Aksi Rendah Emisi Anak Muda Dalam Voluntrip Cirebon: Volunteer & Net Zero Emission Trip Cirebon
Voluntrip Cirebon: Volunteer & Net Zero Emission Trip, perjalanan yang merayakan semangat gotong royong, konservasi, dan edukasi Net Zero Emission
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Di tengah derasnya arus urbanisasi dan krisis iklim yang terus membayangi, harapan tumbuh di akar-akar pohon mangrove yang menari di pesisir utara Jawa.
Pada Sabtu, 24 Mei 2025, sebuah inisiatif kolaboratif antara Warga RW09 Kesunean Selatan, Institute for Essential Services Reform (IESR) dan Yayasan Generasi Energi Bersih (Gen-B) menghadirkan “Voluntrip Cirebon: Volunteer & Net Zero Emission Trip”—sebuah perjalanan yang merayakan semangat gotong royong, konservasi dan edukasi Net Zero Emission.
Kesunean Selatan, sebuah kawasan pesisir di Cirebon yang selama bertahun-tahun menghadapi abrasi, pencemaran dan minimnya perhatian terhadap lingkungan, kini tengah mengalami transformasi.
Tak lagi hanya dikenal sebagai daerah nelayan, Kesunean mulai muncul sebagai episentrum edukasi ekowisata Net Zero Emission berbasis komunitas.
“Ekosistem mangrove punya peran penting untuk menahan abrasi, menyerap emisi karbon, dan jadi rumah bagi keanekaragaman hayati. Tapi kawasan ini masih minim perhatian,"
"Penanganan Sampah sudah berjalan dengan adanya Bank Sampah namun demikian volume sampah yang sangat besar di sekitar hutan mangrove masih menjadi permasalahan tersendiri yang sangat membutuhkan support dari semua pihak. Voluntrip ini adalah upaya untuk memupuk rasa kepedulian akan kelestarian mangrove dan aksi pengurangan emisi,” ujar Sulistiawati, Ketua Generasi Energi Bersih Cirebon.
IESR, sebagai lembaga think tank Indonesia yang mendorong transisi energi berkeadilan, melihat potensi besar dalam gerakan komunitas.
Melalui pendekatan yang inklusif dan partisipatif, Voluntrip ini tak sekadar kegiatan tanam mangrove, tetapi edukasi Net Zero Emission, kampanye aksi pengurangan emisi di masyarakat, dan juga potensi besar skema carbon offset bagi dunia usaha dari ekowisata berbasis mangrove.
“Kegiatan ini menarik untuk ditindaklanjuti sebagai sebuah peluang di masa depan. Selain itu, program SERI ini ada manfaat sosial ekonomi (bahkan lebih besar) selain karbon, jadi hanya diukur biaya per ton CO₂ eq saja dengan konsep yang ditawarkan berupa ekowisata,” jelas Deon Arinaldo, Manager Program Transformasi Sistem Energi IESR.
Selama seharian penuh, sekitar 100 relawan dari Jakarta, Bandung, Cirebon, Semarang, Serang, Depok, Tangerang dan Bogor ikut serta dalam rangkaian kegiatan.
Para relawan ini berasal dari berbagai latar belakang seperti Pengusaha, karyawan swasta, pegawai pemerintahan, mahasiswa S1, mahasiswa S2, pensiunan hingga pelajar SMP.
Beragam latar belakang ini membuktikan bahwa semangat pengurangan emisi telah menginspirasi segala lapisan masyarakat.

Acara dimulai dengan pembukaan oleh Camat Lemahwungkuk, yang membahas dukungan pemerintah terhadap aksi pengurangan emisi di Cirebon. Ia membahas keterkaitan antara krisis iklim, hilangnya garis pantai, dan pentingnya restorasi mangrove.
Sesi Inti Pertama adalah bersih - bersih pantai sekitar hutan mangrove kesunean selatan.
Camat Lemahwungkuk hingga Ketua RW09 Kesunean Selatan turut serta dalam pembukaan kegiatan ini, seluruh peserta dan panitia berhasil mengumpulkan sekitar 50 karung yang kurang lebih setara dengan 500kg sampah di lokasi hutan mangrove.
Sesi inti kedua adalah menanam 1.000 bibit mangrove di kawasan rawan abrasi yang telah dipetakan oleh warga setempat.
Dipandu oleh para ahli dari Dinas Lingkungan Hidup dan dibantu kelompok kerja (pokja) ekowisata mangrove, kegiatan tanam ini menjadi simbol nyata kolaborasi antargenerasi.
