Pimpinan Gontor Kunjungi Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon, Ribuan Santri Turut Menyambut

ribuan santri Pesantren Bina Insan Mulia (BIMA) Cirebon menyambut kedatangan KH. Amal Fathullah Zarkasyi, Pimpinan Pondok Modern Gontor

Editor: Machmud Mubarok
Istimewa
KUNJUNGAn - Pengasuh Pesantren BIMA, KH. Imam Jazuli (Kiri) menyambut kedatangan KH. Amal Fathullah Zarkasyi dari Pondok Modern Gontor, Sabtu (2/8/2025). 

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Suasana khidmat menyelimuti Pesantren Bina Insan Mulia (BIMA) Cirebon pada Sabtu, (2/8/2025) saat ribuan santri menyambut kedatangan KH. Amal Fathullah Zarkasyi, Pimpinan Pondok Modern Gontor. 

Kunjungan ini merupakan momen istimewa yang mempertemukan dua pemimpin pesantren dengan visi yang kuat, yakni Pengasuh Pesantren BIMA, KH. Imam Jazuli dan KH. Amal Fathullah Zarkasyi dari Pondok Modern Gontor. 

Di hadapan ribuan santri, keduanya berbagi pandangan dan inspirasi tentang peran pesantren dalam menciptakan generasi muslim yang adaptif dan berakhlak mulia.

KH. Imam Jazuli membuka acara dengan menyampaikan kekagumannya terhadap Gontor, yang beliau sebut sebagai pelopor modernisasi pesantren di Indonesia. 

Beliau menyoroti keberanian Gontor dalam beradaptasi dengan zaman, seperti mengadopsi bahasa Inggris di era yang masih menganggap pendidikan Barat tabu.

Gontor, dengan disiplin dan sistem pendidikannya yang rapi, telah berhasil mencetak tokoh-tokoh besar, termasuk Idham Chalid yang menjadi Ketua NU di usia muda.

"Gontor adalah 'role model' pendidikan modern. Kontribusinya besar di Indonesia, satu-satunya pesantren yang mencetak tokoh ormas seperti Idham Chalid yang menjadi Ketua NU di usia 27 tahun," kata KH. Imam Jazuli.

Beliau juga menambahkan bahwa hubungan erat antara BIMA dan Gontor diharapkan dapat menginspirasi santri-santri BIMA untuk meraih kemajuan.

Baca juga: Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2, ‘Istana’ Para Santri dengan Biaya Terjangkau di Cirebon

Menanggapi sambutan hangat tersebut, KH. Amal Fathullah Zarkasyi, bangga dan bersyukur dengan berbagai kemajuan Pesantren BIMA sebagai pesantren yang adaptif dengan perkembangan zaman kekinian. 

Kyai Amal lalu menjelaskan filosofi pendidikan Gontor.
Beliau menegaskan bahwa Gontor bertujuan mencetak ulama yang sekaligus intelek, yang mengamalkan ilmu untuk kemaslahatan umat.

"Konsep "anfauhum linnaas" (sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama) menjadi landasan utama" Kata Kyai Amal. 

Beliau juga menjelaskan bahwa Gontor menolak dikotomi ilmu pengetahuan, serta mengintegrasikan pendidikan modern seperti kepemimpinan, olahraga, dan musik untuk menciptakan santri yang sehat fisik dan mental.

"Kami ingin mencetak manusia yang 'anfauhum linnaas'. Alumni kami tersebar di mana-mana, bahkan di berbagai partai politik, dengan tujuan menjadi perekat umat," ungkap KH. Amal Fathullah. 

Beliau juga berbagi kisah bagaimana persaudaraan (ukhuwah) antar-alumni Gontor berhasil mendamaikan konflik besar, seperti dalam perundingan Helsinki antara pemerintah Republik Indonesia dan GAM.

 "Ini adalah bukti kekuatan ukhuwah Islamiyah kami yang berakar dari satu guru," tegasnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved