Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Kota Cirebon, Jawa Barat diketahui memiliki produk kebudayaan khas yang tak dimiliki daerah lain.
Bahkan beberapa di antaranya telah tercatat dan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh pemerintah pusat maupun provinsi.
Beberapa produk kebudayaan itu di antaranya makanan empal gentong dan nasi jamblang.
Di mana, kedua makanan tersebut juga kini terus dikembangkan sebagai local culture untuk daya tarik wisata.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya mengatakan, dari catatan yang dilakukan, pihaknya mencatat sebanyak 20 produk kebudayaan Kota Cirebon yang telah ditetapkan sebagai WBTB.
Baca juga: Nikmati Sensasi Makan Empal Gentong Cirebon dalam Gentong Mini di Rumah Makan H. Irwan
"Kita sudah ada 10 Surat Keputusan Menteri dan 10 Surat Keputusan Provinsi. Kita memiliki WBTB paling banyak," ujar Agus saat dikonfirmasi media, Sabtu (30/9/2023).
Dari 20 WBTB itu, kata Agus, sebagian besarnya merupakan produk kebudayaan yang erat kaitannya dengan corak dan ciri khas Kota Cirebon.
Beberapa item WBTB yang sudah diakui, yakni Empal Gentong, Nasi Jamblang, Kerupuk Melarat, Tari Budaya Rimbe, Kue Apem, Bekasem Ikan dan sebagainya.
"Dua makanan yang disebutkan pertama memang paling kental sebagai makanan khas Cirebon," ucapnya.
Menurut dia, ada kriteria khusus sebuah produk kebudayaan dapat ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda atau intangible cultural heritage.
Tetapi ciri paling umum adalah bersifat tidak dapat dipegang atau abstrak.
Item yang bisa dimasukan sebagai warisan budaya tak benda contohnya, yaitu bahasa, musik, tari, upacara, serta berbagai perilaku terstruktur lain.
"Adanya WBTB itu memberi keuntungan untuk Kota Cirebon supaya kekayaan budaya ini tidak diklaim tentunya oleh pihak luar," jelas dia.
Lebih lanjut, Agus menyatakan terdapat tahapan atau proses yang harus dilalui untuk menjadikan suatu produk kebudayaan sebagai WBTB.
Baca juga: Polresta Cirebon dan TNI Bagikan Nasi Jamblang ke Pemudik di SPBU Tegalkarang
Tahapan itu dimulai dengan usulan yang dikirim ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan disertai data historical dan dokumentasi.
"Jangan lupa harus ada maestronya. Setelah di provinsi, usulan itu secara bertahap diajukan ke Kementerian. Selanjutnya dipilih untuk sampai ke UNESCO," katanya.
Dengan ditetapkannya 20 WBTB itu, artinya Pemkot Cirebon dalam hal ini Disbudpar telah melaksanakan kewajibannya untuk melindungi karya budaya sekaligus menghargai produk karya leluhur.
"Kekayaan ini bisa dijadikan sebagai event, kita nanti mudah-mudahan 2024 bisa direalisasikan Festival WBTB," ujarnya.
Ia menilai, kekayaan budaya dan potensi pariwisata di bidang sejarah untuk Kota Cirebon sangat tinggi, karena daerahnya memiliki 61 cagar budaya, 42 objek diduga cagar budaya dan 236 karya budaya.
Sementara, berkaitan dengan aktivitas wisata, lanjut Agus, sampai saat ini pihaknya mencatat ada 2.297.703 orang yang berwisata di Kota Cirebon, baik itu turis domestik maupun mancanegara.
"Produk budaya ini merupakan potensi juga untuk pariwisata," ucap Agus.
Empal gentong sendiri mirip dengan gulai dan dimasak menggunakan kayu bakar di dalam gentong.
Daging yang digunakan adalah usus, babat dan daging sapi.
Bagi masyarakat yang ingin mencicipi makanan tersebut, kedai empal gentong kini mudah ditemui di ruas-ruas jalan Kota maupun Kabupaten Cirebon.
Sementara, Nasi Jamblang sejatinya tak jauh berbeda dengan nasi pada umumnya.
Perbedaan yang mencolok adalah nasi khas Cirebon ini dibungkus dengan daun jati.
Penyajian nasi jamblang ini menggunakan prasmanan. Pengunjung bisa memilih langsung lauknya.
Semua warung makan nasi jamblang begitu.
Menu yang tersedia, antara lain sambal goreng, tahu sayur, paru-paru, semur hati atau daging, perkedel, sate kentang, telur dadar, telur goreng, telur masak sambal goreng, semur ikan, ikan asin, tahu, dan tempe.