat saya akan bentuk Badan Otorita Tanggul Laut Pantai Utara Jawa,” kata Prabowo.

 

Berita Terkini