Wilayah Indramayu Ini Dikenal Dengan Pasar Jodoh, Banyak Warga yang Temukan Belahan Jiwanya di Sini

Sesuai namanya, di Pasar Jodoh ini sudah tak terhitung berapa pasangan bertemu dengan belahan jiwanya untuk membangun mahligai rumah tangga.

Tribuncirebon.com/Handika Rahman
Lokasi pasar jodoh yang ada di wilayah Desa Parean Girang, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Minggu (31/12/2023) 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman


TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Di wilayah Desa Parean Girang, Kecamatan Kandanghaur tepat di samping Alun-alun Kandanghaur Indramayu ada tempat yang cukup legendaris.


Orang-orang mengenalnya dengan sebutan Pasar Jodoh


Nama itu masih melekat hingga sekarang walau walau aktivitasnya sudah tergerus oleh zaman.


Sesuai namanya, di Pasar Jodoh ini sudah tak terhitung berapa pasangan bertemu dengan belahan jiwanya untuk membangun mahligai rumah tangga.


Rumah tangga mereka juga terbilang awet hingga melahirkan generasi-generasi selanjutnya.


Nyaris semua warga di daerah setempat mendapat pasangan hidup dari pasar jodoh ini.


Namun, jangan salah persepsi, Pasar Jodoh bukan berarti gadis atau pemuda di jajakan layaknya berjualan di pasar.


Melainkan tempat tersebut adalah pusat pertemuan, baik laki-laki maupun perempuan yang hendak menimba air sumur.

Baca juga: Cerita Reni Dapat Pasangan Berkat Pasar Jodoh Indramayu, Kini Sudah Punya 5 Anak


Berawal dari perkenalan, saling memantapkan niat, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah.


Suasana pasar jodoh ini masih diingat oleh Nurani (38). Ia merupakan salah satu yang menemukan pasangan lewat pasar jodoh tersebut.


Menurut dia, puncak keramaian pasar jodoh terjadi sekitar tahun 90-an.


Pasar jodoh ini oleh masyarakat setempat lebih dikenal dengan istilah 'jaringan'. Yakni, tradisi untuk menjaring pasangan hidup.


"Di sini memang ajang pertemuannya laki-laki dan perempuan. Apalagi kalau terang bulan, kan nelayan-nelayan pada balik dari melaut," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Minggu (31/12/2023).

Lokasi pasar jodoh yang ada di wilayah Desa Parean Girang, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Minggu (31/12/2023)
Lokasi pasar jodoh yang ada di wilayah Desa Parean Girang, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Minggu (31/12/2023) (Tribuncirebon.com/Handika Rahman)


Lanjut Nurani, para gadis juga banyak yang keluar rumah dan berkumpul di lokasi setempat.


Menurut cerita sejarah, kata Nurani, tradisi jaringan bermula dari kemarau panjang sehingga membuat Pangeran Dryantaka membuat sumur sebagai sumber mata air.


Sumur bernama Temenggung itu konon tidak pernah kering. Masyarakat pun boleh mengambil air sumur tersebut untuk kebutuhan sehari-hari.


Di sana, masyarakat, baik perempuan maupun laki-laki, saling bertemu untuk mengambil air hingga terjadi perkenalan.

Baca juga: Pasar Jodoh Indramayu, Tempat Pria dan Wanita Pantura Menjaring Pasangan Hidup


Belakangan, dari tujuan awal datang untuk menimba air sumur itu diketahui berubah menjadi mencari jodoh.


Tidak sedikit pula warga dari desa lain ikut datang ke lokasi tersebut dengan tujuan yang sama. Sebagian datang karena penasaran.


Nurani bercerita, di wilayah ini dahulu ada banyak sekali pedagang yang berjualan. Baik laki-laki maupun perempuan banyak yang nongkrong di Pasar Jodoh.


Dari situlah perkenalan di mulai. Saling memperkenalkan nama, rumah, pekerjaan, dan lain sebagainya.


Jika ada yang merasa saling cocok, pemuda pemudi itu akan menjalin hubungan. 


Diawali jalan-jalan bersama lalu saat niat sudah matang laki-laki akan datang ke rumah perempuan dan terjadi pelamaran hingga akhirnya menikah.


Proses ini dikenal dengan sebutan sanja.


"2010 itu masih ramai, cuma ke sininya sepi sampai sudah tidak ada lagi. Kan zaman sekarang bisa kenalan lewat facebook lewat apa, serba online," ujar dia.

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved