Idul Adha
Khutbah Idul Adha 6 Juni 2025: Bertauhid, Berkurban dan Berhaji
Permulaan shalat sunnah hari raya Seperti Idul Adha, diwajibkan untuk menyampaikan khutbah, sebagai pengingat bagi umat Muslim.
Penulis: Sartika Harun | Editor: Sartika Rizki Fadilah
TRIBUNCIREBON.COM - Salah satu rukun dalam melaksanakan Hari Raya Idul Adha, adalah menggelar Sholat.
Permulaan shalat sunnah hari raya Seperti Idul Adha, diwajibkan untuk menyampaikan khutbah, sebagai pengingat bagi umat Muslim.
Khutbah Idul Adha dengan Judul "Bertauhid, Berkurban, dan Berhaji"
Khutbah 1
اللهُ اَكْبَرْ (٣×) اللهُاَكْبَرْ (٣×) اللهُ اَكبَرْ (٣×)
اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّهِ بُكْرَةً وَأصِيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ
اللهُ اَكْبَرْ ماتحرك متحرك وارتـج. ولبى محرم وعـج. وقصد الحرم من كل فـج. وأقيمت فى هذا الأيام مناسك الحج. اللهُ اَكْبَرْ (x٣)
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ ومن تبع دين محمد. وسلم تسليما كثيرا. فياايها المسلمون الكرام. اوصيكم ونفسى بتقوى الله. واعلموا أن هذا الشهر شهر عظيم. وأن هذاليوم يوم عيد المؤمين. يوم خليل الله إبراهيم أبو ألانبياء والمرسلين. اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Hadirin Jama'ah Idul Adha as'adakumullah,
Alhamdulillah pagi ini kita dapat berkumpul menikmati indahnya matahari, sejuknya hawa pagi sembari mengumandangkan takbir mengagungkan Ilahi Rabbi dirangkai dengan dua raka'at Idul Adha sebagai upaya mendekatkan diri kepada Yang Maha Suci. Marilah kita bersama-sama meningkatkan taqwa kita kepada Allah SWT dengan sepenuh hati. Kita niatkan hari ini sebagai langkah awal memulai perjalanan diri mengarungi kehidupan seperti yang tercermin dalam ketaatan dan ketabahan Nabi Allah Ibrahim as menjalani cobaan dari Allah Yang Maha Tinggi.
Muslimin dan Muslimat yang dimuliakan Allah,
Hari ini adalah hari yang penuh berkah, hari yang sangat bersejarah bagi umat beragama di seluruh penjuru dunia, dan bagi umat muslim pada khususnya. Karena hari ini merupakan hari kemenangan seorang Nabi penemu konsep ketauhidan dalam berketuhanan. Sebuah penemuan maha penting di jagad raya, tak tertandingi nilainya dibandingkan dengan penemuan para saintis dan ilmuwan. Karena berkat konsep ketauhidan yang ditemukan Nabi Allah Ibrahim, manusia dapat menguasai alam dengan menjadi khalifah 'fil ardh. Setelah Nabi Allah Ibrahim as menyadari bahwa Allah SWT adalah The Absolute One, Dzat yang paling Esa, maka semenjak itu juga umat manusia tidak dibenarkan menyembah matahari, menyembah bintang, menyembah binatang, menyembah batu dan alam. Ini artinya manusia telah memposisikan dirinya di atas alam. Ajaran keesaan yang diprakarsai oleh Nabi Allah Ibrahim telah mengangkat derajat manusia atas alam seisinya.
Ma'asyiral Muslimin as'adakumullah,
Baca juga: 20 Poster Eid Al-Adha 2025 Penuh Warna, Kualitas HD Gambar Menarik Bagikan pada 6 Juni
Sesungguhnya tidak berlebihan jika hari ini kita jadikan sebagai salah satu hari besar kemanusiaan internasional yang harus diperingati oleh manusia se-jagad raya. Oleh karena itu hari ini adalah momen yang tepat untuk mengenang perjuangan Nabi Allah Ibrahim as dan upayanya menemukan Allah SWT. Bagaimana beliau bersusah payah melatih alam kebatinannya untuk mengenal Tuhan Allah Yang Paling Berkuasa. Bukankah itu hal yang amat sangat rumit? Apalagi jika kita membandingkan posisi manusia sebagai makhluk yang hidup dalam dunia kebendaan, sedangkan Allah Tuhan Yang Maha Sirr berada ditempat yang tidak dapat dicapai dengan indera? Bagaimana Nabi Allah Ibrahim bisa menemukan-Nya? Tentunya melalui berbagai jalan thariqah yang panjang. Melalui latihan dan penempaan jiwa yang berat. Untuk itulah mari kita lihat rekaman tersebut dalam surat Al-An'am ayat 75-79
وَكَذَلِكَ نُرِي إِبْرَاهِيمَ مَلَكُوتَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلِيَكُونَ مِنَ الْمُوقِنِينَ(75) فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَى كَوْكَبًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَا أُحِبُّ الْآفِلِينَ (76)فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لَأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ (77)فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَذَا رَبِّي هَذَا أَكْبَرُ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ(78) إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ (79)
Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin. (75)
Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam " (76
Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat." (77)
Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (78)
Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan (79)
Para hadirin yang dimuliakan Allah,
Jika kita lihat dokumen sejarah yang termaktub dalam al-Qur'an di atas, hal ini menunjukkan betapa proses pencarian yang dilakukan Nabi Allah Ibrahim as sangatlah berat. Meskipun pada akhirnya Nabi Ibrahim berhasil menemukan Tuhan Allah Rabbil Alamin, bukan tuhan suku dan bangsa tertentu, tapi Tuhan seru sekalian alam. Tuhan yang senantiasa berada sangat dekat dengan manusia baik ketika terpejam maupun ketika terjaga. Itulah sejarah terbesar yang dipahatkan oleh Nabi Allah Ibrahim di sepanjang relief kehidupan umat manusia yang seharusnya selalu dikenang oleh umat beragama.
Selain sebagai orang yang menemukan konsep Ketuhanan. Beliau juga salah satu hamba tersukses di dunia yang mampu menaklukkan nafsu duniawi demi memenangkan kecintaannya kepada Allah Sang Maha Suci. Fragmen ketaatan dan keikhlasannya untuk menyembelih Ismail sebagai anak tercinta yang diidam-idamkannya, adalah bukti kepasrahan total kepada Allah SWT. Bayangkan saudara-saudara, Ismail adalah anak yang telah lama dinanti dan diidamkan, Ismail adalah anak tercintanya namun demikian semua itu ditundukkan oleh Nabi Ibrahim as demi memenangkan cintanya kepada Allah SWT.
Ma'asyiral Muslimin as'adakumullah,
Dua hal di atas yaitu penemuan Ibrahim atas keesaan Allah dan perintah penyembelihan terhadap anak tercinta merupakan satu perlambang bahwa ruang di mana Nabi Allah Ibrahim as. hidup adalah garis batas yang memisahkan antara kehidupan brutal dan kehidupan berpri-kemanusiaan. Penyembelihan terhadap Ismail yang kemudian diganti dengan kambing merupakan tanda bahwa semenjak itu tidak ada lagi proses penyembahan dengan cara pengorbanan manusia (sesajen). Karena manusia adalah makhluk mulia yang tak pantas dikorbankan secara cuma-cuma, meskipun dilakukan dengan sukarela. Allah SWT sendiri yang tidak memperbolehkannya, dengan Kuasa-Nya ia ganti Ismail dengan seekor kambing.
Itulah beberapa hal yang harus dikenang dari Nabi Allah Ibrahim as. Sebagai umat manusia yang beriman dan beragama sudah sewajibnya kita mengenang dan meneladani apa yang dilakukannya.
Oleh karenanya di setiap tahun pada tanggal 10 Dzulhijjah seorang muslim dianjurkan untuk berkorban, mengorbankan sedikit kekayaannya guna membuktikan cinta kepada Allah SWT. Bukti cinta itu harus kita berikan dengan seksama dengan hati yang tulus, semata-mata karena-Nya. Bukankah korban yang kita berikan hanyalah sebagian dari rezeki-Nya yang dititipkan kita? bukankah yang kita korbankan hanyalah harta (kambing/sapi) bukan anak kita, sebagaimana kisah Nabi Ibrahim? Sungguh berkurban adalah suatu tindakan yang layak dilakukan seorang hamba sebagai rasa syukur atas karunia-Nya selama ini, sebagai bukti ketundukan dan penghambaan kepada-Nya. Demikian pentingnya berkorban hingga Rasulullah SAW bersabda, sebagaimana terdapat dalam kitab Durratun Nasihin:
خِيَارُ اُمتِى يُضَحونَ وَشِرَارُ اُمتِى لاَ يُضَحونَ
Artinya: "Sebaik-baik umatku adalah mereka yang berkurban, dan sejelek-jelek umatku adalah mereka yang tidak mau berkurban."
Artinya jikalau seorang muslim memiliki rezeki yang berlimpah dan sudah ada kelebihan untuk keperluan sehari-hari pada tanggal 10 Dzulhijjah, maka dianjurkan atas mereka untuk berkurban. Anjuran ini bukanlah anjuran biasa, tetapi anjuran yang amat-sangat, sehingga mendekati pada anjuran wajib. Demikian itu terbesit dalam hadits Rasulullah SAW yang terkenal:
و عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا
Barangsiapa yang memiliki kelonggaran (rezeki) dan tidak berkurban, maka janganlah mendekati masjidku.
Seperti itulah ancaman bagi mereka yang mampu berkurban tetapi tidak mau mengeluarkan hartanya untuk berkorban. Akan tetapi sebaliknya, jika seseorang telah berniat untuk berkurban maka semenjak ia melangkahkan kaki seperlu membeli hewan kurban Allah telah menyediakan pahala berlipat ganda. Sebagaimana keterangan Sayyidina Ali Karramallahu wajahah:
"Barangsiapa hendak berkurban, maka setiap langkah menuju tempat pembelian kurban akan diimbali dengan sepuluh kebaikan, dihapus sepuluh kesalahan dan diangkat derajatnya sepuluh tingkatan. Dan ketika berbicara tawar-menawar maka omongannya dianggap sebagai tasbih. Dan ketika membayar setiap satu dirham (satu rupiah) imbalannya sama dengan tujuh ratus kebaikan. Dan beberapa saat ketika hewan itu telah dirobohkan hendak disembelih, semua makhluk yang berada di tempat penyembelihan hingga langit ketujuh memintakan pengampunan untuknya. Dan ketika darah telah mengalir dari hewan kurban, setiap tetesnya akan menjelma sepuluh malaikat yang memohonkan ampunan kepadanya hingga hari akhir. Dan ketika daging itu dibagi-bagikan, maka setiap satu suap daging yang dimakan orang, setimpal dengan memerdekakan satu budak dari keturunan Nabi Ismail"
Hal ini haruslah diyakini dengan benar oleh kita semua, agar menjadi semangat bagi yang belum berkorban dan menjadi pahala nyata bagi mereka yang telah berkurban.
Sehubungan dengan kurban, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Yang selama ini mungkin banyak disalah pahami. Pertama, Apapun alasannya tidak dibenarkan menjual bagian dari kurban entah itu kulit, kepala, ataupun tanduk hewan kurban. Walaupun dengan tujuan membiayai proses pemotongan, sungguh itu tidak dibenarkan. Karena semua yang terdapat dalam hewan kurban adalah milik Allah SWT, semua yang terdapat dalam hewan kurban adalah benda sedekah yang harus dibagikan dan dinikmati dengan seksama. Tidak ada yang diperjual belikan atau ditukar gulingkan dengan benda lain. Andaikan memang proses pemotongan itu membutuhkan biaya, hendaknya biaya itu diminta tersendiri tidak diambil dari hewan kurban.
Kedua, hendaklah orang yang berkurban merasakan sebagian daging kurbannya. Sebagaimana Rasulullah SAW memakan sebagian dari kurban yang disembelihnya. Kecuali bila kurban itu telah dinadzarkan sebelumnya, maka tidak dibolehkan memakan daging hewan kurbannya.
Ketiga, setelah kurban disembelih disunnahkan bagi orang yang berkurban menjalankan shalat dua rakaat dan setelahnya berdo'a yang maksudnya "ya Allah bahwa shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku adalah milik-Mu, dan tidak ada yang bersekutu dengan-Mu. Ya Allah semoga kami diberikan panjang umur hingga menikmati kembali idul adha tahun yang akan datang dengan penuh ketaatan dan rizki yang makin berkah. Semoga orang-orang muslim yang hari ini berkurban benar-benar berkurban untuk-Mu, tidak karena yang lain sehingga mereka akan dapat berkurban kembali tahun mendatang. begitu pula semoga kaum muslim yang tahun ini belum mampu berkurban diberikan Allah kemampuan berkorban tahun mendatang. Semoga kita semua mendengarkan panggilannya berziarah ke Baitullah dan makam Rasulullah SAW, dan mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti.
Demikianlah doa itu dipanjatkan dengan seksama dan diakhiri dengan permohonan untuk pergi haji. Karena berhaji merupakan ibadah penyempurna bagi seorang muslim.
Para Jama'ah Idul Adha yang berbahagia,
Haji merupakan salah satu ibadah yang sarat dengan simbol dan perlambang. Oleh karena itu, jikalau ibadah haji dilaksanakan tanpa mengerti makna yang tersimpan didalamnya sangatlah percuma, karena yang demikian itu hanya menyisakan kelelahan belaka. Kelelahan yang kerontang tanpa kesadaran.
Kaum muslimin dan muslimat, meskipun saat ini kita berada di sini, jauh dari tanah Haram, tidak berarti kita tidak bisa meneladani Nabi Ibrahim. Karena keteladanan itu tidaklah bersifat fisik. Namun sejatinya keteladanan itu berada dalam semangat yang tidak mengenal batas ruang dan waktu. Keteladanan atas ibadah haji dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari ketika kita berinteraksi dengan tetangga, teman, saudara dan umat manusia pada umumnya.
Saudara-saudaraku seiman,
Bila kita tengok bahwa haji dimulai dengan niat yang dibarengi dengan menanggalkan pakaian sehari-hari untuk digantikan dengan dua helai kain putih yang disebut dengan busana ihram. Maka ketahuilah dibalik keseragaman ini tersimpan beragam makna. Pertama bahwa pakaian yang selama ini kita pakai sehari-hari sangat menunjukkan derajat dan status sosial manusia. Oleh karena itu, ketika seorang muslim telah berniat untuk haji dan berniat menghadap-Nya maka segeralah tanggalkan pakaian itu dan gantilah dengan busana Ihram yang serba putih, karena manusia di hadapan Ilahi Rabbi sejatinya tidak berbeda.
Kedua, Pakaian itu tidak hanya apa yang kita pakai namun juga identitas yang menyelimuti diri manusia hendaknya segera diluluhkan ketika menghadap-Nya. Allah tidak akan pernah membedakan antara pejabat dan rakyat, antara penguasa dan hamba, antara pedagang dan nelayan. Semua itu dimata Allah SWT adalah sama. Seperti putihnya seragam yang membalut raga.
المسلمون إخوة لافضل لأحد على أحد إلابالتقوى (رواه الطبرانى)
Artinya: "Orang-orang Islam itu satu sama lain bersaudara, tiada yang lebih utama seorangpun dari seorang yang lain, melainkan karena taqwanya." (HR. Thabrani)
Ketiga, Pakaian itu adalah sifat manusia. Ketika seorang muslim telah berniat menghadap Allah Sang Maha Kuasa, hendaklah ia mencopot segala identitasnya. Baik identitas sebagai tikus, buaya, serigala ataupun identitas sebagai kupu-kupu, merpati atau pun kasuari. Artinya, segala macam sifat yang melekat baik negatif maupun positif sebaiknya dihilangkan. Jangan pernah merasa sebagai apa-apa jikalau engkau menghadap-Nya.
Keempat, pakaian itu mengingatkan manusia akan ketidakberdayaannya. Nanti ketika menghadap Ilahi Rabbi manusia tidak membawa apa-apa kecuali kain putih yang menemaninya. Sebagai pertanda bahwa sebaiknya manusia hidup dengan sederhana, karena semua akan ditinggalkannya.
Ma'asyiral Muslimin as'adakumullah,
Selanjutnya Thawaf mengelilingi ka'bah tujuh kali putaran adalah perlambang kedekatan manusia dengan Sang Khaliq. Begitu harunya jiwa manusia ketika lebur mendekatkan diri pada Baitullah, seolah kedirian manusia hilang ditelan kebesaran-Nya. Thawaf dapat diartikan hilangnya diri terhanyut dalam pusaran Energi keilahian yang tak terkira. Thawaf adalah simbol hablum minallah yang hakiki, bahkan lebih dari itu. Tidak ada lagi habl penghubung antara manusia dan Sang Khaliq. Karena keduanya telah menyatu.
Kemudian sa'i berlari kecil dari Shafa ke Marwah. Ini merupakan rangkaian setelah Thawaf yang dapat diartikan sesuai perspektif sejarah. Ketika Siti Hajar Ibunda Nabi Ismail ditinggal oleh Nabi Allah Ibrahim as. Maka ia pun harus bertarung mempertahankan hidup ini dengan mencari air dari bukit Shofa ke Marwa. Kehidupan sarat dengan perjuangan. Usaha menjadi suatu kewajiban bagi manusia. Tiada air yang turun dari langit, namun air itu harus dicari sumbernya. Begitulah kehidupan di dunia ini. Hidup itu suci dan harus dijaga seperti makna harfiah kata Shafa yaitu kemurnian dan kesucian sedangkan. Namun hidup itu juga cita-cita yang jumawa dan penuh idealism seperti makna kata marwa yaitu kemurahan, memaafkan dan menghargai.
Jika thawaf menggambarkan hubungan dan kemanunggalan manusia dengan Sang Khaliq, maka sa'i menunjukkan bahwa kehidupan haruslah dijalani sesuai dengan hukum kemanusiaan. Berinteraksi, berhubungan dan berkomunikasi dengan sesama. Maka kehidupan ini haruslah menyeimbangkan antara keilahiyahan dan keinsaniyahan.
Ma'asyiral Muslimin yang berbahagia
Selain itu simbolisme dalam ibadah haji juga melekat pada Ka'bah Baitullah. Di sana ada hijir Ismail yang berarti 'pangkuan Ismail'. Di sanalah seorang Ismail putra Ibrahim yang membangun Ka'bah pernah berada dalam pangkuan sang Ibu Hajar, seorang wanita hitam yang miskin juga seorang budak. Dengan ini Allah SWT membuktikan bahwa seorang hamba pun dapat dimuliakan dengan memposisikan kuburnya di samping ka'bah baitullah. Itu semua karena ketaqwaannya. Ketaqwaan Ibu Hajar yang mampu berhijrah menuju kebaikan dan kemuliaan.
Sedangkan padang Arafah sebagai tempat para haji menunaikan wukuf merupakan ruang luas yang terhampar untuk memasak diri seorang muslim hingga ia mengenal siapa jati dirinya sebagai manusia. Arafah adalah ruang berintrospeksi diri, siapa, dari mana sosok diri itu dan hendak kemana nantinya. Oleh karena itu ruang ini dinamakan arafah yang mempunyai satu asal kata yang sama dengan ma'rifat yaitu mengetahui dan mengerti hakikat diri. Diharapkan setelah diramu dalam padang arafah ini seorang diri bisa menjadi lebih arif (bijaksana) dalam mengarungi kehidupan dan mempertimbangkan antara kepentingan dunia dan akhirat seperti yang disimbolkan dalam thawaf dan sa'i.
Dari Arafah menuju Muzdalifah guna mempersiapkan diri dan mempersenjatainya melawan syaithan yang akan dihadapi nanti di Mina. Manusia haruslah selalu waspada bahwa syaitan ada dimana-mana. Karena itulah senjata pemusnahnya tidaklah sesuatu yang besar dan menakutkan. Tetapi cukup dengan kerikil yang kecil sebagai simbol atas kesabaran dan keteguhan hati.
Ma'asyiral Muslimin
Demikianlah uraian dalam khutbah ini semoga ada manfaatnya bagi kita semua. Dan marilah kita berdoa kepada Allah SWT semoga amal ibadah kita diterima. Semoga kita yang disini diberikan kesempatan mengunjungi tanah haram di lain waktu, seperti cita-cita kita semua. Dan semoga mereka yang berada di sana diberi keselamatan semua. Amien
أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطنِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ. إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اللهُ اَكْبَرْ (٣×) اللهُ اَكْبَرْ (٤×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُو
Baca berita Tribuncirebon.com lainnya di GoogleNews
Hari Raya Idul Adha 2025
Hari Raya Idul Adha
Idul Adha 2025
Teks Khutbah Idul Adha
khutbah Idul Adha
20 Kata-kata Selamat Idul Adha 2025 Terbaru dan Penuh Doa, Bisa Dibagikan ke Kerabat dan Keluarga |
![]() |
---|
Niat dan Cara Mandi Wajib Sebelum Melaksanakan Salat Iduladha 2025 |
![]() |
---|
Bacaan Takbiran Idul Adha 2025 Versi Panjang dan Pendek, Lengkap dengan Arab dan Latinnya |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Idul Adha 10 Zulhijjah 1446 H: Ibadah Kurban Sebagai Penyerahan Diri |
![]() |
---|
Teks Khutbah Idul Adha 2025: Menyembelih Egosentris dan Merawat Alam untuk Keberlanjutan Bumi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.