Khutbah Jumat

Teks Khutbah Jumat 12 Januari 2023: Cara Menjadi Muslim Beruntung di Tahun Baru

Sebelum melaksanakan salat Jumat, para jemaah mendengarkan terlebih dahulu khutbah Jumat

Tribunjabar.id/Firman Suryaman
Solat gaib untuk Eril di Masjdi Agung Kota Tasikmalaya berlangsung khusyu. 

TRIBUNCIREBON.COM - Berikut ini naskah khutbah Jumat edisi 12 Januari 2024 yang bertemakan Menjadi Muslim Beruntung di Tahun Baru.

Salat Jumat adalah kewajiban bagi setiap muslim, terutama laki-laki, untuk menunaikannya.

Sedikit berbeda dengan salat lima waktu, salat Jumat diawali dengan dua khotbah dari khatib.

Salah satu syarat untuk salat Jumat yang sah yaitu adanya khutbah Jumat.

Sebelum melaksanakan salat Jumat, para jemaah mendengarkan terlebih dahulu khutbah Jumat yang memiliki pesan dan imbauan untuk berbuat kebaikan.

Adapun khutbah Jumat ini bertujuan untuk mengintrospeksi diri sehingga menjalani tahun selanjutnya dengan penuh syukur.

Memang menjadi seorang muslim memerlukan peningkatan diri yang baik supaya meningkatnya pula keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Berikut naskah khutbah jumat:

اَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِأَدَاءِ الشّرَائِعَ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ السَّمِيْعُ الْبَدِيْعُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّمِعُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَالْعَصْرِۙ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِࣖ

Jemaah Jumat yang dimuliakan Allah SWT,

Segala puji milik Allah SWT. Alhamdulillah, berkat kenikmatan yang senantiasa Allah berikan kepada kita, nikmat iman, nikmat Islam, juga nikmat sehat wal afiat, kita dapat bertemu pada tempat suci ini untuk beribadah kepada-Nya sebagai tanda syukur atas segala nikmat yang telah kita terima dari-Nya.

Sholawat dan salam, semoga tetap mengalir kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarganya, sahabatnya, tabi'in, dan juga kepada kita semua selaku umatnya. Amin ya rabbal alamin. Sebagaimana kita ketahui bersama, Allah SWT memerintahkan kita untuk meningkatkan kepatuhan kita dalam menjalankan segala hal yang telah Ia wajibkan, dan senantiasa terus berupaya menghindari sesuatu yang Ia larang. Sudah seharusnya kita bertakwa kepada-Nya. Dalam rangka meningkatkan ketakwaan itu, kita perlu untuk menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Terlebih, kita saat ini berada di awal tahun. Tahun yang baru harus lebih baik dari tahun yang lalu.

Jemaah Jumat yang dimuliakan Allah SWT,

Waktu terus berjalan. Tak terasa, kita sudah tiba di tahun baru. Usia juga terus bertambah, sedangkan jatah hidup terus berkurang. Kita semakin menua. Namun, hal tersebut masih belum bisa beriringan juga dengan amal baik kita yang stagnan atau malah cenderung menurun. Hal ini harus menjadi perhatian kita, bagian dari refleksi setiap waktu. Karenanya, bagian tersebut wajib diperbaiki.

Dalam kaitannya dengan itu, seorang Abu Nawas sampai bersyair berikut. Usiaku terus berkurang saban hari, sementara dosaku terus bertambah, bagaimana aku menanggungnya? Sebagai Muslim, kita harus terus berupaya memperbaiki amalan kita setiap harinya. Tentu saja kita tidak ingin menjadi orang merugi, melainkan orang beruntung. Orang merugi disebutkan adalah orang yang amal baiknya tetap segitu-gitu saja, tidak ada perubahan ke arah yang lebih baik. Sementara orang beruntung adalah yang mampu meningkatkan amal-amal baiknya setiap waktu.

Jemaah Jumat yang dimuliakan Allah SWT,

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat Awal Tahun Baru 12 Januari 2024: Berinteraksi dengan Nikmat Allah

Allah SWT memberikan petunjuk kepada kita supaya tidak merugi dan menjadi orang yang beruntung. Bagaimana caranya? Hal itu dituangkan dalam Al-Quran surat Al-Ashr ayat 1 sampai 3 berikut:

وَالْعَصْرِۙ) ۱ (اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ ) ۲ (اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ) ۳)

Artinya: "(1) Demi masa, (2) sungguh, manusia berada dalam kerugian, (3) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."

Manusia yang tidak merugi adalah orang yang senantiasa melaksanakan amal-amal saleh, saling mengingatkan untuk melakukan kebenaran dan bersabar. Poin-poin inilah yang harus menjadi pedoman kita agar sepanjang tahun ini dan seterusnya, kita terus beruntung. Sebab, potensi kerugian kita sebagai manusia sangat banyak karena faktor kelalaian hingga godaan yang terus menghantui.

Jemaah Jumat yang dimuliakan Allah SWT,

Spirit atau semangat kita dalam memperjuangkan keberuntungan di tahun ini perlu dikobarkan. Dalam hal ini, kita perlu muhasabah, refleksi, atau introspeksi melalui sebuah hadis Rasulullah SAW berikut:

اغْتَنِمْ خَمْسًا قبلَ خَمْسٍ: شَبابَكَ قبلَ هِرَمِكَ، وصِحَّتَكَ قبلَ سَقَمِكَ، وغِناكَ قبلَ فَقْرِكَ، وفَرَاغَكَ قبلَ شُغْلِكَ، وحَياتَكَ قبلَ مَوْتِكَ

Artinya: "Gunakan lima hal sebelum lima hal, yakni masa mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum fakirmu, senggangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu."

Kita harus memanfaatkan setiap waktu dengan hal-hal baik yang berguna, bernilai, dan berharga. Sebab, waktu, menurut pepatah orang Barat, adalah uang. Bagi orang Arab, waktu adalah pedang. Jika kita tidak bisa memanfaatkannya secara baik, maka waktu akan menebas kita.

Oleh karena itu, khatib dalam khutbah Jumat kali ini mengajak jemaah sekalian untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk bekal kita di akhirat. Sebab, dunia hanyalah perantara, hanyalah jembatan untuk menuju keabadian di akhirat kelak.

Semoga, kita dapat menggunakan waktu dengan sebaik mungkin, mengisinya dengan amal-amal saleh, dan saling mengingatkan kebenaran dan kesabaran. Dengan begitu, kita berharap tidak tergolong dalam orang-orang yang merugi, melainkan termasuk dalam kelompok orang-orang yang beruntung.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

Baca berita Tribuncirebon.com lainnya di GoogleNews

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved