Ramadan

Apakah Boleh Qadha Puasa Ramadhan Dilakukan saat Bulan Rajab? Ini Penjelasan Hukumnya

Masih merujuk pada sumber yang sama, Syekh al-Barizi menjelaskan bahwa meskipun

tribun
Niat Puasa Qadha Beserta Tata Caranya, Cicil Sekarang Sebelum Ramadan Tiba! 

TRIBUNCIREBON.COM - Inilah niat puasa ganti ramadhan di bulan Rajab lengkap dengan hukumnya.

Mungkin sebagian kita bertanya, apakah boleh puasa ganti ramadhan di bulan Rajab saat orang banyak melaksanakan puasa sunnah Rajab.

Jawabnya boleh.

Pasalnya melaksanakan puasa ganti ramahdan dengan puasa sunnah rajab berbarengan diperbolehkan.

Merujuk pada laman NU, menggabungkan puasa Rajab dan puasa Qadha Ramadhan hukumnya adalah sah atau diperbolehkan, namun bacaan niatnya sedikit berbeda.

Masih merujuk pada sumber yang sama, Syekh al-Barizi menjelaskan bahwa meskipun hanya niat melaksanakan puasa qadha Ramadhan, secara otomatis pahala berpuasa Rajab juga bisa didapatkan.

Bagi muslim yang akan melangsungkan puasa ganti Ramadhan (Qadha) di bulan Rajab, maka dapat mengamalkan niat puasa Qadha Ramadhan setelah membaca puasa sunnah Rajab.

Baca juga: Ramadhan 2024: Niat Puasa Qadha Beserta Tata Caranya, Cicil Sekarang Sebelum Ramadan Tiba!

Berikut niatnya

Niat Puasa Sunnah Rajab

[Arab:]

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةٌ لِلَّهِ تَعَالَى.

[Latin:]

Nawaitu shauma syahri rajaba sunnatan lillaahi ta'aala.

[Artinya:]

"Saya niat puasa bulan Rajab, sunnah karena Allah Ta'ala."

Niat Puasa Ganti Ramadhan

[Arab:]

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءٍ فَرْضَ رَمَضَانً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu Shouma Ghodin 'an qadaa'in fardho ramadhoona lillahi ta'alaa.

[Artinya:]

"Aku niat puasa esok hari sebagai ganti fardhu Ramadhan karena Allah Ta'ala."

Hukum Melaksanakan Puasa Ganti Ramadhan di Bulan Rajab

Tertulis dalam Kitab Fathul Mu'in beserta hasyiyahnya, I'natuth Thalibin, hukum melaksanakan puasa Rajab bersamaan dengan Qadha Ramadhan yakni sebagai berikut:

وبالتعيين فيه النفل أيضا فيصح ولو مؤقتا بنية مطلقة كما اعتمده غير واحد (وقوله ولو مؤقتا) غاية في صحة الصوم في النفل بنية مطلقة أي لا فرق في ذلك بين أن يكون مؤقتا كصوم الاثنين والخميس وعرفة وعاشوراء وأيام البيض أو لا كأن يكون ذا سبب كصوم الاستسقاء بغير أمر الإمام أو نفلا مطلقا (قوله بنية مطلقة ) متعلق بيصح فيكفي في نية صوم يوم عرفة مثلا أن يقول نويت الصوم ( قوله كما اعتمده غير واحد) أي اعتمد صحة صوم النفل المؤقت بنية مطلقة وفي الكردي ما نصه في الأسنى ونحوه الخطيب الشربيني والجمال الرملي الصوم في الأيام المتأكد صومها منصرف إليها بل لو نوى به غيرها حصلت إلخ زاد في الإيعاب ومن ثم أفتى البارزي بأنه لو صام فيه قضاء أو نحوه حصلا نواه معه أو لا وذكر غيره أن مثل ذلك ما لو اتفق في يوم راتبان كعرفة ويوم الخميس انتهى

[Artinya:]

"Dan dikecualikan dengan persyaratan ta'yin (menentukan jenis puasa) dalam puasa fardhu, yaitu puasa sunnah, maka sah berpuasa sunah dengan niat puasa mutlak, meski puasa sunah yang memiliki jangka waktu sebagaimana pendapat yang dipegang oleh lebih dari satu ulama. Ucapan Syekh Zainuddin, meski puasa sunah yang memiliki jangka waktu, ini adalah ghayah (puncak) keabsahan puasa sunah dengan niat puasa mutlak, maksudnya tidak ada perbedaan dalam keabsahan tersebut antara puasa sunah yang berjangka waktu seperti puasa Senin-Kamis, Arafah, Asyura' dan hari-hari tanggal purnama.

Atau selain puasa sunah yang berjangka waktu, seperti puasa yang memiliki sebab, sebagaimana puasa istisqa dengan tanpa perintah imam, atau puasa sunnah mutlak. Ucapan Syekh Zainuddin, dengan niat puasa mutlak, maka cukup dalam niat puasa Arafah dengan niat semisal, saya niat berpuasa. "

Ucapan Syekh Zainuddin, sebagaimana pendapat yang dipegang oleh lebih dari satu ulama, maksudnya lebih dari satu ulama berpegangan dalam keabsahan puasa sunah dengan niat puasa mutlak.

Dalam kitabnya Syekh al-Kurdi disebutkan, dalam kitab Al-Asna demikian pula Syekh Khatib al-Syarbini dan Syekh al-Jamal al-Ramli, berpuasa di hari-hari yang dianjurkan untuk berpuasa secara otomatis tertuju pada hari-hari tersebut, bahkan apabila seseorang berniat puasa beserta niat puasa lainnya, maka pahala keduanya berhasil didapatkan.

Selain itu, dalam Kitab Al-I'lab ditambahkan bahwa Syekh al-barizi berfatwa seseorang yang mengqadha puasa Ramadhan di hari-hari yang dianjurkan berpuasa mendapatkan pahala kedua puasa bahkan tanpa niat puasa sunnah. Hal yang sama berlaku jika puasa bertepatan pada puasa rutin di hari Arafah dan Kamis

 

Baca berita Tribuncirebon.com lainnya di GoogleNews

 

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved