Idul Adha

Teks Khutbah Idul Adha 2025: Menyembelih Egosentris dan Merawat Alam untuk Keberlanjutan Bumi

Dengan ditetapkannya awal bulan Dzulhijjah, maka Hari Raya Idul Adha 1446 Hijirah yang jatuh pada 10 Dzulhijjah

Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
SHOLAT DZUHUR BERJAMAAH - Kapolres Indramayu saat melaksanakan ibadah Sholat Dzuhur berjamaah di Masjid Abdurrahman Basuri, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Kamis (13/3/2025) 

TRIBUNCIREBON.COM - Pemerintah telah menetapkan bahwa 1 Dzulhijjah 1446 Hijriah jatuh pada 28 Mei 2025.

Keputusan ini diumumkan sesuai hasil sidang isbat yang digelar di Auditorium H.M Rasjidi Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa (27/5/2025).

Dengan ditetapkannya awal bulan Dzulhijjah, maka Hari Raya Idul Adha 1446 Hijirah yang jatuh pada 10 Dzulhijjah, akan diperingati pada 6 Juni 2025 mendatang.

Salah satu rukun dalam melaksanakan Hari Raya Idul Adha, adalah menggelar salat Idul Adha.

Permulaan salat sunnah hari raya seperti Idul Adha, diwajibkan untuk menyampaikan khutbah, sebagai pengingat bagi umat Muslim.

Khutbah dengan tema Idul Adha bisa menjadi cara dakwah untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. 

Baca juga: Kapan Libur Idul Adha 2025? Segera Cek Tanggal Merah di Bulan Juni, Ada 2 Kali Long Weekend

Menyembelih Egosentris dan Merawat Alam untuk Keberlanjutan Bumi

Khutbah Pertama
 اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. الله ُأَكْبَرُ كَبِيْرًا, وَالحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْراً, وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاَ, لاَإِلهَ إِلاَّالله ُوَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ, لَاإِلهَ إِلاَّالله ُوَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ المُشْرِكُوْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ وَلَوْكَرِهَ المُناَفِقُوْنَ. ٱلْـحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ، ٱلْـحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ ٱلصَّالِحَاتُ، وَبِعَفْوِهِ تُغْفَرُ ٱلذُّنُوبُ وَٱلسَّيِّئَاتُ، وَبِكَرَمِهِ تُقْبَلُ ٱلْعَطَايَا وَٱلْقُرُبَاتُ، وَبِلُطْفِهِ تُسْتَرُ ٱلْعُيُوبُ وَٱلزَّلَّاتُ، ٱلْـحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي أَمَاتَ وَأَحْيَا، وَمَنَعَ وَأَعْطَى، وَأَرْشَدَ وَهَدَى، وَأَضْحَكَ وَأَبْكَى؛ وَقُلِ ٱلْـحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَّهُۥ شَرِيكٌۭ فِى ٱلْمُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ لَّهُۥ وَلِىٌّۭ مِّنَ ٱلذُّلِّ ۖ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًا. فَيَآأَيُّهَاالمُؤْمِنُوْنَ وَالمُؤْمِناَتِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا الله َحَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ فَضِيْلٌ وَعِيْدٌ شَرِيْفٌ جَلِيْلٌ. قَالَ اللهُ تَعَالى فِيْ كِتَابِهِ الكَرِيْمِ. إِنّا أَعْطَيْنَاكَ الكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَالأَبْتَرُ.
Ma’asyiral muslimin wal muslimat, jemaah salat Iduladha rahimakumullah,

Pada hari yang penuh berkah ini, kita berkumpul dengan hati yang penuh suka cita untuk merayakan Hari Raya Iduladha. Ied yang dalam Bahasa Arab artinya waktu atau tempat untuk berkumpul berbahagia dan adha artinya pengorbanan atau kurban, hari dimana orang-orang berkumpul berbahagia dalam rangka berkurban dan berbagi kebahagiaan.

Perayaan Iduladha yang memiliki makna yang dalam. Pada hari yang mulia ini, kita mengenang pengorbanan luar biasa yang ditunjukkan oleh Siti Hajar demi menemukan sumber kehidupan. Pengorbanan Nabi Ibrahim a.s. dan putranya yang tercinta, Nabi Ismail a.s. Kisah ini mempersembahkan pelajaran berharga tentang iman yang teguh, pengorbanan, dan penyerahan diri kepada kehendak Allah Swt.

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ.
Ma’asyiral muslimin wal muslimat, jemaah salat Iduladha rahimakumullah,

Inilah sepenggal kisah seorang pejuang perempuan yang hidup ribuan tahun silam. Beliau tidak lain adalah Siti Hajar. Ia harus rela berlari-lari antara Safa dan Marwah demi menemukan sumber kehidupan yakni mata air. Meski akhirnya Allah pun menjawab perjuangan Siti Hajar dengan ditemukannya sumur zamzam.

