Lucinta Luna Blak-blakan Ungkap Hal yang Bawa Kehancuran di Puncak Karirnya
Lucinta Luna tumbuh dan besar di keluarga sederhana bersama dengan 8 saudara lainnya yang tak jarang mengalami kesulitan ekonomi.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Sosok Lucinta Luna dikenal sebgai selebgram yang humoris.
Dia merupakan transpuan yang telah lama malang melintang di dunia hiburan tanah air.
Lucinta Luna tumbuh dan besar di keluarga sederhana bersama dengan 8 saudara lainnya yang tak jarang mengalami kesulitan ekonomi.
Sebagai anak kedelapan dari sembilan bersaudara, Lucinta bergantung pada kakak-kakaknya untuk hidup dan biaya sekolah.
Kondisi ini mendorong Lucinta Luna bertekad untuk menjadi sosok sukses yang bisa mampu berdiri sendiri secara finansial, terkenal dan memiliki karir yang cemerlang di industri hiburan.
Tekadnya ini mendorongnya meniti karir sebagai penyanyi.
“Dulu waktu berada di puncak karir, yang ada dalam pemikiran aku tuh hanya gimana caranya untuk dapat uang, uang, uang secara cepat dan berlimpah. Aku berpikir bahwa kalau kita punya banyak uang, kita dapat diperlakukan sebagai ratu dan bisa mengatur orang juga,” ceritanya kepada YoungLex di podcast Noice.

Lucinta Luna bercerita bagaimana sifat sombongnya kemudian membawa kehancuran di masa puncak karirnya.
Tekad Lucinta Luna untuk sukses kemudian tidak diiringi dengan perjalanan karir yang mulus.
Ia bahkan sempat masuk penjara karena pemakaian obat-obat terlarang.
"Saat dicekoki narkoba, aku selalu bilang dalam hati ini yang terakhir. Namun, entah kenapa tidak bisa berhenti. Sampai akhirnya masuk penjara, aku baru benar-benar merasa ini titik balik dalam kehidupan aku," ujar transpuan yang selalu terlihat ceria ini.
Pada saat itu, ia mengungkapkan tidak ada satu teman pun yang ada disampingnya, hanya keluarga lah yang menemani.
"Padahal dulu, waktu aku sedang ada di puncak karir aku sudah sangat sombong, jauh dan lupa dengan keluarga aku. Aku seperti kacang lupa kulitnya sama keluarga aku," katanya.
Hal ini pun seakan membuka pikiran Lucinta, dimana saat berada di penjara, ia bertobat dan memohon kepada Tuhan untuk dimaafkan semua kesalahannya.