Ramadhan 2024

Dlugdag, Tradisi Sambut Ramadan Dengan Kebahagiaan Ala Keraton Kasepuhan Cirebon

Keluarga besar Kesultanan Kasepuhan Cirebon merayakan tradisi yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya mereka, yaitu Dlugdag.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Kala Patih Sepuh Keraton Kasepuhan, Pangeran Raja Goemelar Soeryadiningrat menabuh bedug tanda ramadan tiba, Senin (11/3/2024). Tradisi ini disebut Dlugdag 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto


TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Keluarga besar Kesultanan Kasepuhan Cirebon merayakan tradisi yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya mereka, yaitu Dlugdag.


Tradisi yang diselenggarakan untuk menyambut bulan suci Ramadan ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sejak zaman Sunan Gunungjati.


Dlugdag sendiri, yaitu menabuh bedug usai melaksanakan ibadah shalat ashar di Langgar Agung tepat sehari sebelum bulan Ramadan tiba.


Dalam pantauan Tribun di lokasi, Patih Sepuh Keraton Kasepuhan, Pangeran Raja Goemelar Soeryadiningrat, didampingi Patih Anom Mohammad Nusantara, berdiskusi terlebih dahulu di bangsal langgar alit.

Baca juga: 6 Lagu Ramadhan Doel Sumbang Baru Diunggah, Cocok Banget Buat Sambut dan Isi Ramadhan 2024


Mereka yang juga ditemani oleh para abdi dalem, menunggu kedatangan Penghulu Keraton Kasepuhan, Muhammad Jumhur.


Ketika Penghulu tiba, mereka beranjak menuju halaman masjid langgar agung yang berada di sisi depan keraton.


Di sana, terdapat Bedug Somogiri sebagai alat utama dalam penyelenggaraan tradisi Dlugdag.


Pangeran Raja Goemelar Soeriadiningrat memulai pemukulan bedug, diikuti oleh Patih Anom Mohammad Nusantara, dan terakhir oleh Penghulu Keraton Kasepuhan, Muhammad Jumhur.


Menurut Pangeran Raja Goemelar Soeriadiningrat, tradisi ini memiliki makna mendalam sebagai simbol penyambutan datangnya bulan Ramadan yang penuh berkah dan suka cita.


"Tradisi ini merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, di mana para patih hingga abdi dalem berkumpul di area Langgar Keraton Kasepuhan untuk menabuh bedug berusia ratusan tahun bernama Samogiri," ujar Goemelar, Senin (11/3/2024).

Baca juga: Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Ramadhan 2024 di Wilayah Kabupaten Cirebon, Resmi Info Kemenag


Ia menyampaikan, setiap bunyi bedug membawa makna kebahagiaan dalam menyambut datangnya bulan puasa.


Sain itu, menjadi pengingat waktu salat dan menjadi sarana untuk menyalurkan rasa gembira dalam menjalankan ibadah puasa.


"Memang ada beberapa yang beda penentuannya."


"Tapi dalam perbedaan itu kita tetap melaksanakan ibadah puasa bersama-sama. Maknanya kita menyambut datangnya Ramadhan dengan suka cita," ucapnya.


Goemelar menegaskan, meskipun terdapat perbedaan dalam tradisi ini, masyarakat tetap bersatu dalam menjalankan ibadah puasa, mencerminkan semangat kebersamaan dalam menyambut bulan Ramadan.


Tradisi Dlugdag telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan di Keraton Kasepuhan, yang berusaha menjaga dan melestarikan warisan budaya dan sejarahnya.


Hal ini sesuai dengan visi untuk mengembangkan potensi pariwisata di Kota Cirebon.


Dia menyampaikan di masa lalu, Sunan Gunung Jati sering melakukan akulturasi budaya, dengan menyelipkan ajaran-ajaran Islam pada kesenian yang ada.


Termasuk salah satunya adalah tradisi Dlugdag.


“Kita berharap masyarakat di Kota Cirebon bisa melakukan ibadah puasa dengan lancar dan bisa menjaga toleransi dengan pemeluk agama lainnya,” jelas dia.

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved