Polisi Ini Mengaku Sering Didatangi Jin Berwujud Biksu, Diminta Selamatkan Puing Candi di Indramayu

Penulis: Handhika Rahman
Editor: Machmud Mubarok
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Brigadir Rusmanto saat mengantar Yayasan Tapak Karuhun Nusantara ke lokasi penemuan batu bata yang diduga kuat tilas bangunan Candi Hindu-Budha di Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Jumat (25/10/2019).

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Anggota Polsek Lelea, Brigadir Rusmanto mengaku didatangi sesosok jin biksu yang tidak dikenal.

Dia diminta oleh biksu itu untuk menyelamatkan sisa-sisa peninggalan Candi Hindu-Budha di Kabupaten Indramayu.

"Sudah sering sekali, saya juga tidak kenal tapi pakaiannya itu seperti biksu pada umumnya," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di Mapolres Indramayu, Senin (28/10/2019).

Kedatangan sosok biksu itu sudah berlangsung cukup lama, yakni sejak tahun 2007 lalu hingga sekarang.

Biksu itu selalu menemui Brigadir Rusmanto baik saat sedang bertugas di Mapolsek Lelea maupun di rumahnya.

Ada beberapa biksu yang datang menemui Brigadir Rusmanto, mereka terkadang datang sendirian kadang pula datang rombongan. Anehnya lagi setiap selesai berbincang, biksu-biksu itu selalu menghilang.

Ia pun tidak mengetahui nama dari para biksu itu, mereka hanya menyebut berasal dari bangsa Tionghoa.

"Ngomongnya ya seperti kita, pakai bahasa Indramayu, namanya juga makhluk halus bisa bahasa apa saja," ucap dia.

Tak Lagi Jadi Menteri, Susi Pudjiastuti Masih Akrab Sama Mantan Suami,Panggilan Sayangnya Bikin Lucu

Siapa Hashim Djojohadikusumo, Adik Prabowo? Rekam Jejak Tak Bisa Diremehkan, Bukan Orang Sembarangan

Prabowo Jadi Menhan, Pengamat AS: Mengecewakan Lihat Prabowo Kembali Punya Kekuatan di Pemerintahan

Ada beberapa titik yang menjadi tilas candi-candi yang ditunjukkan oleh biksu tersebut. Titik-titik itu tersebar di dua kecamatan, yakni Kecamatan Juntinyuat dan Kecamatan Karangampel.

Dirinya menyebut di sana adalah rumah serta tempat berlatihnya dahulu. Brigadir Rusmanto diminta untuk menyelamatkan peninggalan-peninggalan yang masih tersisa.

Selama 12 tahun ia menyimpan rahasia tersebut, biksu itu pun terus menemuinya dan selalu meminta Brigadir Rusmanto segera menyelamatkan puing-puing Candi Hindu-Budha yang tersisa.

Potret Batu Bata kuno yang menunjukkan goresan tapak anjing, Jumat (25/10/2019). (ISTIMEWA)

Biksu itu juga memberi ciri, yakni adanya bebatuan yang pada permukaannya terdapat tapak kaki anjing. Tapak itu persis seperti di Candi Bojong Menje di Karawang.

Dugaan kuat, Candi Hindu-Budha sudah ada sejak zaman sebelum penyebaran Agama Islam masuk ke Kabupaten Indramayu.

"Ya seperti tertekan gitu pak, biksu itu selalu menemui saya. Kebetulan ada Yayasan Tapak Karuhun Nusantara berkunjung ke Indramayu ya momennya kan pas, ya sudah saya sampaikan. Awalnya mereka juga tidak percaya lalu saya tunjukan langsung saja," ujar dia.

Brigadir Rusmanto saat ditemui di Mapolsek Lelea, Indramayu, Senin (28/10/2019). (TribunCirebon.com/Handhika Rahman)

Namun, dari beberapa titik yang tersebar itu baru satu titik yang ia temukan, yakni di sebuah lahan perkebunan di Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu pada Jumat (25/10/2019).

Setelah tilas Candi Hindu-Budha itu ia temukan, para biksu itu belum lagi menampakkan sosoknya kembali.

Dilaporkan ke Balar

Puluhan batu bata kuno beragam ukuran ditemukan di sebuah lahan perkebunan di Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu.

Diduga kuat temuan batu bata kuno itu merupakan struktur Bangunan Candi Hindu-Budha pada masa sebelum penyebaran agama Islam di Indramayu.

Bebatuan itu ditemukan oleh salah seorang anggota Polsek Lelea, Brigadir Rusmanto saat mengantar Yayasan Tapak Karuhun Nusantara ke lokasi penemuan batu candi, Jumat (25/10/2019).

Brigadir Rusmanto mengatakan, sejak tahun 2007 sampai sekarang ia sering ditemui oleh sesosok biksu saat berada di Mapolsek maupun di rumah.

"Sudah sering sekali, saya juga tidak kenal tapi pakaiannya itu seperti biksu pada umumnya," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di Mapolres Indramayu, Senin (28/10/2019).

Dirinya menjelaskan, biksu itu meminta dirinya untuk merawat dan menjaga peninggalan-peninggalan Candi Hindu-Budha tersebut.

Potret Batu Bata Kuno yang menunjukkan goresan tapak anjing, Jumat (25/10/2019). (Istimewa)

Ia juga menunjukan lokasi titik-titik petilasan Candi Hindu-Budha.

Berdasarkan pengakuan biksu itu, bahwa lokasi tempat batu bata kuno ditemukan merupakan rumah sekaligus tempatnya untuk berlatih dahulu.

"Tapi setiap selesai ngobrol dia langsung hilang," ucap dia.

Meski demikian, selama 12 tahun lamanya ia tidak menghiraukan apa yang diucapkan oleh biksu tersebut.

Namun, ketika Yayasan Tapak Karuhun Nusantara berkunjung ke Kabupaten Indramayu dalam rangka meneliti makam kuno di Kecamatan Sindang, ia memberanikan diri untuk menyampaikan pesan yang diterimanya dari biksu tersebut.

"Momennya kan pas, ya sudah saya sampaikan. Awalnya mereka juga tidak percaya lalu saya tunjukan langsung saja," ujar dia.

Saat menunjukan temuan itu, Brigadir Rusmanto juga belum mengetahui kebenaran adanya batu bata tilas struktur bangunan Candi Hindu-Budha itu.

• Ekskavasi Candi Ronggeng, Tim Arkeolog Balar Jabar Temukan Arca Nandi Ke-3 dan Fondasi Candi

• Arkeolog Temukan Struktur Batu Sisa Bangunan Candi Ronggeng dan Yoni

• Libur Lebaran, Candi Borobudur dan Prambanan Bakal Tambah Gerbang Masuk

Ia menunjukkan lokasi penemuan atas dasar petunjuk dari biksu yang ditemuinya.

"Yang menjadi alasan kuat batu bata itu bekas Candi Hindu-Budha ialah karena ada goresan tapak kaki anjing sama seperti di Candi Bojong Menje karawang," ucap dia.

Penemuan batu-batu bata kuno sekarang sudah ia laporkan kepada Balai Arkeologi (Balar) Jawa Barat untuk ditindaklanjuti.

Diduga Sezaman Candi Batujaya

Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Indramayu menilai batu bata yang memiliki ukuran tidak lazim atau berukuran besar biasa digunakan untuk pondasi dari bangunan candi.

Batu-batu bata kuno berukuran besar itu ditemukan oleh seorang anggota Polsek Lelea Indramayu, Brigadir Rusmanto di sebuah lahan perkebunan di Blok Dingkel, Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu.

Batu tersebut memiliki panjang 35 centimeter, lebar 20 centimer, dan ketebalan antara 8-10 sentimeter.

TONTON VIDEONYA DI SINI:

Ketua TACB Kabupaten Indramayu, Dedy S Musashi mengatakan, orang-orang terdahulu pada masa buddha  menggunakan batu bata semacam ini untuk membuat sebuah candi.

"Ini mirip seperti bentuk batu bata pada pada candi di Kecamatan Trowulan Mojokerto, Muaro Jambi, kawasan percandian Batujaya Karawang, serta Candi Bojongmenje Bandung juga memiliki kemiripan," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Senin (28/10/2019).

• Prabowo Jadi Menhan, Pengamat AS: Mengecewakan Lihat Prabowo Kembali Punya Kekuatan di Pemerintahan

• Tahu Prabowo jadi Menhan, Pengamat AS: Mengecewakan Lihat Dia Kembali Punya Kekuatan di Pemerintahan

Meski demikian dirinya belum bisa memperkirakan secara pasti pada tahun berapa usia candi itu dibuat.

Namun, pembuatan candi di Indramayu ini diperkirakan dibangun sebelum ajaran Agama Islam menyebar di Kabupaten Indramayu.

"Perlu ada sebuah penelitian khusus untuk memastikan usia dari batu bata kuno ini," ucapnya.

• 2 Pria Dibikin Melongo Melihat Pose Nikita Mirzani Saat Liburan di Thailand

• Vina Garut Sakit, Begini Kondisinya Setelah Lawan 3 Pria Diatas Ranjang Hingga Video Pornonya Viral

Sementara itu, untuk memastikan kebenaran dari situs sejarah yang diduga candi itu pihaknya juga mengundang Balai Arkeologi (Balar) Jawa Barat untuk menindaklanjuti temuan tersebut.

"Insya Allah awal bulan depan Balar Jawa Barat akan ke Indramayu, langsung dengan ketuanya," ujar dia.(*)

Berita Terkini