Khutbah Jumat

Materi Khutbah Jumat Besok 9 Febuari 2024 Bertemakan Isra Miraj dan Pentingnya Shalat

materi khutbah Jumat menyambut peringatan peristiwa besar Islam, Isra Miraj 1445 H tahun 2024.

Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Suasana pelaksanaan salat tarawih di Masjid Islamic Center Indramayu, Rabu (22/3/2023). 

Waktu terus berlalu, sampai tiba saatnya Bulan Rajab datang. Bulan Rajab adalah satu-satunya bulan yang bersejarah bagi Rasulullah Shallallohu 'Alaihi wa Sallam sehingga dalam salah satu haditsnya beliau pernah bersabda bahwa Rajab adalah bulanku, Sya'ban adalah bulan Tuhanku dan Ramadhan adalah bulan umatku. Begitu berharganya bulan Rajab bagi Rasullullah Shallallohu 'Alaihi wa Sallam, sehingga ia membanggakan Rajab dan memposisikannya dengan bulan Sya'ban dan Ramadhan.

Wajar saja karena pada bulan inilah beliau merasakan kesedihan yang amat sangat sepeninggal istri dan pamannya, sehingga para sejarawan menyebutnya 'ammul huzn'. Kemudian Allah SWT menghibur Rasulullah Shallallohu 'Alaihi wa Sallam dengan bepergian dan bertamasya mengarungi keindahan dunia lahir dan mencicipi kenikmatan dunia batin. Inilah perjalanan Isra' dan Mi'raj.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat Pekan Ini Mengenai Kisah Spritual Nabi Muhammad SAW saat Isra Miraj

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Seperti yang telah kita maklumi bersama bahwa di antara buah tangan Rasulullah Shallallohu 'Alaihi wa Sallam terpenting dari Isra' Mi'raj adalah shalat lima waktu setiap hari. Konon lima kali ini merupakan bilangan terakhir yang diajukan oleh Rasulullah Shallallohu 'Alaihi wa Sallam kepada Allah SWT, setelah sebelumnya Allah SWT memerintahkan untuk shalat lima puluh kali. Memang benar, kini kita baru merasakan betapa beratnya menjaga shalat lima waktu setiap hari. Apalagi hubungannya dengan ikhtiar untuk menjaga kualitas shalat kita, itu sebabnya khutbah jumat kali ini kita menyampaikan hal tersebut. Padahal kita mafhum bahwa shalat yang lima ini menjadi tolak ukur ibadah seseorang. Hadits Riwayat at-Thabrani menjelaskan:

أول ما حياسب عليه العبد يوم القيامة الصَلة، فإن صلحت صلح سائر عمله وإن فسدت فسد
سائر عمله رواه الطربان

Artinya: Amal pertama kali akan dihisab untuk seorang hamba di hari kiamat nanti adalah shalat. Maka apabila Shalatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya. Dan jika shalatnya buruk, rusaklah semua amalnya. (HR. Thabrani).

Lantas apakah maksud kata kata 'shalaha' dalam hadits di atas? Shalat baik yang bagaimana yang dapat menarik segala amal menjadi baik? Apakah shalat yang sekedar menggugurkan kewajiban lima waktu? Tentunya ada standard tertentu yang menjadikan shalat kita sebagai kunci segala amal ibadah, yaitu shalat yang seperti diajarkan oleh Rasulullah, seperti yang pernah diimbaukan olehnya:

صلوا كما رأيتمون أصلي

Artinya: Shalatlah kamu sekalian sebagaimana kamu melihat shalatku.

Artinya shalat yang baik itu adalah shalat yang memenuhi syarat sah, syarat wajib dan rukun shalat sebagaimana diwariskan Rasulullah Shallallohu 'Alaihi wa Sallam secara turun temurun dari para sahabat, tabi'in, tabi'it tabi'in, hingga para mujtahid fiqih, para ulama dan guru-guru kita.

Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah

Menjaga kualitas shalat menjadi bagian dari ikhtiar memenuhi syarat slahat. Selain syarat fisik tersebut yang menjadikan syahnya shalat secara formal; juga perlu memerhatikan unsur informal yang juga menjadi ukuran kualitas shalat seseorang yaitu suasana hati yang khusu'. Karena seseungguhnya kekhusu'an itu berbuahkan kebahagiaan. Seperti janji Allah dalam dalam surah al-Mu'minun 1-2

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ

Artinya: Sungguh berbahagia orang mukmin, yaitu mereka yang khusyu' dalam shalatnya.

Ungkapan kekhusu'an shalat ini sebenarnya telah diajarkan oleh para faqih semenjak kita takbiratul Ihram ketika membaca do'a iftitah.

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved