ADA Apa Rocky Gerung dengan Prabowo Subianto? Sebut Jadi Menteri yang Direshuffle Hingga Soal Sampah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rocky Gerung, Jokowi-Prabowo

TRIBUNCIREBON.COM - Pengamat Politik, Rocky Gerung menmprediksi Prabowo Subianto akan menjadi orang pertama yang akan di-reshuffle dari Kabinet Indonesia Maju oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Rocky Gerung menyatakan hal itu setelah menyoroti kekuasaan Prabowo Subianto dalam kabinet.

Diketahui Prabowo Subianto kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan periode 2019-2024.

Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan Rocky Gerung saat menjadi bintang tamu dalam acara 'Rosi' yang diunggah channel YouTube KOMPASTV, Kamis (31/10/2019).

Tak hanya menyinggung tentang reshuffle kabinet, Rocky juga menduga adanya persaingan antara Prabowo dan Mahfud MD.

Mulanya, Rocky memberikan kritik pedas terhadap susunan Kabinet Indonesia Maju yang baru saja dilantik pada Rabu (23/10/2019) lalu.

Rocky menyebut kabinet baru era pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai kabinet dempulan.

"Kata yahud aja enggak cukup apalagi bilang enggak yahud," ucap Rocky.

Rocky menyinggung kata 'amputasi' untuk menggambarkan kabinet baru Jokowi.

"Tampilan awal kabinet ini mempertontonkan gerakan saling amputasi di antara menteri itu," kata Rocky.

Melanjutkan, Rocky lantas menyebut kemungkinan kabinet Jokowi-Ma'ruf tetap utuh hingga akhir masa jabatan, lima tahun ke depan.

"Terutama lima tahun ke depan kalau sampai lima tahun ya," kata Rocky.

Rosiana Silalahi selaku pembawa acara pun menanyakan maksud perkataan Rocky tersebut.

"Menteri-menterinya kan (maksudnya)?," taanya Rosi.

"Termasuk presidennya itu," jawab Rocky.

Rocky menjelaskan, keberadaan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dalam kabinet akan terus menjadi sorotan publik.

"Saya mau terangkan karena kamera publik itu akan ke Prabowo sorotannya gitu loh," ucap Rocky.

Terkait keberadaan Prabowo dalam kabinet, Rocky lanyas menyinggung tentang munculnya dua matahari dalam pemerintahan.

"Dan itu akan menimbulkan kecemburuan, akan mulai ada dua matahari," ujar Rocky.

"Loh Prabowo kasih postur in optimal forma hari ini, bukan saya bunyi, tapi saya mau gambarkan itu."

Kekuasaan Prabowo yang pernah menjadi calon presiden dalam Pilpres 2019 itu disebutnya dapat menimbulkan konflik baru.

Kini, Prabowo selaku Menhan berada di bawah naungan Meneteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD.

Rocky lantas menyinggung soal adanya persaingan antara Mahfud MD dan Prabowo.

"Dan itu bisa menimbulkan semacam waduh mulai ada intrik lagi nih, belum apa-apa udah timbuh kesan ada persaingan antara Menko Polhukam dengan Menteri Pertahanan," imbuh Rocky.

"Pak Mahfud sampai mengalami delirium istilah psikiatrinya, gugup dan gagap untuk menerangkan ide yang sederhana di kepala dia terus menerus, ucap Rocky menambahkan.

Terkait susunan kabinet baru, Rocky menyebutnya dengan istilah 'Piala Kaleng'.

"Itu kan memperlihatkan bahwa ini seperti 'Piala Kaleng'," kata Rocky.

Tak hanya itu, Rocky melanjutkan pernyataannya dengan menyinggung istilah 'Kabinet Dempulan' .

"Supaya enggak kedengeran kalengnya didempul tebel gitu, itu 'kabinet dempulan' semua," imbuhnya.

Menyebut 'piala kaleng' hingga 'kabinet dempulan', Rocky mengaku sebetulnya tak memiliki kepentingan terkait kabinet Jokow-Ma'ruf.

"Jadi saya bukannya pesimis atau optimis, enggak ada soal bagi saya, saya hanya mengamati postur awal," terangnya.

Ia lantas menyinggung soal kemungkinan adanya pembentukan kekuasaan (power building) oleh Prabowo.

"Lalu kemudian diisukan Prabowo bikin power bulding segala macam, loh begitu Prabowo terlihat membuat power building dia yang akan di reshuffle pertama itu," ucap Rocky.

"Jadi publik itu dibawa semacam dibawa ke imajinasi yang semakin lama semakin liar."

Lebih lanjut, Rocky memberikan imbauannya pada Jokowi.

"Padahal programnya satu adalah indeks demokrasi turun karena Jokowi tidak mengerti bahwa demokrasi tidak memerlukan persatuan, demokrasi memerlukan kemampuan mengelola perbedaan," ujar Rocky.

Alasan Jokowi Pilih Prabowo Jadi Menteri

Pantauan Kompas.com, Prabowo diterima Jokowi di ruang Garuda, pukul 15.05 WIB ((KOMPAS.com/Ihsanuddin))

Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, Jumat (25/10/2019), Jokowi menyampaikan alasan terkait keputusannya memilih Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan.

Jokowi mengaku ingin membbangun demokrasi gotong royong di Indonesia.

"Kita ini pengin membangun sebuah demokrasi gotong royong," ucap Jokowi, Kamis (24/10/2019).

Dalam konstitusi di Indonesia, Jokowi menyebut tak ada istilah oposisi.

Untuk itu lah Jokowi memutuskan menjadikan mantan rivalnya di Pilpres 2019 lalu itu sebagai Menteri Pertahanan.

Ia mengaku mempertimbangkan pengalaman Prabowo dalam dunia TNI selama ini.

"Ya memang pengalaman beliau besar, beliau ada di situ," kata dia.

Sebelumnya Rocky Gerung Sebut Nggak Butuh Tokoh Seperti Dia (Prabowo) Nyampah-nyampahin Negeri Aja.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Rocky Gerung dikabar tak lagi sejalan dengan Prabowo Subianto.

Hal itu terungkap usai bertemu dengan tokoh pers Ilham Bintang.

Berikut catatan Ilham Bintang yang dikutip Tribunnews:

Catatan Ilham Bintang

Rocky Gerung berpaling.

Rocky Gerung (ISTIMEWA)

Rocky Gerung oposisi terhadap Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra.

Saat berkunjung ke Markas C&R kemarin, kemudian dilanjutkan dengan santap siang di rumah, kami terlibat diskusi panjang tentang kondisi bangsa pasca Pilpres.

Selesai bersantap gulai kepala ikan kakap “Medan Baru” yang disiapkan isteri, Ades Tamin, Roger membuat deklarasi.

Hari itu ia nyatakan beroposisi kepada Prabowo.

Rocky Gerung akan “road show” berkeliling Tanah Air untuk mengajak kampret beroposisi pada Ketua Umum Gerindra itu.

Alasannya, “ karena Prabowo sudah bergabung dalam kubu pemerintah!”

Rocky Gerung (Roger) mengingatkan komitmennya dulu, dua belas menit setelah pelantikan Presiden baru — siapa pun yang terpilih— maka saat itu dia akan beroposisi.

“Sekarang, Prabowo sudah bergabung dengan Jokowi sebelum pelantikan. Makanya, saya majukan deklarasi saya beroposisi, menjadi mulai hari ini, “ sambungnya.

Roger juga akan roadshow ke kubu Cebong supaya mengusir Prabowo dari kubu mereka. “ Nggak butuh tokoh seperti dia, nyampah-nyampahin negeri aja,” tandasnya.

Serius.

Rocky Gerung berada di Graha C&R sejak Sabtu (12/10) pagi hingga petang.

Menyusul kemudian “Manusia Merdeka” Said Didu.

Pagi itu ada taping program talkshow politik “ Sarita: Sarinya Berita” untuk RealitaTV di channel youtube.

Mereka berdua tampil dalam acara itu. Host program ini Rahma Sarita, mantan presenter TVOne.

Gerindra dan Demokrat Fiks Dapat Jatah Menteri Usai Prabowo dan SBY Bertemu Jokowi?

Gerindra dan Demokrat Fiks Dapat Jatah Menteri Usai Prabowo Subianto dan SBY Bertemu Jokowi?

Ini Sinyalnya.

Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto selfie dengan wartawan seusai keduanya bertemu di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (11/9/2019). ((DOKUMENTASI WARTAWAN ISTANA KEPRESIDENAN))

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi sinyal bergabungnya Partai Gerindra dan Demokrat usai bertemu dua pimpinan partai tersebut di Istana Merdeka.

