Elevated Track atau Flyover? Solusi Macet di Lintasan KA Sebidang Cirebon Masih Diperdebatkan
Peningkatan frekuensi perjalanan kereta api di wilayah Daop 3 Cirebon akibat diberlakukannya Gapeka 2025 memicu perdebatan
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Peningkatan frekuensi perjalanan kereta api di wilayah Daop 3 Cirebon akibat diberlakukannya Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025 memicu perdebatan soal solusi kemacetan di lintasan sebidang.
Pemerintah Kota Cirebon bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan masih mempertimbangkan opsi terbaik antara pembangunan elevated track atau flyover untuk mengurangi dampak kepadatan lalu lintas.
Penjabat (Pj) Wali Kota Cirebon, Agus Mulyadi menyebutkan bahwa dampak peningkatan perjalanan kereta api telah menjadi perhatian serius.
Ia mengungkapkan, bahwa pemerintah daerah telah menggelar pertemuan daring dengan Kementerian Perhubungan untuk membahas solusi terbaik.
Baca juga: KA Gunungjati Cirebon Comeback Setelah Puluhan Tahun, Ini Alasan Nama Sunan Gunungjati Dipilih
"Ya, soal lalu lintas dampak dari bakal lebih seringnya kereta api lewat seiring dimulainya Gapeka 2025 ini akan didiskusikan kembali antara pemerintah daerah dan Kementerian Perhubungan, khususnya Direktorat Jenderal Kereta Api," ujar Agus saat diwawancarai media di Stasiun Cirebon, Sabtu (1/2/2025).
Menurutnya, kemacetan akibat perjalanan kereta api yang melintas di perlintasan sebidang semakin parah, terutama di kawasan Jalan Kartini.
"Hampir tiap 7 menit sekali kereta api selalu lewat dan kemudian menyebabkan kemacetan."
"Kita bisa melihat dua sisi, satu meningkatkan pertumbuhan, dua memang ada keluhan soal macet, dan ini sudah didiskusikan," ucapnya.
Agus menegaskan, bahwa pemerintah daerah telah mengusulkan opsi elevated track sebagai solusi utama.
Namun, opsi ini memiliki konsekuensi biaya yang sangat besar karena membutuhkan pembangunan jalur layang sepanjang 7 kilometer.
"Kalau dari sisi pemerintah daerah, ya kita berharap elevated track."
"Tapi tentu konsekuensinya biayanya jauh lebih besar," jelas dia.
Selain elevated track, opsi flyover juga menjadi pertimbangan.
Agus menilai, bahwa pembangunan under pass kurang cocok diterapkan di Kota Cirebon karena faktor geografis yang dekat dengan laut, sehingga berisiko terhadap banjir dan abrasi.
Warga Argasunya Cirebon Tutup Sumur Gara-gara Limbah: ‘Airnya Keruh dan Bau’, Ini Gara-garanya |
![]() |
---|
Hanya Ada Salwa, Ini Cerita Sepi Tapi Penuh Semangat dari SMK Cipto Kota Cirebon |
![]() |
---|
Meski Telah Gugat ke PTUN, Ini Alasan FKKS Kota Cirebon Masih Tempuh Jalur Spiritual dan Dialog |
![]() |
---|
Bermodal Tas Merah, Pria di Cirebon Edarkan Ribuan Pil Tramadol, Kini Ditangkap Polisi |
![]() |
---|
Tawaran Manis Pemkot Cirebon untuk PKL Sukalila yang Bakal Digusur, Setahun Gratis Dagang di PGC! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.