Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Ceramah Menggunakan Wayang Potel Banyak Diminati Masyarakat

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kiyai kondang asal Desa/Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, KH Ibrohim Nawawi saat menunjukkan Wayang Potel yang menjadi media dakwahnya dalam berceramah

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Tabligh akbar dengan menggunakan metode dakwah Wayang Potel banyak diminati masyarakat memasuki bulan Rabiul Awal atau yang biasa disebut Maulid Nabi Muhammad SAW.

Pengagas Wayang Potel, KH Ibrohim Nawawi mengatakan, untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW ini setidaknya ada 10 tempat yang memintanya untuk mengisi ceramah dengan menggunakan wayang.

"Muludan tahun ini yang mengundang saya ceramah penuh satu bulan, tapi yang ceramah dengan menggunakan Wayang Potel ada 10 orang," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di kediamannya di Desa/Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Minggu (3/11/2019).

Kiyai kondang asal Desa/Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, KH Ibrohim Nawawi saat menunjukkan Wayang Potel yang menjadi media dakwahnya dalam berceramah di kediamannya, Minggu (3/11/2019). (Tribuncirebon.com/Handhika Rahman)

Ia menjelaskan Wayang Potel ini sudah eksis sejak satu tahun terakhir ia gunakan sebagai media dalam mengisi setiap undangan ceramah.

Ada beberapa lakon yang biasa ia bawakan dalam berceramah, seperti Semar, Petruk, dan Gareng.

Sembari menyampaikan ceramah, lakon-lakon itu KH Ibrohim Nawawi mainkan untuk mengambarkan agedan dari maksud isi ceramah yang ia sampaikan.

"Begitu orang minta saya ceramah itu saya tawarkan bagaimana apakah ingin saya ceramah sendiri atau dengan menggunakan wayang," ucap dia.

Sementara itu, KH Ibrohim Nawawi menyampaikan Wayang Potel ini ia gagas sebagai upaya menciptakan sebuah metode dakwah yang berbeda namun tidak terlepas dari kultur budaya.

Metode dakwah itu juga dikonsep sedemikian rupa agar bisa menjangkau seluruh kalangan dan menarik untuk disaksikan.

"Nah jadi kita membuat ceramah yang didalamnya ada pertunjukan wayang yang kira-kira menjadi pertunjukkan yang menarik, namanya Wayang Potel," ucap dia.

Dirinya berpendapat, Wayang Potel ini selain menjadi media untuk lebih mengingatkan umat kepada Sang Pencipta juga menjadi penghibur bagi menyaksikan.

"Wayang Potel ini maknanya itu Wayang Potret Eling (Wayang Potel), harus jadi potret atau gambaran bahwasanya manusia itu harus eling," ujar dia.

Mengenal Wayang Potel

Memadukan unsur seni budaya ke dalam metode dakwah menjadi ciri khas dari KH Ibrohim Nanawi dalam memaparkan setiap isi ceramahnya.

Ditemui Tribuncirebon.com di kediamannya, Kiyai kondang asal Desa/Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu ini memperkenalkan sebuah wayang yang bernama Wayang Potel.

Wayang Potel ini merupakan wayang khas dari Desa Cikedung dan kerap digunakan oleh KH Ibrohim Nanawi sebagai media untuk berceramah ke berbagai tempat.

• Tak Puas Punya 3 Suami, Wanita Tajir Ini Koleksi Pacar di Rumah, Saat Hamil Bingung Siapa Ayahnya

Kiyai kondang asal Desa/Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, KH Ibrohim Nawawi saat menunjukkan Wayang Potel yang menjadi media dakwahnya dalam berceramah di kediamannya, Minggu (3/11/2019). (ISTIMEWA)

Kyai sekaligus Alumni UIN Sunan kalijaga Yogyakarta itu mengatakan, bercemarah menggunakan Wayang Potel sudah ia lakukan sejak satu tahun terakhir.

"Tepatnya pas Nudzulul Qur'an pada bulan puasa tahun kemarin," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Minggu (3/11/2019).

• MIMPI Aneh Soeharto Sebelum Meninggal, Curhat Dengan Nada Serius Ke Mbak Tutut Malah Ditertawakan

Saat itu KH Ibrohim Nanawi bersama para pegiat budaya yang terdiri dari budayawan, dalang, seniman, ahli naskah kuno, dan mubaligh ingin membuat sebuah konsep metode dakwah yang berbeda namun tidak terlepas dari kultur budaya.

Kiyai kondang asal Desa/Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, KH Ibrohim Nawawi saat menunjukkan Wayang Potel yang menjadi media dakwahnya dalam berceramah di kediamannya, Minggu (3/11/2019). (ISTIMEWA)

Metode dakwah itu juga dikonsep sedemikian rupa agar bisa menjangkau seluruh kalangan dan menarik untuk disaksikan.

"Nah jadi kita membuat ceramah yang didalamnya ada pertunjukan wayang yang kira-kira menjadi pertunjukkan yang menarik, namanya Wayang Potel," ucap dia.

• MUA Cantik Ini Diminta Merias di Pernikahan Mantan Pacarnya, Padahal Dulu Pernah LDR & Diselingkuhi

Nama Wayang Potel sendiri awalnya berasal dari ketidak sengajaan. Dimana saat awal pembukaannya ada kejadian kepala salah satu wayang potel atau putus saat pertunjukkan tengah berlangsung.

Kiyai kondang asal Desa/Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, KH Ibrohim Nawawi saat menunjukkan Wayang Potel yang menjadi media dakwahnya dalam berceramah di kediamannya, Minggu (3/11/2019). (Tribuncirebon.com/Handhika Rahman)

Kepala wayang itu potel ketika dirinya tengah mempraktekkan adegan peperangan.

"Potel atau putus itu kepala wayangnya. Asal usulnya seperti itu," ujar dia.

Meski demikian, nama potel tetap diadopsi untuk wayang khas Desa Cikedung Indramayu itu.

KH Ibrohim Nanawi memaknai nama Potel dengan istilah Potret Eling.

• Anda Lagi Liburan Akhir Pekan di Cirebon? Yuk Cobain Makan Nasi Jamblang di 5 Rekomendasi Tempat Ini

 Wayang Potel ini tidak hanya dijadikan sebagai ajang pertunjukkan seni dan budaya saja

Tetapi, sekaligus menjadi potret atau gambaran bahwasanya manusia itu harus eling atau ingat kepada Sang Pencipta.

"Wayang Potel juga tidak terikat dengan pakem atau bebas, tidak mesti harus punya pakem seperti mahabarata atau ramayana yang biasa ada di wayang pada umumnya," ujar dia.

Berita Terkini