Kebakaran di Bandung

Api yang Melalap 3 Pabrik di Margaasih Bandung Akhirnya Padam, Damkar Berjuang Selama 13 Jam

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KEBAKARAN PABRIK - Kondisi tiga pabrik di kawasan industri Sadang-Rahayu, Desa Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung paska terjadi kebakaran. Api berhasil dipadamkan

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Adi Ramadhan Pratama 


TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Api yang membakar habis tiga pabrik di kawasan industri Sadang-Rahayu, Desa Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung berhasil dipadamkan.


Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kabupaten Bandung Iman Irianto Sudjana mengatakan, pihaknya berhasil mengendalikan amukan si jago merah pada pukul 05.36 WIB.


Di mana api yang membakar ketiga pabrik tersebut pertama kali terlihat pada Kamis, 30 Januari 2024, pukul 16.54 WIB. Dengan kata lain, para petugas pemadam bergelut dengan ganasnya api selama hampir 13 jam.

Baca juga: Update Kebakaran Tiga Pabrik di Bandung, Api Masih Berkobar Malam Ini, Petugas Akui Kesulitan


"Api padam secara resmi saya nyatakan selesai pada pukul 05.36 WIB (Jumat, 31 Januari 2025). Total penanganan berarti hampir 13 jam proses pemadaman," ujarnya saat dikonfirmasi pada Jumat (31/1/2025).


Iman mengungkapkan, terkait penyebab kebakaran ketiga pabrik tersebut, pihaknya belum mengetahui secara pasti. Pasalnya, ranah memeriksa kebakaran tersebut berada di pihak kepolisian.


Kendati begitu, Imam memastikan bahwa dalam insiden tersebut tidak menelan korban jiwa. Hal tersebut dikarenakan, kebakaran yang menghabiskan tiga pabrik tersebut terjadi saat sore hari.


"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Cuma kemarin yang saya khawatir adalah masyarakat yang membludak menonton proses pemadaman. Terus karyawan pabrik juga banyak yang ikut menonton," katanya.


Di sisi lain, Imam menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang membuat api sulit dikendalikan. Salah satunya yaitu benda-benda yang ada di dalam pabrik tersebut merupakan material yang mudah terbakar.


"Jadi sebenarnya kendalanya adalah material yang terbakar bahan yangg sulit dipadamkan dengan air biasa. Diantaranya kaya thinner, thinner tadi malam itu bukan kalengan lagi, tapi pakai drum. Terus ada lem, plastik, belum kain atau benang," ucapnya.


Selain itu, Imam mengungkapkan, sumber air yang sulit dijangkau oleh pihaknya menjadi kendala sendiri. Di mana menurut Imam seharusnya pabrik-pabrik tersebut mempunyai hidran.

Baca juga: Kecelakaan Maut di Pangandaran, Libatkan Motor dan Bus, Pengendara Yamaha Meninggal Dunia


"Jadi kami harus nyari jauh untuk sumber air. Seharusnya sekelas pabrik-pabrik gitu punya bukan lagi apar, tapi hidran. Jadi hidran harus sesuai dengan proteksi kebakaran gedung atau bangunan," ujarnya.


Dan yang terakhir, Imam mengatakan selama proses pemadaman pihaknya sempat terkendala akibat angin kencang yang ada di sekitar pabrik. Hal itu membuat, api dengan mudah merambat ke mana-mana.


Di sisi lain diketahui tiga pabrik tersebut yaitu PT. Lakistar Asesoris, Blok C 11A; PT. Aneka Lem, Blok 12A; dan PD. Abadi Prima Plastik, Blok 12B. Selain membakar gedung pabrik, bahan-bahan material di dalam ikut terbakar.

Berita Terkini