Saling Berpegangan Erat, Pelajar di Kampung Tanjung Sukabumi Sebrangi Sungai Demi ke Sekolah
Perjuangan berat harus dialami anak-anak di Kampung Tanjung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, untuk mendapatkan ilmu pendidikan.
Laporan Kontributor Tribunjabar.id M Rizal Jalaludin
TRIBUNCIREBON.COM, SUKABUMI- Perjuangan berat harus dialami anak-anak di Kampung Tanjung, Desa Tanjung, Kecamatan Jampangkulon, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, untuk mendapatkan ilmu pendidikan.
Mereka harus berjibaku dengan derasnya air Sungai Cikarang untuk sampai ke sekolah.
Setiap hari, mereka menuruni dan menyebrangi Sungai Cikarang untuk pergi bersekolah.
Tangan-tangan kecil anak-anak Kampung Tanjung untuk mengenyam dunia pendidikan sekolah dasar dan menengah pertama, saling berpegangan erat saat menyeberangi Sungai Cikarang dengan arus cukup deras.
Baca juga: 7 Fakta Menarik Kasus Curanmor di Majalengka, Pelaku Asal Indramayu Hingga Sasar Kos-Kosan Mahasiswa
Sebagian dari mereka ada juga yang diantarkan oleh orang tuanya hingga digendong saat menyebrangi Sungai Cikarang agar sampai ke sekolah.
Hal itu terpaksa mereka lakukan karena akses jalan berupa jembatan gantung satu-satunya lenyap disapu banjir bandang yang saat itu terjadi di Sungai Cikarang.
Informasi diperoleh Tribunjabar.id, jembatan gantung itu habis tergerus banjir pada Maret 2025.
Salah seorang pelajar, Aulia Rahmawati (11 tahun) mengaku ketakutan saat menyebrangi Sungai Cikarang untuk pergi sekolah.
Namun, tak ada pilihan lain, Aulia dan pelajar lain terpaksa harus menantang maut karena tak ada lagi akses lain.
"Perasaan saya takut, tapi ya mau gimana lagi. Tapi kalau airnya lagi besar saya suka dianterin sama bapak atau kalau misal bapak lagi gak ada saya suka berangkat sekolahnya sama teman-teman saja," kata Aulia, Jumat (22/8/2025).
Baca juga: Warga di Jampangkulon Sukabumi Gotong Keranda Mayat ke Pemakaman Dengan Sebrangi Sungai
Diketahui, sekolah anak-anak di Kampung Tanjung itu berada di seberang sungai, tepatnya di wilayah Desa Mekarmukti, Kecamatan Waluran, warga di sana hidup di perbatasan antar desa antar kecamatan.
"Kebetulan rumah saya agak jauh, (saya, red) dari perbatasan, saya di sini hanya sekolah ini yang dekat," ucap Aulia.
Mewakili anak-anak di Kampung Tanjung, Aulia pun meminta bantuan kepada pemerintah agar membuatkan jembatan penyeberangan, sehingga anak-anak di sana tak perlu lagi bertaruh nyawa untuk sampai ke sekolah.
Aulia pun meminta bantuan kepada Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi alias Kang Dedi Mulyadi (KDM).
"Harapan saya semoga kedepannya ada lagi pembangunan jembatan ke sini, terutama untuk bapak KDM saya mohon harapannya, soalnya kita hampir tiap hari sekolah harus nyeberang kayak gini, susah pak, apalagi kalau hujan airnya besar," ujar Aulia.
Jembatan Dibangun 2017, Dihantam Banjir 2 Kali
Kepala Desa Tanjung, Dasep Taofiqul Hiqmah, mengatakan, jembatan gantung yang menjadi akses vital bagi warganya itu dibangun pada tahun 2017 silam oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi.
6 tahun berselang, jembatan tersebut rusak dihantam banjir bandang, tepat di bulan Desember 2024 lalu.
"Terjadi bencana di tahun 2024 yaitu di bulan Desember sehingga putus, lalu kerjasama dengan masyarakat gotong royong dibangun kembali," ujar Dasep.
Namun, jembatan kembali rusak dan bahkan hilang tak tersisa satu jengkal pun material jembatan gantung tersebut, banjir kembali menghantam jembatan pada bulan Maret 2025.
Kondisi itu membuat warga hingga para pelajar harus bertaruh nyawa menyebrangi Sungai Cikarang untuk beraktivitas.
"Cuma sayang ada bencana kedua susulan bulan Maret 2025 terjadi lagi sampai bukan putus lagi tapi habis terbawa arus air saking derasnya air, sehingga sampai saat ini belum bisa terbangun kembali," urai Dasep.
Dasep menjelaskan, tak adanya jembatan membuat aktivitas perekonimian, pendidikan hingga kesehatan menjadi terganggu bahkan lumpuh.
Karena jembatan itu merupakan akses satu-satunya bagi warga, terutama pendidikan dan perekonomian warga yang didominasi petani padi.
"Jembatan tersebut betul-betul satu-satunya akses buat ekonomi, jual beli, pendidikan, kesehatan, sehingga area pesawahan pun ada di desa sebelah. Kebetulan warga kami pesawahan pun areanya ada di Waluran, sehingga akses ekonomi, pendidikan, satu-satunya akses yaitu melintasi jembatan yang putus ini," kata Dasep.
Dasep juga berharap Pemerintah Daerah bisa sesegera mungkin membangun jembatan agar aktivitas warga Tanjung kembali normal.
"Harapannya mudah-mudahan ini secepatnya bisa terbangun kembali, karena ketika belum terbangun ini lumpuh totol segi ekonomi, pendidikan, jual beli, kesehatan pun akan lumpuh, makanya secepatnya berharap bisa terbangun," tutur Dasep.* (M Rizal Jalaludin)
Warga di Jampangkulon Sukabumi Gotong Keranda Mayat ke Pemakaman Dengan Sebrangi Sungai |
![]() |
---|
Raya Meninggal Dunia Usai Tubuhnya Dipenuhi Cacing, Pihak RS Ungkap Fakta Ini |
![]() |
---|
Truk Bermuatan Pupuk Hilang Kendali dan Terjun ke Jurang di Cikidang Sukabumi, Sopir Luka Parah |
![]() |
---|
Kecelakaan di Jalan Tipar Gede Sukabumi, Minibus Tabrak Sejumlah Kendaraan dan Warung |
![]() |
---|
Kecelakaan Hebat di Sukabumi, Calya Hantam Pemotor dan Tabrak Tiga Kendaraan Lain Hingga Ringsek |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.