ABK Asal Ciamis Dilaporkan Menghilang di Perairan Kalimantan Barat, Sempat Video Call Dengan Istri

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sartika Hidayati saat menujukkan tangkapan layar saat video call dengan suaminya yang hilang di perairan Kalimantan Barat

Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Ai Sani Nuraini


TRIBUNCIREBON.COM, CIAMIS - Seorang Anak Buah Kapal (ABK) Sona Azma Mustopa (27) warga Jalan Jendral Sudirman, Rt/Rw 01/03, Kelurahan Ciamis, Kabupaten Ciamis dilaporkan menghilang saat mencari Cumi di perairan Kalimatan Barat Lintang 109.


Sartika Hidayati, istri korban mengaku terakhir berkomunikasi dengan suaminya itu pada 21 April 2024 yang lalu.


Kemudian, pada 13 Mei dirinya mendapat kabar dari perusahaan suaminya bekerja bahwa Sona telah hilang di perairan Kalimantan Barat dengan titik koordinat Lintang 109.


Namun, informasi hilangnya korban itu tidak dilengkapi dengan bukti-bukti yang jelas. 


"Kebetulan suami saya mendapatkan pekerjaan setelah lebaran menjadi ABK di perusahaan yang beralamat di Cirebon, di mana perusahaan tersebut merupakan perusahaan pencari Cumi Laut ," ungkapnya, Rabu (15/5/2024).


"Jadi pada tanggal 21 April itu kami sempat berkomunikasi lewat Video Call dan meminta doa kepada keluarga karena suami mau berlayar mencari cumi ke Kalimatan Barat dari pelabuhan Indramayu ," jelasnya.


Sejak tanggal 21 April berlayar ternyata pada tanggal 13 Mei kemarin Sartika bersama keluarganya mendapat kabar duka dari pihak perusahaan bahwa suaminya loncat dari kapal bersama satu orang lainnya. Di mana satu orang ditemukan selamat namun suami Sartika tidak ditemukan. 


"Setelah mendapatkan kabar pada tanggal 13 Mei, kami keluarga langsung bernisiatif untuk melaporkan ke Mapolres Ciamis tentang kabar bahwa suami saya hilang," tambahnya. 


Sartika melanjutkan,tak lama setelah dia melaporkan ke kepolisian, pihak perusahaan melakukan konfirmasi kembali agar pihak keluarga datang ke Cirebon untuk memproses mebgenai BPJS ketenagakerjaan dengan membawa surat surat seperti Kartu keluarga (KK) , Kartu tanda penduduk (KTP) dan juga surat Nikah. 


"Kita keluarga mendapatkan telepon harus membawa surat-surat berharga milik korban, akan tetapi pihak perusahaan enggan menjelaskan kronologi sebenarnya dan yang menjadi pertanyaan kenapa tidak ada upaya pencarian resmi dari pihak perusahaan ," katanya. 


Dia berharap semoga suaminya bisa ditemukan dengan selamat ataupun mendapat informasi jelas dari pihak berwajib, karena dirinya pun bingung harus melangkah kemana sedangkan akses sebagai orang biasa begitu terbatas. (*)

 

Berita Terkini