TRIBUNCIREBON.COM - Info gempa bumi hari ini. Tiga gempa bumi terjadi Sabtu (27/2/2021) ini. Ketiga gempa berkekuatan di bawah magnitudo 5 itu semuanya berlokasi di daerah Indonesia Timur.
Gempa bumi pertama pada hari ini terjadi pukul 00:01 WIB dengan kekuatan magnitudo 2,3. Koordinat gempa berada di 3.6 LS 128.22 BT. Kedalaman gempa berada di 10 Km berpusat di darat 11 km utara Ambon.
Getaran gempa dirasakan pada level II di Ambon.
Gempa kedua terjadi pada pukul 13:53 WIB dengan koordinat 0.64 LS 123.96 BT. Kekuatan gempa mencapai 4.9 magnitudo berada di kedalaman10 Km. Pusat gempa berada di laut 68 km timur laut Balantak.
Getaran gempa dirasakan pada level II di Luwuk.
Gempa ketiga dengan kekuatan magnitudo 4.1 terjadi pada pukul 15:50 WIB. Koordinat berada di 5.03 LS 123.21 BT. Kedalaman gempa mencapai 16 km dengan pusat gempa berada di laut 33.7 km Tenggara Buranga.
Getaran gempa dirasakan pada level III di Ereke.
Gempa dengan kekuatan 4,1 mengguncang wilayah Buton Utara, Sulawesi Tenggara. Sumber gempa yang tidak berpotensi tsunami ini diperkirakan berasal dari sesar lokal yang belum teridentifikasi. Masyarakat diharapkan tidak panik, tetapi meningkatkan kewaspadaan.
Gempa dengan magnitudo 4,1 ini terjadi pada Sabtu (27/2/2021) pukul 16.50 Wita. Episenter Gempa terjadi di laut sebelah tenggara Buranga, pusat pemerintahan Buton Utara pada kedalaman 16 kilometer.
Asri (29) warga Kulisusu menyampaikan, ia merasakan guncangan yang kuat selama beberapa detik. Ia oleng dan tidak mampu berdiri tegak akibat gempa tersebut. Bersama keluarganya, ia segera keluar dari rumah untuk menyelamatkan diri.
“Malam ini masih mati lampu dan jaringan susah,” katanya, saat dihubungi dari Kendari.
Kepala Stasiun Geofisika Kendari Rudin menjelaskan, guncangan gempa dirasakan cukup kuat di wilayah Kecamatan Kulisusu atau yang sering disebut Ereke pada skala III MMI (Modified Mercalli Intensity). Pada skala ini guncangan dirasakan nyata di dalam rumah, seolah-olah ada truk yang berlalu.
“Gempa ini adalah gempa pertama, tanpa adanya catatan gempa awalan. Tapi kekuatan skala III MMI seharusnya tidak berdampak ke pembangkit listrik atau jaringan,” kata Rudin, di Kendari, Sabtu malam.
Meski terjadi di laut, tutur Rudin, gempa ini tidak berpotensi tsunami. Sejauh ini, belum ada kerusakan bangunan atau korban luka yang dilaporkan dari kejadian ini. Gempa susulan juga belum terjadi.
Meski demikian, ia mengharapkan agar warga tetap waspada dan mempersiapkan mitigasi dini. Tidak hanya itu, juga memastikan kondisi rumah aman sebelum kembali ke dalam bangunan. Warga juga dihimbau untuk tidak panik dan tidak memercayai berita yang tidak jelas sumbernya.
Selama ini juga belum pernah tercatat ada riset terkait sesar di lokasi gempa saat ini. (Rudin)
Menurut Rudin, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar lokal di tenggara Buranga. Sumber gempa bukan berasal dari Sesar Buton yang memang telah teridentifikasi sebelumnya.
“Sumber gempanya kami sebutnya sesar lokal, karena belum ada referensi adanya sesar di sekitar wilayah tersebut. Selama ini juga belum pernah tercatat ada riset terkait sesar di lokasi gempa saat ini. Memang ada sesar Buton, tetapi tidak melintasi wilayah tersebut,” tambahnya.
Sesar Buton merupakan salah satu sesar aktif di wilayah Sulawesi Tenggara. Sesar ini memiliki pergerakan 0,1 milimeter per tahun yang memiliki dua segmen, yaitu segmen A sepanjang 60 kilometer di Pulau Muna dan segmen B sepanjang 29 km di Pulau Buton.
Medio Agustus 2020 lalu, tiga gempa dengan kekuatan hingga M 4,6 mengguncang Kabupaten Buton Utara. Gempa ini diakibatkan meningkatnya aktivitas Sesar Buton, khususnya segmen B di wilayah tersebut.
Warga mengamati kapal penyeberangan KMP Bahtera Mas II yang baru saja diresmikan bersama Pelabuhan Penyeberangan Amolengo, Kabupaten Konawe Selatan dan Pelabuhan Labuan, Kabupaten Buton Utara, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, Sabtu (20/2/2016). Penyeberangan Amolengo-Labuan dilayani satu kapal Ro-ro 711 gross ton dengan kapasitas 189 penumpang 19 kendaraan dengan waktu tempuh 30 menit.
Sementara itu, pada Oktober 2020 lalu, aktivtias Sesar Buton juga menimbulkan gempa berkekuaran 5,4 di wilayah Buton Selatan. Gempa terjadi sekitar pukul 10.00 Wita dengan guncangan yang dirasakan selama beberapa detik.
Guncangan gempa dirasakan warga di Kabupaten Buton Selatan hingga Kota Baubau, keduanya di Pulau Buton. Gempa membuat getaran di dalam rumah dan beberapa benda bergoyang cukup kuat. ”Terasa sekali guncangannya, tetapi cuma sebentar, sekitar beberapa detik. Saya kira ada truk lewat, ternyata gempa,” kata Salman, warga Baubau.
Di Sultra, terdapat sejumlah sesar aktif, di antaranya Sesar Buton, Sesar Naik-Tolo, Sesar Kendari, Sesar Tolo, dan Sesar Lawanopo. Sesar Buton termasuk yang cukup aktif, ditandai dengan guncangan gempa yang terjadi beberapa kali di wilayah ini.
Sebelumnya, Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Sultra Jamhir Safani menyampaikan, gempa yang terjadi beberapa kali di wilayah Buton menunjukkan adanya aktivitas sesar yang terus terjadi beberapa waktu terakhir. Hal ini sebaiknya menjadi pengingat bagi pemerintah dan masyarakat akan rentannya bencana.
Baca juga: Kantor Bupati Buton Selatan Retak Dilanda Gempa, Mitigasi Harus Diprioritaskan
”Hal ini harus menjadi perhatian karena di sekitar kita ada sesar yang aktif dan terus bergerak. Pemerintah harus memperhitungkan dampak dan upaya mitigasi sedini mungkin,” ucapnya.
Mitigasi, tambah Jamhir, bisa dimulai dengan membuat sistem zonasi di setiap wilayah. Zonasi menunjukkan lokasi dengan risiko rendah, sedang, hingga tinggi. Selain itu, juga membuat hitungan bangunan yang berada di lokasi risiko tinggi. Hal itu untuk mengurangi korban ketika terjadi bencana, khususnya gempa. Rencana mitigasi ini harus dikaitkan dengan perencanaan pembangunan.
Magnitudo Gempa
Berdasarkan skala MMI yang dikutip dari laman BMKG, berikut info MMI yang dapat dipelajari.
I MMI
Getaran gempa tidak dapat dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang.
II MMI
Getaran atau goncangan gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung seperti lampu gantung bergoyang.
III MMI
Getaran gempa dirasakan nyata dalam rumah.
Getaran terasa seakan-akan ada naik di dalam truk yang berjalan.
IV MMI
Pada saat siang hari dapat dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah, di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu bergoyang hingga berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran gempa bumi dapat dirasakan oleh hampir semua orang, orang-orang berlarian, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan benda besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI
Getaran gempa bumi dirasakan oleh semua orang.
Kebanyakan orang terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap di pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI
Semua orang di rumah keluar.
Kerusakan ringan pada rumah dengan bangunan dan kontruksi yang baik.
Sedangkan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik terjadi retakan bahkan hancur, cerobong asap pecah.
Dan getaran dapat dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan.
VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi kuat.
Keretakan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding terlepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh, air berubah keruh.
IX MMI
Kerusakan pada bangunan dengan konstruksi kuat, rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak terjadi keretakan.
Rumah tampak bergeser dari pondasi awal. Pipi-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bangunan yang sedikit yang masih berdiri.
Jembatan rusak, terjadi lembah.
Pipa dalam tanah tidak dapat terpakai sama sekali, tanah terbelah, rel sangat melengkung.
XII MMI
Hancur total, gelombang tampak pada permukaan tanah.
Pemandangan berubah gelap, benda-benda terlempar ke udara.
Berikut tindakan yang perlu kamu lakukan saat gempa terjadi.
1. Tetap tenang
Saat gempa terjadi, berusahalah untuk tidak panik dan tetap tenang!
Tarik napas dalam-dalamnya, lalu lihatlah keadaan sekitar dan pilihlah spot yang aman untuk berlindung.
2. Di dalam rumah
Jika pada saat gempa sedang berada di dalam penginapan, berusahalah menyelamatkan diri dan orang yang ada di sekitarmu.
Meja adalah tempat terbaik untuk berlindung dari benda-benda yang berjatuhan akibat gempa.
Setelah itu, lindungi kepala dengan benda empuk.
Misalnya bantal, helm, papan, atau yang paling praktis kamu bisa menggunakan kedua tangan dengan posisi tertelungkup.
3. Di luar ruangan
Jika pada saat gempa terjadi kamu sedang berada di luar ruangan tindakan pertama yang harus dilakukan adalah bergerak menjauhi gedung dan tiang lantas menuju daerah terbuka.
Tetap tenang dengan menarik napas dalam-dalam dan jangan lakukan apapun.
Sebab, biasanya setelah gempa pertama akan terjadi gempa susulan.
4. Di kerumunan
Gempa bisa terjadi kapan saja.
JIka saat itu kamu sedang berada di kerumunan, biasanya akan terjadi kepanikan.
Untuk mengindari hal tersebut. kamu bisa perhatikan arahan petugas penyelamat dan usahakan langsung menuju ke tangga darurat untuk menuju ke daerah terbuka.
5. Di gunung atau dataran tinggi
Jika gempa terjadi saat kamu sendang berada di gunung, bergeraklah menuju daerah lapang untuk berlindung.
Hidari daerah dekat lereng karena dipastikan akan menimbulkan longsor dan mengancam keselamatan jiwa.
6. Di laut
Gempa di bawah laut bisa menimbulkan gelombang tsunami.
Jika gempa itu terjadi, bergeraklah ke dataran yang lebih tinggi.
7. Di dalam kendaraan
Bagi yang sedang melakukan perjalanan saat terjadi gempa, berpeganglah erat agar tak terjatuh.
Berhentilah di tempat yang lapang dan berhentilah di sana.(*)