Sesi inti ketiga adalah membatik ecoprint, dengan bantuan tutor dan ibu-ibu PKK sekitar 100 orang peserta menggunakan palu kayu kecil memukul daun - daun untuk bisa menimbulkan corak alami daun dengan warna hijau, kuning, dan orange di tote bag.
Sesi inti keempat adalah telusur pesisir pantai Kejawanan. Salah satu elemen menarik dari Voluntrip ini adalah integrasi kegiatan konservasi dengan potensi wisata lokal.
Peserta tidak hanya menanam, tetapi juga mengikuti tur perahu menyusuri pesisir pantai kejawanan,hingga mencicipi makanan khas seperti empal gentong dan kue lokal yang disajikan oleh UMKM binaan ibu-ibu PKK.
Disamping itu, Yayasan Generasi Energi Bersih yang diwakili oleh Zikra mendonasikan Lampu PJU Surya bertenaga 50W untuk penerangan jalan disekitar Baperkam dan Hutan Mangrove Kesunean Selatan.
“Kalau Energi Terbarukan bisa berdampak pada ecowisata dan kesadaran lingkungan serta ekonomi lokal, kenapa tidak? Kita harus ubah cara berpikir dari sekadar wisata jadi wisata yang berdaya dan memiliki nilai ekonomi yang lebih baik,” kata Zikra, pengurus Yayasan Generasi Energi Bersih.
Ketua Yayasan Generasi Energi Bersih, Maya Lynn, juga memberi pesan.
“PJU tenaga surya ini bukan sekadar penerangan jalan, tapi simbol harapan: bahwa energi bersih bisa menguatkan ekowisata, lingkungan dan ekonomi lokal secara bersamaan," katanya.
Nisya, relawan dari Semarang, mengaku awalnya hanya ingin 'healing'. Namun ia justru menemukan sesuatu yang lebih mendalam.
“Saya baru tahu kalau mangrove bisa menyerap 4-5 kali lebih banyak karbon dibanding hutan tropis. Rasanya luar biasa bisa jadi bagian dari perubahan,” ungkapnya.
Untuk memperluas dampak dan memperkenalkan ekowisata Cirebon ke khalayak luas, GEB dan IESR juga meluncurkan kampanye digital #SeriMangrove dan #VoluntripCirebon di media sosial.
Kampanye ini menampilkan konten edukatif, foto before-after kawasan mangrove, dan testimoni warga.
Rencana jangka panjangnya, Gen-B akan membuka Voluntrip Berkelanjutan setiap setahun sekali, dengan paket wisata edukatif yang bisa diikuti pelajar, mahasiswa, bahkan perusahaan yang ingin melakukan CSR.
Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Cirebon dan Kecamatan Lemah Wungkuk.
Di akhir kegiatan, suasana haru terasa ketika warga dan relawan berphoto bersama.
Voluntrip Ekowisata Mangrove Cirebon bukan sekadar perjalanan wisata. Ini adalah babak baru dalam narasi transisi energi dan pelestarian lingkungan yang digerakkan dari bawah, oleh komunitas, untuk komunitas.
Seiring meningkatnya urgensi aksi iklim dan inklusivitas dalam transisi energi, kegiatan seperti ini menjadi model yang bisa direplikasi di berbagai daerah pesisir Indonesia.
Dengan semangat kolaborasi, literasi lingkungan, dan kemandirian ekonomi lokal, perubahan bukan hanya mungkin— sedang terjadi.
Tentang IESR: Institute for Essential Services Reform (IESR) adalah lembaga think tank independen yang berfokus pada advokasi energi terbarukan, efisiensi energi, dan pembangunan berkelanjutan.
Tentang Generasi Energi Bersih: Gen-B adalah komunitas muda yang berbasis di Jakarta dan beberapa kota dan aktif mendorong aksi nyata dalam bidang energi bersih, lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan Net Zero Emission Indonesia tahun 2060 atau lebih cepat.
UPDATE Harga Emas Antam Hari Ini 28 Agustus 2025 di Cirebon dan Majalengka Melambung Jadi Segini |
![]() |
---|
Jumlah Korban Foto Syur AI di Cirebon Kembali Bertambah, Ada yang Masih SMP |
![]() |
---|
Breaking News: Pekerja Perempuan Histeris Saat PN Cirebon Eksekusi Gedung Fantasi Family Karaoke |
![]() |
---|
PRAKIRAAN Cuaca Cirebon Hari Ini Kamis, 28 Agustus 2025: Berawan Seharian, Suhu Maksimum 31 Derajat |
![]() |
---|
6 Lokasi SIM Keliling di Cirebon Hari Ini 28 Agustus 2025, PG Tresna Baru dan Balai Desa Putat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.