Virus Corona Mewabah

63 Karyawan Pabrik Rokok Sampoerna Positif Covid-19, Merokok Dapat Tertular Corona? Ini Kata Dokter

Editor: Fauzie Pradita Abbas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi rokok, harganya diperkirakan akan naik setelah cukai rokok dinaikkan 35 persen oleh pemerintah.

TRIBUNCIREBON.COM - Salah satu perusahaan rokok, Sampoerna saat ini tengah menghadapi masalah serius.

//

Pasalnya,  63 pegawai dari perusahaan rokok tersebut dilaporkan positif terinfeksi virus corona.

Hal itu berdasarkan hasil tes swab kedua keluar pada Sabtu (2/5/2020).

• KABAR BAIK Transportasi Umum, Pesawat Terbang, Kereta Apik Beroperasi Hari Ini, Boleh Mudik Lebaran?

Sebelumnya, dua orang karyawan Sampoerna berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) tetap bekerja pada saat harus menjalani isolasi.

Akibatnya, lokasi tersebut kini menjadi klaster baru di Surabaya. Sementara, dua pegawai tersebut meninggal dunia.

Terkait kabar tersebut, muncul dugaan bahwa rokok produksi Sampoerna dapat menularkan virus corona ke berbagai orang.

"Bang ini seriusann grgr ngudut samporna jadi kenaa ???" tulis akun Twitter Komang, @louisekomang dalam twitnya pada Selasa (5/5/2020).

Kemudian, komentar lain terkait menempelnya virus corona di benda mati pun menjadi pertanyaan warganet.

"Emang virus itu bisa bertahan berapa lama sih di luar inangnya? Kagak ngaruh ke produknya kali....," tulis akun J-374, @de_jungledunk2 dalam twitnya, Minggu (3/5/2020).

Lantas, benarkah rokok dapat menjadi sumber penularan baru dari virus corona?

Menanggapi hal itu, dokter Ahli Penyakit Tropik dan Infeksi, dr Erni Juwita Nelwan, SpPD-KPTI mengungkapkan, produk rokok atau benda mati tidak dapat menularkan virus corona dalam jangka waktu tertentu.

• Liga Jerman Bakal Bergulir Lagi Pertengahan Mei Setelah Terhenti karena Wabah Covid-19

"Virus tidak bertahan berhari-hari di luar tubuh manusia. Virusnya RNA mati kalau di luar tubuh manusia," ujar Erni saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/5/2020).

Menurutnya, virus RNA juga memerlukan waktu untuk bertahan hidup di luar tubuh manusia.

"Tergantung medianya, biasanya tidak lebih dari 1 jam. Tergantung suhu juga, thermal sensitive," kata dia.

Sementara itu, Erni menjelaskan bahwa penularan virus corona dimungkinkan dapat terjadi oleh orang yang tidak menggunakan masker.

Misalnya, ketika seseorang merokok, otomatis ia tidak pakai masker dan memungkinkan droplet (tetesan liur) menempel dan menginfeksi orang lain.

"Kalau tertular Covid karena ia tidak pakai maskernya, bukan karena aktivitas merokok. Tangan pegang ini itu, berarti penularan mekanismenya seperti yang selama ini sudah diketahui," terang dia.

Terkait aktivitas merokok, Erni mengatakan, sebaiknya masyarakat tidak merokok di saat pandemi ini.

Sebab, risiko tertular penyakit tersebut lebih besar, karena perokok tidak menggunakan masker.

• Jadwal Program Belajar dari Rumah TVRI Hari Ini 7 Mei 2020, Ada Tayangan Sahabat Pemberani untuk SMP

Masyarakat seharusnya mengingat kembali cara penularan virus yang sudah diketahui dan melakukan upaya pencegahan Covid-19.

"Kalau pegawai pabrik rokok yang tertular karena di pabrik itu, bisa jadi tidak ada physical distancing, sehingga terjadi penularan," ujar dia.

• Siapa Tom Liwafa? Bagi-bagi Kardus Berisi Uang ke Warga yang Ditemui di Jalan

• Hanafi Rais Mundur Sebagai Pengurus DPP PAN, Waketum Singgung Nama Zulkifli Hasan

Kemudian, tercemarnya rokok atau barang produksi, berarti pegawai pabrik melakukan kerja tanpa adanya alat pelindung diri (APD).

Dengan demikian, di pabrik sebaiknya dibekali dengan ketentuan pakaian saat bekerja dan apabila ketentuan ini dijaga, maka anggapan rokok tercemar tidak tepat.

Bahan baku rokok tidak dapat menjadi tempat tumbuh virus

Sementara itu, Ketua Tim Riset CoV & Formulasi Vaksin Professor Nidom Foundation (PNF), Prof. DR. C. A. Nidom mengatakan, ada tiga faktor yang menyebutkan rokok tidak dapat sebagai tempat tumbuh virus Covid-19.

"Pertama, rokok sebagai benda, ya, mengikuti kaidah umum bahwa virus ini bisa berada di luar tubuh (udara) 2-5 jam. Tapi, biasanya rokok dari pabrik berada dalam gudang beberapa saat, di situ tentunya kalau ada virus ya sudah mati," ujar Nidom saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com pada Rabu (6/5/2020).

Kedua, faktor lain yakni bahan rokok atau tembakau baik berasal dari tanaman atau kertas, tidak dapat sebagai tempat tumbuh virus corona jenis baru atau SARS-CoV-2.

Terakhir, Nidom menyampaikan, rokok dapat menjadi faktor penular virus corona jika rokok tersebut dipakai dengan cara "sharing" atau berbagi.

Terkait hal itu, guru besar di Universitas Airlangga (Unair) ini menyarankan, lokasi pabrik tetap dilakukan desinfeksi, baik di lokasi pembuatan atau di gudang dan truk pengangkut rokok. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "63 Pegawai Sampoerna Positif Covid-19, Bisakah Virus Corona Menular Melalui Rokok?"

Berita Terkini