Kamis (10/10/2019), Jokowi mengundang Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Pada hari berikutnya, Jumat (11/10/2019), giliran Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto diundang ke Istana.

Kedua tokoh tersebut sama-sama diterima Jokowi di Ruang Jepara, Istana Merdeka menjelang sore.

Pertemuan pun dilaksanakan secara tertutup dari awak media.

Tetapi topik pembicaraannya, sama-sama membahas kemungkinan kedua partai itu masuk ke dalam koalisi pemerintah.

"Kami bicara itu (gabungnya Demokrat) tapi belum sampai sebuah keputusan," ujar Jokowi usai bertemu SBY dikutip dari Tribunnews.com.

Diakui Jokowi, pembahasan potensi Demokrat merapat ke pemerintah, belum sampai ke tahap penyodoran nama untuk dijadikan menteri.

Namun banyak kalangan memprediksi, nama putra SBY, Agus Harimurti Yudhoyono dimajukan untuk membantu Jokowi di kabinet.

Hal ini diperkuat pernyataan Jokowi ketika ditanya awak media, apakah susunan kabinet periode dua akan berubah setelah bertemu SBY.

"Mungkin ada beberapa pertimbangan, masih bisa (berubah usai bertemu SBY)," ujar Jokowi usai bertemu anak-anak Papua yang diundang ke Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019).

Pembicaraan potensi gabung ke koalisi, juga dibahas antara Jokowi dan Prabowo selama bertemu empat mata kurang lebih 45 menit sejak pukul 15.00 WIB.

Tetapi, soal merapatnya Gerindra ke pemerintah pada hari itu belum diputuskan secara bulat.

"Bicara yang berkaitan dengan masalah koalisi, tapi ini belum final. Kami sudah bicara banyak mengenai kemungkinan Partai Gerindra masuk koalisi kami (pemerintah)," ujar Jokowi usai bertemu Prabowo.

Meski sudah bicara potensi koalisi, Jokowi menyebut Prabowo sama seperti SBY.

Sama-sama belum sampai ke tahap memberikan nama kadernya untuk dijadikan menteri.

"Tadi saya sampaikan, masih belum final. Kalau nanti sudah final, baru nanti kami sampaikan," ucap Jokowi.

Berbalas dengan Jokowi, Prabowo memberi sinyal.

Menurut mantan Calon Presiden rival Jokowi tersebut Gerindra siap membantu pemerintah dalam memajukan Indonesia ke depan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dua digit.

"Kami ingin membantu, kami siap membantu bila diperlukan. Kalau umpamanya kami tidak masuk kabinet, kami tetap akan loyal, disebagai penyeimbang," tutur Prabowo.

Kesiapan Partai Gerindra

Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo berbincang di Teras Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/11/2016). (Kompas.com/Fabian)

Ketua Fraksi MPR Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria, menyebut Prabowo Subianto, dan Presiden Joko Widodo telah memiliki kesamaan pandangan membangun bangsa.

“Ada kesamaan pandangan Pak Jokowi dengan Prabowo, bagaimana ke depan kita harus bersatu untuk membangun bangsa,” ujar Riza Patria di D'consulate, Jakarta Pusat, Sabtu (12/10/2019).

Riza membeberkan bahwa pertemuan antara Jokowi dengan Prabowo lebih kepada membahas visi misi bangsa Indonesia ke depan.

Menurut Riza, kedua tokoh telah memiliki kesamaan pandangan dalam membangun bangsa dari beberapa aspek.

“Bagaimana bangsa ini menjadi kuat menjadi maju tantangan kedepan tidak mudah ekonomi, pertahanan keamanan dunia yang harus disikapi oleh Indonesia,” tutur Riza dikutip dari Tribunnews.com.

Meski demikian, kata Ahmad Riza Patria, partainya siap berada di luar atau dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di periode keduanya.

Menurut Riza, yang terpenting bagi partainya adalah kontribusi membangun Bangsa Indonesia ke depannya.

"Kami siap membantu pemerintah jika diperlukan, jika tidak juga kami akan tetap membantu pemerintah dengan jadi partai penyeimbang," ujar Riza.

Riza mengatakan jika nantinya kader Gerindra diminta masuk ke dalam kabinet Kerja Jokowi maka akan membantu pemerintahan secara total.

Jika tidak masuk ke dalam pemerintahan, Gerindra tidak akan menjadi partai yang terus menerus mengkritik kebijakan pemerintah. Namun juga memberikan solusi kepada pemerintah.

"Jangan sampai jika berada di dalam (koalisi) jadi masalah, korupsi, KKN dan sebagainya.

Dan jka di luar (koalisi) jangan hanya bisa mengkritisi, menggonggong tanpa memberi solusi, enggak baik juga," tutur Riza.

"Jadi apa yang baik, yang baik memberikan segala dengan kekuatan yang kami miliki, sama-sama berlomba, berkompetisi memberikan terbaik bagi kepentingan bangsa dan negara.

Itu yang jadi penting untuk Gerindra hari ini. Tidak mesti harus di dalam atau di luar (pemerintahan)," katanya.

Kesiapan Partai Demokrat

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan menjelaskan mengenai pertemuan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada Kamis (10/10/2019).

Hinca Panjaitan mengungkapkan dalam pertemuan tersebut keduanya mediskusikan perkembangan negara.

"Sebagai pemimpin mereka mendiskusikan perkembangan negara dan bagaimana lima tahun ke depan.

Sebagai yang pernah memimpin 10 tahun pak SBY tentu memberikan cerita pengalamanya yang bisa menjadi pertimbangan pak Jokowi menjalankan mandatnya lima tahun ke depan," kata Hinca Panjaitan, Jumat (11/10/2019).

Menurut Hinca Panjaitan, sejak Pilpres usai, SBY mengajak seluruh elemen masyarakat mendukung pemerintahan Jokowi.

Partai Demokrat bahkan telah memberikan 14 program prioritas kepada pemerintah, untuk menjadi masukan dalam menjalankan pemerintahan 5 tahun mendatang.

"Kami berharap program prioritas itu dapat menjadi masukan bagi Pemerintahan Jokowi ke depan," katanya dikutip dari Tribunnews.com.

Terkait pembentukan kabinet, Demokrat menurut Hinca menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi.

Demokrat mendukung penuh apapun yang menjadi keputusan Jokowi dalam membentuk kabinetnya.

"Jika presiden Jokowi meminta dan mengajak kader Demokrat, tentulah kami siap membantunya," ujar Hinca Panjaitan.

Sinyal Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut susunan kabinet jilid II saat ini sudah rampung.

Susunan kabinet akan diumumkan segera setelah ia dan Ma'ruf Amin dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024.

Acara pelantikan akan digelar di Gedung MPR pada Minggu (20/10) pukul 14.00 WIB.

"Nanti mungkin bisa hari yang sama, mungkin sehari setelah pelantikan," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019), seperti dikutip dari Kompas.com.

Kendati kabinet sudah selesai disusun, namun kata Jokowi, tidak menutup kemungkinan ada beberapa perubahan sampai hari pengumuman nanti.

"Mungkin ada beberapa pertimbangan masih bisa," kata dia.

Jokowi mengakui bahwa susunan kabinet itu bisa berubah tergantung dinamika politik terakhir.

Termasuk saat ia bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

Prabowo Subianto Masuk Kabinet Indonesia Maju, Rocky Gerung Imbau Presiden Jokowi Hingga 2 Matahari

Terkenal Sering Kritik Jokowi, Rocky Gerung Ternyata Jago Joget Hingga Rayu Presenter Cantik

Rocky Gerung Wajib Hadir, Sepiring Berdua Tema ILC Malam Ini Kupas Prabowo Masuk Bursa Menteri

"Apakah perubahan itu juga setelah pertemuan dengan SBY kemarin, Pak?" tanya wartawan. "Ya," jawab Jokowi singkat.

Pembicaraan potensi gabung ke koalisi, juga dibahas antara Jokowi dan Prabowo selama bertemu empat mata kurang lebih 45 menit sejak pukul 15.00 WIB.

Tetapi, soal merapatnya Gerindra ke pemerintah pada hari itu belum diputuskan secara bulat.

"Bicara yang berkaitan dengan masalah koalisi, tapi ini belum final.

Kami sudah bicara banyak mengenai kemungkinan Partai Gerindra masuk koalisi kami (pemerintah)," ujar Jokowi usai bertemu Prabowo.

Meski sudah bicara potensi koalisi, Jokowi menyebut Prabowo sama seperti SBY.

Sama-sama belum sampai ke tahap memberikan nama kadernya untuk dijadikan menteri.

"Tadi saya sampaikan, masih belum final. Kalau nanti sudah final, baru nanti kami sampaikan," ucap Jokowi.(*)

Berita Terkini