Apa Arti dan Makna Panggilan Buya dalam Bahasa Arab? Ini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat
Lantas apa makna nama Buya dalam Bahasa Arab dan apa perbedaannya dengan panggilan Abi?
Penulis: Sartika Rizki Fadilah | Editor: Sartika Rizki Fadilah
TRIBUNCIREBON.COM - Panggilan Buya di Indonesia sudah tidak asing lagi.
Nama panggilan Buya juga tersemat kepada ulama besar, KH Abdul Syakur Yasin.
Ya, KH Abdul Syakur Yasin dikenal sebagai Buya Syakur.
Buya Syakur wafat di Rumah Sakit Mitra Plumbon, Cirebon pada Rabu (17/1/2023).
Tentu, kabar kepergiaan Buya Syakur ini meninggalkan duka dibenak banyak orang.
Bersamaan dengan hal ini, ada hal yang masih menyisakan tanda tanya publik, salah satunya adalan panggilan Buya.
Lantas apa makna nama Buya dalam Bahasa Arab dan apa perbedaannya dengan panggilan Abi?
Apa perbedaan arti panggilan Abi, Buya dan Abati? Ternyata begini perbedaan maknanya yang dijabarkan Ustaz Adi Hidayat.
Apabila dalam satu keluarga biasanya memiliki panggilan masing-masing untuk ayah dan ibu juga untuk saudara-saudari kita.
Panggilan ini beragam sesuai dengan tempat tinggal dan daerah masing-masing.
Misalnya saja untuk saudara laki-laki ada yang menyebutnya dengan panggilan kakak atau abang.
Begitu pula dengan panggilan anak kepada orangtua, begitu pun sebaliknya panggilan orangtua untuk anaknya.
Tentu saja dalam Islam, panggilan ini perlu diperhatikan lantaran sangat mempengaruhi kasih sayang dan rasa hormat satu sama lain.
Apalagi panggilan anak terhadap orangtua dalam Islam juga beragama misalnya saja untuk ayah ada yang memanggil abi, buya dan abati.
Sementara untuk ibu dipanggil dengan ummi, ummayah atau ammati.
Sebenarnya apa sih perbedaan makna panggilan dalam Bahasa Arab untuk orangtua tersebut?
Berikut ulasan selengkapnya mengenai perbedaan makna panggilan Abi, Buya dan Abati dalam Bahasa Arab yang dibagikan melalui kanal YouTube TV Abu al-Hasan.
"Ketika Yusuf berkata kepada ayahandanya lihat panggilannya ya Abati, ada abi, abati, buya itu beda," tutur Ustaz Adi Hidayat.
Maka Ustaz Adi Hidayat pun menguraikan satu per satu mengenai perbedaan makna Abi, Buya dan Abati.
Secara bahasa, kata abati berasal dari kata abi.
Maka apabila kaidah dalam Bahasa Arab berubah, maka secara makna juga berubah.
"Bertambahnya satu bangunan kepada satu huruf, maka akan menyebabkan perubahan kepada makna," tuturnya.
"Berubahnya satu harakat kepada huruf, maka menjadikan perubahan kepada suatu makna," tambahnya.
Maka dalam hal ini supaya memperjelas mengenai kaidah kata dalam bahasa Arab yakni jika berubah titik maka berubah makna.
Begitu pula jika berubah harakat maka berubah pula maknanya.
Jadi, kata abi yang berarti ayah saya.
Kata abi ini menunjuk panggilan pada ayah dari sisi penghormatan.
Baca juga: Ini Wasiat Terakhir Buya Syakur Sebelum Meninggal, Keinginan Sejak 5 Tahun Lalu
"Jadi, kalo anda ingin memanggil ayah anda dengan panggilan hormat maka gunakan panggilan abi," jelas Ustaz Adi Hidayat.
"Kalo anda ingin hadirkan rasa sayang, maka anda panggil dengan buya," tambahnya.
Jadi, jika kamu ingin memanggil ayahmu dengan panggilan sayang, maka panggil dengan Buya.
Atau kamu ingin memanggil seseorang yang bukan ayah kamu, tapi kamu sangat menyayangi dirinya misalnya karena ilmunya dan kesholehannya, maka boleh memanggil dengan Buya.
Seperti halnya Hamka rahimahullah yang tidak kita kenal, akan tetapi panggilan mahsyurnya ialah Buya Hamka.
Hal ini lantaran rasa sayang kita terhadap warisan keilmuannya.
Jikalau kamu memanggil ayah kamu dengan panggilan Buya, hal ini untuk menanamkan nilai kasih kamu kepada ayahmu.
"BuYa, buya karena sayang nanda kepada ayah karena telah memberikan banyak perhatian kepada nanda," jelasnya.
Sementara jika kamu ingin menggabungkan antara sayang dan hormat maka kalimatnya berubah menjadi abati.
Kalimat yang disebutkan dalam Bahasa Arab, kemudian ditampilkan dalam Alquran yakni menggabungkan dua bentuk sekaligus yaitu panggilan sayang dan hormat.
Ada pelajaran selanjutnya dalam Alquran, jika kamu ingin mendidik anak dengan pendidikan yang baik, maka mohon hadirkan dua jenis pendidikan yang bisa mendidik anak agar hormat kepada orangtua ditambah meningkat rasa sayangnya kepada orangtua.
"Ini poin penting teman-teman sekalian dan ini yang dipraktekkan oleh para Nabi dan Rasul sebelumnya," jelas Ustaz Adi Hidayat.
"Awas hati-hati abati sayang plus hormat," tuturnya.
Baca berita Tribuncirebon.com lainnya di GoogleNews
Ustaz Adi Hidayat Diangkat Jadi Dosen Tetap Prodi Linguistik Universitas Pendidikan Indonesia |
![]() |
---|
Bareng Buya Yahya, Jamiyyah SMP Islam Al-Azhar 5 Kota Cirebon Siarkan Islam di Tengah Kota |
![]() |
---|
Berikut Amalan Sambut Nuzulul Quran Berdasarkan Ustaz Adi Hidayat |
![]() |
---|
Penampakan Kubah Masjid Mirip Baret TNI Dilengkapi Ornamen Bintang, Hasil Desain UAH |
![]() |
---|
Berapa Hari Lagi Malam Nisfu Syaban? Cek Waktu dan Keutamaanya Menurut Ustaz Adi Hidayat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.