TKW Indramayu Disebut Meninggal

Ibu dari TKW Asal Indramayu Menangis Minta Tolong Ingin Bertemu Anaknya yang Ternyata Masih Hidup

Penulis: Handhika Rahman
Editor: dedy herdiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sopiyah (56) saat menangis membayangkan anaknya yang ternyata masih hidup di kediamannya di Desa Pranggong, Kecamatan Arahan, Kabupaten Indramayu, Senin (5/2/2024).

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Masiroh (42) rupanya masih hidup, Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Indramayu ini sekarang ada di Kota Aleppo, Suriah.

Kabar tersebut membuat terkejut keluarga bahkan warga tempat tinggalnya di Blok Waled Desa Pranggong, Kecamatan Arahan, Kabupaten Indramayu.

Sopiyah (56) saat menunjukan foto anaknya Masiroh (42) yang masih hidup di negara Suriah, Senin (5/2/2024). (Tribuncirebon.com/Handhika Rahman)

Baca juga: BREAKING NEWS, Geger TKW di Indramayu Dianggap Sudah Lama Meninggal, Ternyata Masih Hidup

Pasalnya, Masiroh sudah lama dianggap meninggal dunia usai hilang selama kurang lebih 19 tahun.

Apalagi di negara Suriah, diketahui merupakan negara konflik, perang saudara terjadi di negara tersebut.

Konflik perang yang terjadi di Suriah inilah yang membuat keluarga sebelumnya mengira Masiroh sudah meninggal dunia.

Bahkan setiap acara tahlilan yang digelar keluarga dalam beberapa tahun terakhir ini, nama Masiroh selalu disebut untuk diantarkan doa.

Ibu dari Masiroh, Sopiyah (56) meminta tolong kepada pemerintah untuk dapat memulangkan anak ketiganya dari 7 bersaudara tersebut ke tanah air.

"Rindu pengen ketemu, udah lama gak ketemu, tolong bantu pulangin pak," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Senin (5/2/2024).

Pantauan Tribuncirebon.com, permintaan tolong tersebut bahkan terus diulang oleh Sopiyah.

Kabar masih hidupnya Masiroh, memang baru diketahui keluarga sejak seminggu yang lalu.

Sejak saat itu, harapan Sopiyah untuk bisa dipertemukan lagi dengan anaknya muncul.

Sopiyah mengaku jika bertemu, ia sangat ingin memeluk erat Masiroh karena sudah sangat rindu.

Hal yang sama, kata Sopiyah, juga diutarakan oleh Masiroh.

Lewat sambungan telepon, Masiroh juga ingin sekali pulang ke tanah air. Namun, ia terkendala biaya dan paspor.

Halaman
12

Berita Terkini