Pilpres 2024

Kata Pengamat Politik Soal Anies Duet dengan Cak Imin, Incar Suara di Jawa Timur

Ada ketidaknyamanan di PKB ketika PAN dan Golkar kemudian bergabung dalam koalisi dengan Prabowo.

Editor: taufik ismail
Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin saat menghadiri kegiatan jalan sehat di Kampus Hijau Kaplongan, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu, Minggu (28/5/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar Nazmi Abdurahman

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Firman Manan menilai jika duet Anies Baswedan dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menegaskan bahwa dalam politik tidak ada pertemanan yang abadi. 

Dalam kaca mata Firman, duet Anies dan Cak Imin merupakan buntut dari ketidak nyamanan Cak Imin dan PKB di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), setelah masuknya Golkar dan PAN. 

"Karena PKB dan Cak Imin ini, tidak lagi menjadi figur sentral di KKIR, karena sebelumnya Cak Imin itu punya peluang besar jadi cawapres," ujar Firman, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (31/8/2023). 

Kondisi hampir mirip terjadi di koalisi perubahan untuk persatuan, di mana Demokrat ngotot ingin Ketua Umumnya Agus Harimurti Yudhoyono dipasangkan sebagai Cawapres Anies. 

"Cawapresnya tidak sepakat-sepakat tiga partai itu (Nasdem, PKS dan Demokrat). Demokrat tetap mendorong AHY, bahkan kelihatannya sudah sangat ngotot dan itu menurut saya membuat Nasdem semakin resisten, titik itu yang justru kelihatannya mempertemukan antara Cak Imin dan Surya Paloh," katanya.

Nasdem yang sejak awal mengusung Anies sebagai Capres, kata dia, menyadari bahwa Anies tidak memiliki cukup kekuatan di Jawa Timur. 

"Itu kenapa kemudian yang muncul adalah nama Cak Imin, karena basis Nahdatul ulama di Jawa Timur sangat kuat," katanya. 

Menurutnya, jika duet Anies dan Cak Imin benar-benar terjadi, maka peta politik di Indonesia untuk Pilpres 2024 akan semakin cair. 

"Artinya tiga koalisi awal itu bubar semua, jadi akan muncul koalisi baru dan muncul peta baru," ucapnya.

Koalisi baru, kata Firman, penting dilakukan karena untuk memenuhi trashold.

Nasdem dan PKB, sebenarnya sudah cukup untuk memenuhi 20 persen trashold. Tapi, belum cukup untuk Demokrat dan PKS. 

"Ada informasi bahwa Sandiaga Uno dan PPP itu membuka komunikasi dengan PKS, jadi saya pikir ini namanya politik apalagi politik Indonesia, jadi kepentingannya sangat luas," katanya.

Baca juga: Demokrat Sukabumi Gercep Ikuti Langkah Pusat, Akan Turunkan Baliho Anies Baswedan

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved