TRIBUNCIREBON.COM - Teramati terjadi satu kali guguran lava pijar di Gunung Merapi pada Jumat (15/1/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB. Jarak luncur guguran lava pijar ini 400 meter ke hulu Kali Krasak.
Di dalam laporan aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan 15 Januari 2021 pukul 00.00 WIB-06.00 WIB visual asap kawah tidak teramati.
"Terjadi guguran lava pijar 1 kali," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Teramati terjadi satu kali guguran lava pijar di Gunung Merapi pada Jumat (15/1/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB.
Baca juga: Cerita Pilu Istri Pramugara Sriwijaya Air Okky Bisma, Menangis Peluk Makam Suami: Tunggu di Surga
Baca juga: Dalam 24 Jam Jakarta Menyumbang 3.165 Kasus Baru Covid-19 hingga Indonesia Catat Rekor Baru
Baca juga: Duh Seorang Ibu Lahirkan Bayi Perempuan di Jembatan Penyebrangan Sendiri Tanpa Bantuan Orang
Jarak luncur guguran lava pijar ini 400 meter ke hulu Kali Krasak. Di dalam laporan aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan 15 Januari 2021 pukul 00.00 WIB-06.00 WIB visual asap kawah tidak teramati.
"Terjadi guguran lava pijar 1 kali," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida dalam laporan aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan 15 Januari 2021 pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, Jumat (15/1/2021).
Berdasarkan data BPPTKG, jarak luncur guguran lava pijar tersebut sejauh 400 meter. Arah guguran lava pijar ke hulu Kali Krasak.
Sedangkan dalam periode pengamatan 14 Januari 2021 pukul 18.00 WIB-24.00 WIB teramati terjadi 17 kali guguran lava pijar di Gunung Merapi.
"Guguran lava pijar 17 kali intensitas kecil hingga sedang," ucapnya. Jarak luncur guguran lava pijar ini terpantau maksimum 600 meter. Sedangkan arah guguran lava pijar ke hulu Kali Krasak.
Sampai saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Radius bahaya berada 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak.
Hujan Abu Tipis
Hujan abu tipis terjadi di beberapa dusun Kawasan Rawan Bencana (III) Gunung Merapi di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (9/1/2021).
Ini terjadi setelah Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran pada pukul 08.45 WIB setinggi 200 meter arah luncuran ke hulu Kali Krasak dengan jarak luncur 600 meter.
"Iya, tadi hujan abu tipis terjadi. Tapi tidak semuanya (dusun) kena hanya yang dekat KRB III," kata Camat Selo, Joko Prihanto saat dihubungi Kompas.com, Sabtu.
Baca juga: Seorang Ibu di Garut Akan Melahirkan, Ambulans Terjebak Longsor, Danramil Singajaya Bantu Menandu
Baca juga: Harga HP Oppo Terlengkap Januari 2020, Mulai Oppo A92, Oppo A15, Oppo Reno4, hingga Oppo Find X2
Baca juga: Sarwendah Kini Dalam Masalah Besar, Mengaku Kalau Ada Orang yang Menguntitnya, Ngadu ke Ruben Onsu
Joko menyebut beberapa dusun di Kecamatan Selo yang terkena hujan abu tipis adalah Klakah dan Jrakah. "Di sekitar Tlogolele juga hujan abu tipis meliputi tujuh dusun di KRB III," kata dia.
Menurut Joko fase Gunung Merapi 2020 sudah selesai. Gunung Merapi memasuki fase 2021.
Berdasarkan informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (PPTKG), proses erupsi dan luncuran awan panas Gunung Merapi sudah terjadi.
"Sehingga kalau ada hujan abu itu wajar. Tadi pagi terjadi (awan panas) dan kemarinnya lagi juga terjadi luncuran awan panas kurang lebih sekitar 300 meter ke arah Magelang," kata Joko.
Mengenai pengungsi, kata Joko, warga kelompok rentan sudah dievakuasi ke tempat penampungan pengungsian sementara (TPPS) Tlogolele sejak Merapi dinaikkan statusnya dari Waspada (level II) ke Siaga (level III).
Namun, para pengungsi sebagian memilih pulang ke rumahnya masing-masing karena terlalu lama tinggal di pengungsian. "Dan yang bertahan sekarang ada sekitar 150 orang di Tlogolele," ungkap dia.
Joko pun mengingatkan warga yang kembali ke rumah diminta untuk kembali ke pengungsian mengingat Gunung Merapi yang terus mengalami peningkatan.
"Kami tidak lelah untuk meminta warga turun ke pengungsian. Bahkan kami menyiapkan waktu dan tenaga berupa kendaraan untuk menjemput warga turun ke pengungsian," terangnya.
16 Guguran Lava
Sudah terjadi 15 kali guguran lava pijar di Gunung Merapi pada hari ini, Sabtu (9/1/2021).
Jumlah itu didapat berdasarkan pemantauan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG) mulai 00.00 WIB hingga 06.00 WIB.
Guguran lava pijar itu meluncur dengan jarak maksimum sejauh 800 meter ke arah hulu Kali Krasak.
Terdengar satu kali suara guguran dari Pos Babadan," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangan tertulisnya.
BPPTKG juga melaporkan, terpantau ada asap putih tebal setinggi 100 meter di puncak Gunung Merapi.
Dalam rentang waktu pemantauan itu tercatat pula ada 36 kali gempa guguran, tujuh kali gempa embusan, 51 gempa fase banyak, dan 12 gempa vulkanik dangkal.
Sampai saat ini BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Radius bahaya berada 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.
Pelaku wisata agar tidak berkegiatan di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak.
Kubah Lava Membesar
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG) telah menghitung volume kubah lava baru di Gunung Merapi.
Kubah lava baru di Gunung Merapi mulai teramati muncul pada 4 Januari 2021 lalu. Posisi kubah lava ini berada di sisi Barat Daya puncak Gunung Merapi di atas lava 1997.
"Per tanggal 13 Januari 2021, volume kubah lava di sisi barat daya sebesar 4.600 meter kubik," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, Rabu (13/1/2021).
Hanik sebelumnya menyampaikan kubah lava baru ini kondisinya tidak stabil. Sebab, posisi kubah lava baru ini berada di pinggir kawah.
"Posisinya ini menjadi tidak stabil, karena begitu lava muncul dia langsung menjadi lava pijar," urainya.
Dari laporan aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan 13 Januari 2021 pukul 06.00 WIB -12.00 WIB tercatat 1 kali terjadi awan panas guguran.
Awan panas guguran ini terjadi pada pukul 10.40 WIB ke arah Kali Krasak. Sedangkan jarak luncur tidak teramati.
Sedangkan dalam laporan aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan pukul 12.00 WIB - 18.00 WIB secara visual asap kawah tidak teramati.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat kegempaam di Gunung Merapi, guguran sebanyak 31 dengan amplitudo 3 mm-50 mm dan durasi 12 detik-77 detik.
Hembusan sebanyak 4 dengan amplitudo 2 mm-4 mm dan durasi 10 detik-15 detik. Hybrid/Fase Banyak jumlah 6 dengan amplitudo 3 mm-4 mm, S-P 0.3 detik-0.5 detik dan durasi 5 detik-8 detik.
Sampai saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Radius bahaya berada 5 Km dari puncak Gunung Merapi. Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dalam 12 jam, Gunung Merapi Keluarkan 18 Kali Guguran Lava Pijar", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2021/01/15/09285371/dalam-12-jam-gunung-merapi-keluarkan-18-kali-guguran-lava-pijar.
Penulis : Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma
Editor : Khairina
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L