Human Interest Story

Tahun Ini Jumlah Penyapu Koin di Jembatan Sewo Indramayu Berkurang Drastis Menjelang Lebaran

Penulis: Handhika Rahman
Editor: Mumu Mujahidin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para penyapu koin di Jembatan Sewo Kabupaten Indramayu, Kamis (7/5/2020).

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Pandemi Covid-19 ini membuat jumlah penyapu koin di Jembatan Sewo Kabupaten Indramayu berkurang drastis menjelang momen lebaran tahun ini, Kamis (7/5/2020).

Salah seorang penyapu koin, Carta (40) mengatakan, jika setiap menjelang lebaran selalu ada ratusan penyapu koin yang berjejer rapih sepanjang jembatan, kini jumlah dari penyapu koin itu bahkan bisa dihitung jari.

Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon Tidak Selenggarakan Sholat Tarawih Selama Ramadhan Tahun Ini

Mitos & Kisah Mistis Dibalik Penyapu Uang Koin di Jembatan Sewo Indramayu, Lempar Koin Agar Apa?

"Biasanya kalau sekarang itu sudah ramai, panjang sampai sana. Tapi sekarang lagi musimnya corona, cuma sedikit, kendaraan juga dikit yang lewat," ujar dia kepada Tribuncirebon.com.

Pantauan Tribuncirebon.com, sedikitnya hanya ada sebanyak 12 orang penyapu koin yang terlihat.

Padahal, jika berkaca pada lebaran tahun lalu polisi selalu kewalahan dalam melarang para penyapu koin untuk tidak berkerumun menganggu arus lalu lintas para pemudik.

Tradisi yang sudah turun menurun membuat polisi tidak bisa menindak tegas namun tetap mengawasi aktivitas penyapu koin itu agar tidak terjadi kecelakaan yang tak diinginkan.

Setiap menjelang lebaran, para penyapu koin itu bisa meraup rezeki dengan nominal fantastis, paling sedikit mereka bisa mendapat Rp 150 ribu bahkan lebih.

Viral Oknum Polisi Diduga Selingkuh di Hotel, Digerebek Istrinya yang Sedang Menggendong Anak

KISAH Kakek Asik yang Sakit Katarak, Tinggal di Gubuk, Sering Difoto Tapi Tak Pernah Dapat Bantuan

Carta menceritakan, mereka yang pada hari ini masih bertahan adalah para pengemis yang sudah tahunan mengais rezeki dari koin-koin yang dilempar pengguna jalan yang melintas.

Adapun dampak berkurang drastisnya jumlah penyapu jalan pada lebaran tahun ini sangat dipengaruhi oleh larangan mudik yang dibuat pemerintah guna memutus wabah Covid-19.

Hal ini pula yang membuat penghasilan para penyapu koin terjun bebas, untuk meraup rezeki Rp 15 ribu saja diakui Carta sulit karena sedikitnya kendaraan yang melintas.

"Kendaraan yang melintas sepi, ini juga kalau tidak nyapu gimana buat makan," ujarnya.

Mitos dan Cerita Mistis

Tradisi menyapu koin di Jembatan Sewo Kabupaten Indramayu rupanya tidak terlepas mitos nenek moyang di masa lalu.

Tradisi ini sudah lama berlangsung bahkan saat Jembatan Sewo yang berbatasan langsung antara Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Subang di Jalur Pantura belum sekokoh dan sebagus sekarang.

Seorang penyapu koin, Carta (40) mengatakan, asal usul kebiasaan masyarakat mengemis dengan cara menyapu koin di Jembatan Sewo adalah dari kisah mitos sungai yang berada di bawah Jembatan Sewo.

"Mitosnya dahulu ada kakak beradik namanya Saedah dan Saeni, mereka orang miskin sekali, orang susah," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di Jembatan Sewo Kabupaten Indramayu, Kamis (7/5/2020).

Carta mengisahkan, dahulunya mereka bertahan hidup dengan menjadi pengemis di Jembatan Sewo.

Adapula yang menuturkan bahwa Saeni dahulunya adalah seorang penari ronggeng Pantura namun berubah menjadi buaya.

Kisah tersebut sudah berlangsung sangat lama, namun masyarakat mempercayai arwah dari kakak beradik itu tetap melegenda di bawah Jembatan Sewo.

• Kisah Para Penyapu Uang Koin di Jembatan Sewo Indramayu, Momen Lebaran Bisa Dapat Ratusan Ribu

• Susi Pudjiastuti Geram Jenazah ABK Asal Indonesia Dilempar ke Laut dari Kapal China: Tenggelamkan!

Hal ini yang membuat Jembatan Sewo dikenal pula sebagai jembatan mistis, hingga sekarang disebutkan Carta masih ada saja masyarakat yang datang ke Jembatan Sewo untuk mengalap berkah.

Adapun alasan para pengendara melempar koin tiada lain agar usaha yang tengah mereka digeluti bisa lancar dan selalu untung.

