TRIBUNCIREBON.COM - Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengajak masyarakat, khususnya umat Islam, mendoakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Kiai Haji Maimun Zubair (Mbah Maimun) dengan menggelar salat gaib di masjid-masjid dan pesantren-pesantren. Mbah Maimun meninggal dunia saat melakukan rangkaian ibadah haji pada Selasa (6/8/2019).
"Insya Allah beliau husnul khatimah. Pak Prabowo mengajak, khususnya umat Islam, mari kita doakan beliau dengan menggelar salat gaib di masjid-masjid dan pesantren di seluruh Indonesia," ujar Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, kepada Kompas.com, Selasa (6/8/2019).
Prabowo juga menyampaikan belasungkawa atas berpulangnya Mbah Maimun. Mantan Danjen Kopassus itu dikenal dekat dengab Mbah Maimun. Saat kontestasi Pilpres 2019 berlangsung, Mbah Maimun sempat bertemu dengan dua calon presiden, yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Prabowo bertemu Mbah Maimun pada 29 September 2018. Saat itu, Prabowo menolak kedatangannya ke Pesantren Al Anwar dikaitkan dengan Pilpres 2019. Meski disambut hangat para santri, kedatangan Prabowo ke kiai kharismatik itu disebutnya untuk menjalin silaturahim.
• KH Maimun Zubair Ulama NU yang Meninggal di Makkah, Rekam Jejaknya Tak Bisa Diremehkan, Siapa Dia?
"Pesan Pak Prabowo, innallilahi wa innailahi rojiun, saya turut berduka cita atas wafatnya KH Maimun Zubair," ujar Dahnil.
Adapun Maimun Zubair merupakan salah satu tokoh sepuh di PPP yang menjabat sebagai ketua Majelis Syariah. Dia dikenal sebagai pimpinan Pondok Pesantren Al Anwar di Sarang, Rembang, Jawa Tengah.
KH Maimun Zubair lahir pada 28 Oktober 1928, di Karang Mangu Sarang pada Kamis Legi bulan Syaban. Beliau merupakan putra pertama dari Kiai Zubair. Saat itu, ayahandanya ialah seorang murid dari Syaikh Sa'id Al Yamani dan Syaikh Hasan Al Yamani Al-Maky.
• KH Maimun Wafat, Beliau Sering Jadi Tumpuan Masalah Kebangsaan, Ini Profil Singkatnya
Ibunda KH Maimun adalah putri dari Kiai Ahmad bin Syuaib, yang terkenal sebagai ulama kharismatik teguh pendiriannya. Mbah Mun sapaan beliau semasa hidup, sering kali menjadi tumpuan permasalahan-permasalahan besar kebangsaan dan dunia Internasional.
Mulai rakyat, santri, bahkan semua lapisan masyarakat, serta pejabat pemerintahan merasa dekat pada beliau. Sempat, pada pemilihan presiden 2019 kemarin, beliau menjadi tumpuan permasalahan kebangsaan. Kedua calon presiden, yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto pun selalu datang meminta saran dan nasehat beliau.
Mbah Mun sosok pribadi yang santun serta matang dalam pemikiran. Walau banyak dikenal dan mengenal erat tokoh-tokoh nasional, tapi hal tersebut tak menjadikannya keluar dari basis pendiriannya.
Menimba Ilmu
Mbah mun mulai menimba ilmu dengan pergi ke Pondok Lirboyo Kediri di bawah bimbingan KH Abdul Karim atau biasa dikenal dengan sebutan Mbah Manaf. Lalu, pada usia 21 tahun, sempat menuntut ilmu hingga ke Mekah bersama kakeknya KH Ahmad bin Syu'aib. Beliau juga menerima banyak ilmu dari para syekh, seperti:
- Sayyid Alawi bin Abbas Al Maliki
- Syekh Al-Imam Hasan Al-Masysyath
- Sayyid Amin Al-Quthbi
- Syekh Yasin bin Isa Al- Fadani
- Syekh Abdul Qodir Almandily
Berikut pula penerus beliau melalui putra-putra beliau, di antaranya:
1. KH Abdullah Ubab
2. KH Gus Najih
3. KH Majid Kamil
4. Gus Abd. Ghofur
5. Gus Abd. Rouf
6. Gus M. Wafi
7. Gus Yasin
8. Gus Idror
dan dua putri, yaitu:
1. Sobihah (mustofa aqil)
2. Rodhiyah (Gus Anam)
Semasa hidup, ternyata Mbah Mun pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Rembang selama 7 tahun. Setelah berakhirnya menjadi anggota dewan, Mbah Mun mulai berkonsentrasi mengurus pondok pesantrennya yang telah berdiri selama 7 atau 8 tahun.
• KH Maimun Zubair Wafat di Mekkah Usia 90 Tahun, Sempat Pamit ke Megawati Sebelum Pergi Haji