Viral

Al Zaytun Belum Kelar, Muncul Ponpes Al Kafiyah, Wanita Bercadar Hijau jadi Imam Shalat

Sementara sejumlah pria justru berada di belakang wanita yang didapuk menjadi imam shalat.

ig
Muncul Ponpes Al Kafiyah, Wanita Bercadar jadi Imam Shalat, Gerakannya Aneh 

Padahal, Rukun Islam terutama Syahadat adalah salah satu hal yang sangat mendasar dan posisinya sangat penting untuk umat Islam.

Adapun kalimat Syahadat tersebut tertuang dalam sebuah buku yang ada di Al Zaytun.

"Ini buku dibuat oleh, dulunya masih bupati, sekarang gubernur NII," jelas Ken Setiawan.

Jika dalam syahadat Islam yang sesungguhnya mengandung pengakuan bahwa Tiada Tuhan Selain Allah, maka dalam syahadat versi Al Zaytun ini memiliki sedikit perbedaan yaitu tidak ada negara selain negara Islam.

"Jadi ajaran yang di terangkan dalam buku tersebut itu bukan lagi tiada Tuhan selain Allah, tapi tiada negara kecuali negara Islam. Barang siapa bernegara selain negara Islam maka dia kafir, mereka menganggap Indonesia hukumnya masih jahiliyah, Pancasila, KUHP, peninggalan penjajahan Belanda, ini harus diganti dengan negara Islam," lanjutnya.

Selain itu, poin kedua yang dianggap sesat menurut Ken Setiawan dalam syahadat yang dibuat oleh Al Zaytun adalah memandang bahwa Panji Gumilang adalah nabi.

"Jadi dulu kami meyakini Panji Gumilang adalah nabi baru setelah Nabi Muhammad," sambungnya.

Sebelumnya, Ken juga telah membeberakan sederet fakta selama dirinya berbaur dalam penyimpangan Al-Zaytun di bawah kepemimpinan Panji Gumilang.

Pria yang dulunya pernah menjabat sebagai pengurus Ponpes Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat itu mengungkapkan sejumlah hal mengejutkan.

Satu di antaranya mengenai rencana makar atau penggulingan kekuasaan.

Dalam pernyataanya yang pernah diunggah di channel Youtube TribunJatim, Ken mengungkapkan terdapat oknum radikalisme di Ponpes Al-Zaytun.

Paham itu mengatasnamakan agama Islam untuk melakukan gerakan politik dan merencanakan makar di Indonesia.

“Ini ada hidden culture, ini adalah gerakan makar yang mau mendirikan negara dalam negara," ungkap Ken usai mengikuti silaturahmi kebangsaan bersama MUI dan Kementerian Agama dalam menindaklanjuti Pesantren Al-Zaytun pada Senin (19/6/2023).

"Maka kita harap dari agenda ini MUI dan Kemenag tindaklanjuti penindakan ini,” bebernya.

Siapapun yang masuk ke dalam doktrin oknum di Pesantren Al-Zaytun ini, kata Ken, akan hancur baik ekonomi, akal, serta akhlaknya.

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved