Heboh Isu Kampanye LGBT di Acara OSKM ITB 2023, Panitia Jelaskan Soal Adanya Pawai dan Orasi Pelangi
Selanjutnya, masalah isu tak ada waktu untuk salat Magrib, Steven mengatakan pada pelaksanaan ada beberapa kendala yang melibatkan pihak eksternal
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: dedy herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Ketua Panitia Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa (OSKM) Institut Teknologi Bandung 2023, Steven Siahaan merespon beberapa kehebohan yang cukup mengejutkan terkait kegiatan OSKM ITB 2023, terutama soal isu kampanye LGBT, pawai pelangi, dan orasi pelangi.
Kegiatan OSKM ITB 2023 ini berlangsung dari 16 Agustus sampai 19 Agustus 2023.
"Kami internal mahasiswa soal penggunaan diksi pelangi, ya hubungan konteksnya ke jaket himpunan atau jaket lembaga yang jika dilihat warnanya beragam.
Sejak 2000an sudah berlangsung semacam ini hanya tak ada formulir dokumen yang menyatakan orasi pelangi. Orasi pelangi itu baru ada sejak 2013 dengan hadirnya jaket himpunan di ITB yang kental akan budaya, sehingga kami gunakan istilah pelangi, lantaran warna-warni," ujarnya di Kantor Rektorat, Selasa (22/8/2023).
Kemudian, masalah orasi pelangi, Steven menjelaskan saat OSKM para ketua lembaganya dengan memakai jaket masing-masing menunjukkan identitas dan dengan bangga berorasi di depan mahasiswa baru sambil memperlihatkan ciri khas dari himpunan.
Isu kedua yang heboh dalam OSKM ITB 2023, Steven mengaku panitia sempat terusik adanya formulir dari satgas pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual (PPKS) yang di dalamnya ada pilihan non biner. Tentu, Steven menegaskan panitia cukup terkejut mendengar hal itu.
"Secara latarbelakang ceritanya itu, kami (panitia) hanya dimintai waktu untuk tim satgas (di bawah direktorat) sebuah waktu acara terkait pencegahan dan penanganan kekerasan seksual. Kami pun memberikannya pada hari terakhir (19 Agustus) mulai pukul 08.00 - 10.30 WIB.
Kami kaget karena dari awal komunikasi yang terbangun itu hanya soal teknis dan bentuk acaranya, tapi kami tak dapat masuk ke ranah untuk mencampuri urusan sponsorship atau mediapartner kampus," katanya.
Ditambah, Steven mengungkapkan saat hari terakhir OSKM itu mendengar adanya form terkait pilihan non biner tersebut yang tersebar di kalangan masyarakat dan mahasiswa.
"Kami (panitia) tak pernah sama sekali mengadakan atau menyebarluaskan form itu. Jadi, kami sempat bingung juga," katanya.
Selanjutnya, masalah isu tak ada waktu untuk salat Magrib, Steven mengatakan pada pelaksanaan ada beberapa kendala yang melibatkan pihak eksternal, padahal pihak eksternal itu tak mereka undang dan tak masuk dalam rundown yang telah dibuat panitia.
Dia pun menyayangkan ada beberapa hal yang tak dapat dikendalikan hingga mengakibatkan molornya acara.
"Kami sudah mitigasi rencana seandainya terjadi kelambatan acara, maka mencoba memakai teknis salat beberapa pilihan, seperti ke musala terdekat, atau salat di lapangan. Dan opsi itu sudah kami konsultasikan ke beberapa pihak dan disetujui.
Tapi, pihak kampus pada pukul 18.00 WIB memberhentikan acara dan membubarkan mahasiswa, kami mencoba untuk menjaga keselamatan mereka agar tertib saat keluar kampus, karena ada sebanyak 5500 mahasiwa baru yang khawatir keluar dengan bersama-sama, hingga akhirnya kami pun mencoba teknis kepulangannya dengan ada cek poin serta beberapa dari mereka (maba) diarahkan salat di tempat terdekat," katanya seraya menyayangkan adanya narasi panitia tak memberikan waktu untuk ruang ibadah kepada maba. Padahal, jelas-jelas mereka peduli terkait ibadah itu.
Ketua Kabinet Keluarga Mahasiswa ITB, Yogi Syahputra mengaku belum dapat berkomentar banyak soal kekisruhan yang viral dari kegiatan OSKM ITB 2023 ini.
Tetapi, dia membantu meluruskan apa yang terjadi di OSKM ITB 2023 yang tak ada niat untuk mempromosikan atau mengagendakan kampanye LGBT.
"Saya sebatas meluruskan narasi yang sifatnya merugikan KM ITB. Pastinya, kami mendukung apapun arahan rektorat terkait norma yang ada karena KM ITB posisinya ada di bawah ITB yang menjunjung norma," ujarnya.(*)
Baca juga: Massa FPI Geruduk Kantor DPRD Kuningan, Desak Pihak Berwenang Cegah dan Melarang Kegiatan LGBT
Libur Sekolah Tiba, Ini 6 Rekomendasi Tempat Wisata di Majalengka Punya View Indah dan Bikin Betah |
![]() |
---|
6 Tempat Wisata Indah di Majalengka, Pas Buat Libur Long Weekend, Ada Green Canyon dan Panyaweuyan |
![]() |
---|
Warga di Indramayu Bagikan Fenomena Pelangi Kembar, Indah Banget! |
![]() |
---|
Jelang Ramadhan 1445 Hijriyah, Manajemen Wisata Woodland yang Ada Sosorodotan Pelangi Lakukan Ini |
![]() |
---|
Yuk Ajak Anak-anak Main Sosorodotan Pelangi, Tiket Masuk Murah Cuma Rp 20 Ribu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.