Sebagai wujud penghargaan hingga kini momentum tersebut terus diamalkan dalam ritual ibadah haji jutaan manusia dengan melakukan sai. Air zamzam pun tetap menjadi saksi bisu yang terus memancarkan air berlimpah.

Karena ketegaran dan keikhlasan sosok Siti Hajar lah, Ismail tumbuh menjadi anak yang saleh dan penuh keikhlasan. Puncaknya dengan begitu mantap Ismail rela disembelih sang ayah demi wujud ketundukannya pada Sang Khalik. Betapa ia lebih mementingkan kepentingan Allah Swt daripada kepentingan dirinya. Rasulullah saw pernah ditanya oleh sahabat, “Wahai Rasul, jihad apa yang paling besar?” Rasul menjawab, “Jihad melawan hawa nafsu”. (H.R. Muttafaq Alaih). Inilah momentum yang kemudian diperingati setiap tahunnya dengan Iduladha.

Beragam hikmah dapat kita petik dari seri perjalanan hidup Nabi Ibrahim a.s., Siti Hajar, dan Ismail a.s. Ada pesan pengorbanan, ada pesan sosial, ada pesan spiritual, dan sebagainya. Dan, di antara pesan-pesan itu salah satunya adalah pesan untuk menyembelih egosentris dan merawat alam guna keberlanjutan bumi.

Ketika ditinggal Ibrahim a.s., Siti Hajar sadar bahwa ia harus mencari sumber kehidupan sebelum kebutuhan yang lain. Sumber itu adalah mata air. Dalam perspektif teologis, kita punya keyakinan bahwa Allah Swt menciptakan bumi dalam keadaan yang seimbang dan berlimpah sumber daya. Bagaimana tidak. Di tengah gurun yang tandus ternyata banyak tersimpan oase-oase yang terpencar.

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ.
Ma’asyiral muslimin wal muslimat, jemaah salat Iduladha rahimakumullah,

Ketika Idulkurban kita dibelalakkan dengan perjuangan Siti Hajar untuk mendapatkan setetes air. Maka apakah layak sekarang ketika air berlimpah kita menggunakan semaunya? Tidak usah jauh-jauh pada saat yang sama masih banyak daerah yang kekurangan air dan harus membelinya dengan harga tidak murah.

Dari sudut pandang ekologi, sosial, maupun spiritual, budaya menghemat air mesti ditekankan. Tak cukup itu. Perlu upaya-upaya yang komprehensif dan sistematis agar lingkungan tetap lestari dan mampu mendukung kehidupan makhluk hidup. Semua yang terjadi di muka bumi tak semuanya alami. Sejumlah permasalahan lingkungan justru kebanyakan disebabkan oleh tindakan manusia sendiri. Sebut misalnya banjir dan kekeringan. Allah Swt memperingatkan dalam Al-Qur’an Q.S. Ar-Rum ayat 41.

ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan Sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Bagi insan beriman kita diharuskan berpikir dan bertindak terhadap peringatan tekstual maupun kontekstual. Allah Swt mensyaratkan bahwa Ia tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan pada diri mereka sendiri. Konsekuensi logisnya, terhadap segala sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar, kita mesti bertanggung jawab.

Oleh karenanya, esensi terpenting dari Iduladha adalah nilai pengorbanan, bukan saja hanya sekedar pengorbanan yang bersifat simbolik. Tentu saja tidak cukup untuk melambangkan penyembelihan hewan kurban dan membagikan daging kepada orang miskin dan kepada orang yang membutuhkan itu bisa diartikan pengorbanan.

Dalam arti luas, pengorbanan adalah kesediaan untuk mengerem niat syahwat dan nafsu dalam diri dan menghilangkan keinginan-keinginan yang tidak baik supaya mati bersamaan dengan matinya hewan kurban yang disembelih, derajat ibadahnya akan lebih tinggi di sisi Allah Swt. Dalam Q.S. Al-Mujadalah (58) ayat 11, Allah berfirman:

يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ.
“Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.”

Dengan kata lain, Iduladha harus ditafsirkan sebagai kesediaan untuk mengorbankan semua ego demi kepedulian yang lebih besar. Pengorbanan ini juga lah yang harus dimaknai sebagai momentum untuk menyembelih nilai egosentris dalam diri kita.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَر،ُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ، كَمَا أَمَرَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْأَوَّلِيْنَ وَالْآخِرِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَالطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ، وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَمَرَكُمْ بِأَمْرِ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَى بِمَلاَئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِه. فَقَالَ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ العَظِيْم: إِنَّ اللهَ وَمَلاَ ئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِى يَاأَيُّهَا الَّذِينَ أًمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمَا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِين, وَالتَّابِعِين وَتَابِعِ التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ, وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتَكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَالْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَىٰ وَالتُّقَىٰ وَالْعَفَافَ وَالْغِنَىٰ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَىٰ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

 

Baca berita Tribuncirebon.com lainnya di GoogleNews

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved