Kecelakaan Kereta Api di Cirebon
Korban Tewas Insiden Pikap Tertabrak Kereta di Cirebon Jadi 2 Orang, Semuanya Warga Indramayu
Sebuah kecelakaan tragis terjadi di perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Desa Bandengan, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Sebuah kecelakaan tragis terjadi di perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Desa Bandengan, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, pada Jumat (6/12/2024) sekitar pukul 14.45 WIB.
Sebuah mobil pikap Daihatsu Grandmax berpelat nomor E 8033 VM tertabrak kereta api Argo Bromo Anggrek jurusan Pasar Turi-Gambir.
Mobil tersebut terseret sejauh 50 meter, menyebabkan satu penumpang tewas di lokasi kejadian, sementara satu lainnya sempat kritis sebelum akhirnya meninggal dunia di rumah sakit.
Kapolsek Mundu Polres Cirebon Kota, Iptu Didi Sumardi, membenarkan insiden ini dan menyebut korban yang meninggal dunia adalah Casipin di lokasi kejadian, serta Casmadi yang meninggal di Rumah Sakit Pelabuhan Kota Cirebon.
Baca juga: Insiden Pikap Tertabrak di Mundu Cirebon Sebabkan Keterlambatan Perjalanan Kereta, KAI Minta Maaf
“Ya benar, korban yang sempat dinyatakan hidup di lokasi kejadian akhirnya meninggal dunia di Rumah Sakit Pelabuhan, Kota Cirebon, sekitar pukul 17.10 WIB."
"Keduanya merupakan warga Kabupaten Indramayu,” ujar Didi kepada media, pada Jumat (6/12/2024) malam.
Didi menjelaskan, kecelakaan bermula saat mobil pikap melintas di perlintasan kereta tanpa palang pintu sekitar pukul 14.40 WIB.
Sopir mobil diduga tidak memperhatikan kondisi kiri dan kanan jalur rel.
“Menurut saksi mata, sopir tidak melihat kiri kanan. Ketika kepala mobil sudah turun ke aspal, baknya masih berada di rel sebelah kiri."
"Kereta Argo Bromo Anggrek yang melaju dari arah Jawa Tengah menuju Jakarta langsung menghantam mobil tersebut dan menyeretnya sejauh 50 meter,” ucapnya.
Baca juga: Kecelakaan Maut di Mundu Cirebon, Pikap Ditabrak Kereta Api, Ini Kronologinya
Dani (30), seorang petugas tidak resmi yang sering menjaga perlintasan tersebut, mengaku tengah menerima nasi boks dari program Jumat Berkah saat insiden terjadi.
“Saat saya buka nasi itu, tiba-tiba mobil pikap sudah ada di tengah rel. Saya hanya bisa teriak, ‘maju-maju’ atau ‘mundur-mundur’, tapi sudah tidak sempat."
"Mobil langsung dihantam kereta,” jelas Dani, di lokasi kejadian.
Ia menambahkan, sempat menyelamatkan salah satu korban yang masih bernapas.
"Saya hanya berhasil menyelamatkan satu orang yang masih hidup, napasnya sudah ngap-ngapan, mungkin luka dalam."
"Yang meninggal saya kurang tahu pasti karena satu penumpang lain terpental jauh,” katanya.
Petugas kepolisian bersama Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Proses evakuasi jenazah dan pengurusan surat-menyurat tengah dilakukan di dua rumah sakit, yaitu Rumah Sakit Pelabuhan dan Rumah Sakit Gunung Jati.
Peristiwa ini menarik perhatian warga sekitar yang langsung berkerumun di lokasi kejadian.
Polisi mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati saat melintasi perlintasan kereta api, terutama yang tidak memiliki palang pintu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.