Terlepas dari itu, banyak juga dari para pengendara melempar koin untuk meminta keselamatan selama perjalanan melintasi Jalur Pantura dari gangguan makhluk halus.

"Misal dari Jakarta mau ke Surabaya, mereka pasti lempar koin, mohon diselamatkan dalam perjalanannya, agar tidak ngantuk, dan lain-lain," ujar dia.

Kesan mistis Jembatan Sewo bertambah kental setelah peristiwa kecelakaan maut yang menimpa sebuah bus transmigran asal Boyolali terjadi di Jembatan Sewo pada 11 Maret 1974.

• Stres? Jangan Dikit-dikit Minum Obat, Cobalah Konsumsi Coklat, Inilah Manfaat Coklat buat Kesehatan

• Malam Nuzulul Quran Jatuh Pada 17 Ramadhan, Sabtu 9 Mei 2020, Inilah Amalan dan Doanya

Bus itu membawa para transmigran dari Boyolali menuju Sumatra namun busnya tercebur ke sungai.

"Ada 67 orang tewas di tempat dalam kondisi terbakar. Hanya satu penumpang yang selamat, dan itu seorang bayi laki-laki, terus sekarang katanya di Jakarta," ujar dia.

Semenjak kejadian itu, pengendara yang melemparkan koin di Jembatan Sewo semakin banyak.

Lebaran Dapat Ratusan Ribu Rupiah

Terik panas matahari rupanya tidak menyurutkan niat para penyapu koin berjejer di Jembatan Sewo Kabupaten Indramayu.

Mereka sigap menyapu koin demi koin yang dilemparkan pengendara yang melintasi di jembatan yang berbatasan langsung antara Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Bagi anda yang biasa melintasi Jalur Pantura Jawa, pastilah tak akan asing dengan pemandangan gerombolan orang dari berbagai kalangan usia yang menongkrongi jembatan sembari memegang sapu lidi.

Meski tidak memiliki nama khusus, warga setempat menyebut para pengemis itu dengan sebutan penyapu koin Jembatan Sewo.

Salah seorang penyapu koin, Carta (40) mengatakan, penyapu koin di Jembatan Sewo sudah menjadi tradisi turun-temurun di desa setempat.

Setiap hari selama 24 jam, Jembatan Sewo tak pernah sepi dari para pengemis, mereka setia menanti koin yang dilemparkan pengendara yang melintas.

• Klaim Listrik Gratis dan Diskon dengan Cara Login www.pln.co.id atau WhatsApp ke 08122-123-123

• Sinopsis Petualangan Oki dan Nirmala, Materi Belajar dari Rumah TVRI Kelas 1-3 SD Kamis 7 Mai 2020

"Ini 24 jam, tapi kalau saya karena sudah agak tua hanya siangnya saja," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di Jembatan Sewo Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, Kamis (7/5/2020).

Pantuan Tribuncirebon.com, mata para pengemis ini awas memandangi setiap pengendara yang melintas.

Jika ada yang melempar koin, mereka akan sigap dengan sapu menyapu koin tersebut agar tidak direbut pengemis lainnya.

Meski jarak mereka berdempetan, uniknya tidak ada yang saling berebut semisal koin yang dilemparkan pengendara justru jatuh di lapak penyapu koin yang disampingnya.

Sesekali juga terlihat penyapu koin yang mendapat koin lebih membagikan satu atau dua keping koin Rp 500 kepada rekan sesama penyapu koin lain di sebelahnya.

• VIRAL Video Jenazah ABK Asal Indonesia Dilempar dari Kapal China ke Laut, Diberitakan Media Korsel

• Ferdian Pelaka Masih Buron, Orangtuanya Diduga Membantu Sang YouTuber Melarikan Diri

Carta mengatakan, menyapu koin bagi sebagian dari mereka sudah dijadikan mata pencaharian utama, seperti halnya dirinya yang sudah berpuluh tahun mencari rezeki dengan menyapu koin.

Adapun penghasilan yang biasa Carta dapat sehari-hari jika pada hari biasa bisa mencapai sekitar Rp 50 ribu.

Berbeda jika sudah memasuki momen lebaran, para penyapu koin bisa meraup penghasilan hingga ratusan ribu hanya dalam satu hari saja.

"Kalau lebaran itu paling kecilnya dapet Rp 150 ribu," ujar dia.

Hal ini yang membuat banyak dari warga tetangga ikut menjadi penyapu koin di Jembatan Sewo setiap momen lebaran tiba.

Para penyapu koin di Jembatan Sewo Kabupaten Indramayu, Kamis (7/5/2020). (handhika Rahman/Tribuncirebon.com)

"Biasanya kalau sekarang itu ramai, panjang sampai sana. Tapi sekarang lagi musimnya corona, cuma sedikit, kendaraan juga dikit yang lewat," ujar dia.

Berita Terkini