Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman.
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Nano, pelaku pembunuhan Ati Rohaeni diduga melakukan aksinya dengan terencana.
Dia bahkan sempat nongkrong minum kopi sambil menunggu korban datang.
Baca juga: BREAKING NEWS: 18 Siswa SMA dan SMK Negeri di Kota Cirebon Terpapar Covid-19
Ati Rohaeni, guru Sekolah Dasar (SD) 032 Tilil, Sadang Serang tewas seusai ditusuk Nano, mantan suaminya sendiri di depan pintu gerbang sekolah, Senin 7 Februari 2022.
"Sebelum kejadian, pelaku nongkrong sambil minum kopi di warung," ujar Kapolsek Coblong, Kompol Nanang Sukmawijaya, di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung, Selasa (8/2/2022).
Saat korban datang, Nano langsung mengikuti korban yang hendak masuk ke sekolah.
"Lalu pelaku mengunci leher korban dengan tangan kanan sedangkan tangan kirinya satu bilah senjata tajam pisau," katanya.
Pelaku, kata dia, kemudian menusukan pisau dapur yang dibawanya ke bagian perut korban.
"Ditusuk sebanyak satu kali. Kami langsung meluncur ke TKP namun demikian korban sudah tergeletak di sana. Artinya, kita tidak dapat menolong korban. Dibawa ke rumah sakit karena sudah meninggal dunia," ucapnya.
Setelah menghabisi nyawa korban, kata Nanang, pelaku hanya berpindah tempat ke belakang sekolah dan menunggu diamankan Polisi.
"Pelaku sendiri bergeser di belakang sekolah baru diamankan oleh Polsek Coblong," katanya.
Pelaku penusukan
Pembunuhan Ati Rohaeni, seorang guru Sekolah Dasar (SD) 032 Tilil, Sadang Serang, Kota Bandung, diduga sudah direncanakan pelaku.
Kapolsek Coblong, Kompol Nanang mengatakan, sebelum melakukan aksinya, pelaku bernama Nano yang merupakan mantan suami korban ini, sudah menunggu korban di depan gerbang sekolah.
"Berdasarkan fakta-fakta dan keterangan saksi, kuat dugaan ini direncanakan, karena sebelumnya sudah ada musyawarah yang difasilitasi Sekolah sekitar beberapa hari sebelumnya," ujar Nanang, saat gelar perkara di Polrestabes Bandung, Selasa (8/2/2022).
"Kemudian yang bersangkutan pada hari Senin tersangka menunggu korban di pintu gerbang sekolah. Berdasarkan fakta tersangka sudah ada niat," tambahnya.
Sementara terkait pisau yang digunakan pelaku, pihaknya masih melakukan pendalaman apakah sudah dibawa dari rumah atau tidak.
"Memang masih kita dalami pisau dari mana yang pasti ada tersangka," katanya.
Menurut Nanang, berdasarkan hasil outopsi, pelaku hanya melakukan penusukan satu kali ke bagian perut korban.
"Satu tusukan di perut bagian kiri, lukanya sebilan centi meter dekat dengan jantung," ucapnya.
Atas perbuatannya, pelaku dijerat pasal 340 KUHP dengan ancaman maksimal hukuman mati atau penjara seumur hidup.
Bu guru Ati Rohaeni ditusuk
Terungkap penyebab seorang guru bernama Ati Rohaeni tewas ditusuk mantan suaminya sendiri.
Diketahui penusukan seorang guru terjadi di SDN 032 Tilil Sadang Serang, Bandung, Jawa Barat pada Senin (7/2/2022).
Keluarga ibu guru Ati Rohaeni korban penusukan oleh mantan suaminya, tak kuasa menahan sedih atas peristiwa pembunuhan tersebut
Hal tersebut disampaikan oleh keponakan ibu guru Ati Rohaeni bernama Hesti Hendrawati.
Menurutnya, saat mendapatkan kabar bahwa tantenya mendapat penusukan sangatlah terkejut dan lemas.
"Tadi dapat kabar dari teman gurunya kalau tante dicegat oleh mantan suaminya. Saya cepat-cepat bangun dan mandi lalu ke sekolah dan ternyata tante sudah tergeletak dan dibawa ke Sartika Asih," katanya di rumah duka, Jalan Sadangserang nomor 45A RT 4/15, Kelurahan Sadangserang, Kecamatan Coblong, Senin (7/2/2022).
Dibawanya jenazah ke Sartika Asih, kata Hesti guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Rencananya, jenazah kata Hesti, bakal dimakamkan di Makam Pahlawan.
Dia juga mengaku sangat mengenal dekat sekali dengan korban.
Keduanya sama-sama sering bertamu atau menghabiskan waktu liburan bersama.
"Dekat banget dengan korban. Saya sering ke sini atau tante sering ke rumah saya dan kemarin dua minggu terakhir dengan almarhum ke Pangandaran refreshing," katanya.
Dia mengaku memang korban dengan mantan suaminya ini ada permasalahan.
Sampai-sampai, suami Hesti menyuruh Hesti mengajak tantenya itu untuk jalan-jalan ke Pangandaran.
"Sebelumnya memang korban dan pelaku sudah ada kasus yang ribet," katanya.
Ketika disinggung terkait pemicu dari penusukan ini, Hesti mengatakan pemicunya adalah pernikahan anak bungsunya.
"Anaknya ini enggak mau ada bapaknya hadir ke pelaminan. Tapi, bapaknya (pelaku) ngotot ingin ada di pelaminan.
Rencana anaknya nikah itu 12 Februari 2022. Alasan si anak enggak mau ada bapaknya hadir ya karena selama 22 tahun tak diurus oleh bapaknya," katanya.
"Sedih sekali rasanya kehilangan tante, karena memang kami dekat sekali. Apapun permasalahan yang dia alami sering cerita, mulai kerjaan, keluarga, dan segalanya selalu ngobrol. Semalam pun menghubungi whatsapp ke saya," ujarnya.
Dia menilai aksi mantan suami tantenya hingga melakukan penusukan itu merupakan aksi nekat.
Padahal, sepengetahuanya, dia belum pernah mendengar ada tindakan-tindakan di luar batas kewajaran.
"Biasanya adem ayem bahkan saya sarankan ke tante untuk nikah lagi saja dengan mantannya itu karena sering bareng-bareng.
Tapi, tante selalu mikir-mikir dan posisinya juga si pelaku ini sudah punya istri," ucapnya seraya menyebut tantenya bercerai dengan pelaku pada 2007.(*)