Khutbah Jumat

NASKAH KHUTBAH JUMAT Hari Ini 17 Mei 2024, Kunci Hidup Ikhlas dan Ketaatan Beribadah

Tentu akan sangat bersyukur ketika melakukan ibadah salat yang harus selalu kita syukuri umat Islam.

|
Penulis: Sartika Harun | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
Tribunjabar.id/Firman Suryaman
Solat gaib untuk Eril di Masjdi Agung Kota Tasikmalaya berlangsung khusyu. 

Artinya: Dan saya tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku. (QS Adz-Dzâriyât: 56)

Bukan berarti selama 24 jam kita hanya boleh menghabiskan waktu untuk shalat dan membaca Al-Quran saja, semisal. Namun sekolah, belajar di pesantren, bekerja mencari nafkah, membantu orang tua, berbaik budi kepada teman, makan, minum dan sejenisnya bisa juga bernilai ibadah tergantung niat kita. Semua itu merupakan bagian dari ibadah, persisnya ibadah ghairu mahdlah.

Baca juga: JADWAL Proliga 2024 Pekan Keempat Hari Ini, Jakarta LavAni Allobank vs Kudus Sukun Badak

Ibadah baik mahdlah maupun ghairu mahdlah, masing-masing membutuhkan niat yang ikhlas, murni karena Allah. Jika tidak mampu ikhlas secara penuh, seseorang hanya akan diberi pahala dengan presentase sebesar mana ikhlasnya.

Jika persentase ikhlas seseorang dalam hati hanya sebesar 40 persen, selebihnya dia berniat bukan karena Allah—untuk tujuan supaya mendapatkan materi, misalnya—niscaya ia hanya akan mendapatkan balasan dari 40 persen niatnya tersebut. Artinya kadar balasan keikhlasan seseorang bergantung pada persentase ikhlasnya dalam hati. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Shahih Bukhari yang pertama kali disebut, riwayat dari Sayyidina Umar bin Khattab Radliyallâhu Anh:

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Artinya: Sesungguhnya amal-amal itu tergantung dengan niatnya. Dan setiap orang tergantung atas apa yang ia niatkan.

Baca juga: ADA DISKON hingga 50 Persen, Inilah 9 Golongan Penumpang yang Dapat Tarif Khusus Tiket Kereta Api

Abdurrahman bin Abdussalam ash-Shafûriy dalam kitabnya Nuzhatul Majâlis mengisahkan petuah Syekh Ma’ruf al-Karkhi sebagai berikut:

وَقَالَ مَعْرُوفْ الْكَرْخِي مَنْ عَمِلَ لِلثَّوَابِ فَهُوَ مِنَ التُّجَّارِ

Artinya: Barang siapa beramal supaya dapat pahala, maka ia bagaikan orang yang sedang berdagang.

Maksudnya, yang bersangkutan beramal dengan angan-angan mendapatkan keuntungan itu seolah-olah seperti sedang tukar-menukar, yakni amal dengan pahala.

وَمَنْ عَمِلَ خَوْفاً مِنَ النَّارِ فَهُوَ مِنَ الْعَبِيْدِ

Artinya: Barang siapa melakukan sebuah tindakan karena takut neraka, ia termasuk hamba Allah.


وَمَنْ عَمِلَ للهِ فَهُوَ مِنَ الْأَحْرَارِ

Artinya: Dan barang siapa yang bertindak karena Allah semata, ia merupakan orang yang merdeka.

Orang yang ikhlas, diibaratkan dalam hadits qudsiy seperti tangan kanan memberikan sesuatu, namun tangan kirinya tidak sampai tahu. Maksudnya, amal-amal baik seharusnya kita sembunyikan serapat mungkin hingga kepada orang terdekat pun.

Baca juga: JADWAL Lengkap Kereta Api Garut-Cibatuan Hari Ini 17 Mei 2024, Relasi Garut-Purwakarta

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved