Wisata Pangandaran

Mengenal Gua Parat di TWA Pangandaran, Dikenal Tempat Keramat, Jadi Tempat Syuting Mak Lampir

Di Gua Parat juga terdapat sejumlah stalaktit berbentuk unik. Apa saja?

Editor: taufik ismail
Istimewa/Nanang KSDA Resort Pangandaran
Suasana di luar Gua Parat yang ada di TWA Pangandaran. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNCIREBON.COM, PANGANDARAN - Bukan hanya pantai yang bisa dikunjungi, di Pangandaran juga banyak sejumlah gua yang cukup terkenal dan bisa menjadi rekomendasi untuk berliburan.

Selain memiliki tekstur alami, gua-gua ini juga tentu memilik sejarah tersendiri.

Salah satunya, Gua Parat yang berada di kawasan Tamam Wisata Alam (TWA) Pangandaran.

Di Gua Parat ini, pengunjung bisa melihat suasana sembari mengetahui sejarah gua tersebut yang dulu sempat menjadi tempat keramat dan tempat syuting sinetron Mak Lampir.

Satu pemandu wisata lokal Pangandaran, Kuswanto Aditama mengatakan, Gua Parat ini diambil dari bahasa Sunda yang artinya tembus.

"Kalau dulu, Gua Parat ini namanya Gua Keramat. Karena, satu gua itu yang dikeramatkan oleh masyarakat Pangandaran," ujar Kuswanto kepada Tribunjabar.id di balai KSDA Resort Pangandaran, Sabtu (24/6/2023) siang.

Menjadi tempat keramat, karena di depan gua itu ada tempat petilasan dua tokoh penyebar agama Islam yaitu Syekh Ahmad dan Syekh Muhammad.

"Mereka, keturunan dari mesir yang berkelana ke Nusantara dan pernah singgah kemudian menyebarkan agama Islam di Pangandaran," katanya.

Sekarang, Gua Parat ini terkenalnya Gua Mak Lampir karena sempat menjadi tempat pertama syutingnya Mak Lampir

Kemudian, banyak keunikan alam di dalam gua seperti stalaktit yang berbentuk sangat unik.

"Ada yang berbentuk seperti alat kelamin laki-laki dan perempuan, ada yang berbentuk mirip ayam terus ada batu seperti mangkuk bekas tetesan mata air," ucap Kuswanto.

Dan batu yang berbentuk mangkuk ini, dulu saat menjadi tempat syuting Mak Lampir, batu itu digunakan sebagai kaca benggalanya Mak Lampir.

Kini, karena mengandung hal mistis, Gua Parat ini sering dikunjungi oleh para ziarah dari berbagai daerah.

Konon, kata ia, Syekh Ahmad dan Syekh Muhammad ini ada hubungannya dengan Syekh Abdul Muhyi yang tempatnya di Pamijahan Tasikmalaya.

"Benar tidaknya saya tidak tahu, tapi katanya syekh Abdul Muhyi itu adalah cucunya Syekh Ahmad," ujarnya.

Jadi, banyak orang-orang dari berbagai daerah yang berziarah, berdoa, dan bertawasul di dalam Gua Parat.

"Cuman, sebenarnya tetap kembali lagi kepada dirinya masing-masing. Karena, kadang-kadang ada yang punya niatan lain," kata Kuswanto.

Jadi, Gua Parat ini selain dikunjungi para wisatawan juga dikunjungi oleh para ziarah dari berbagai daerah.

"Kalau wisatawan kan biasanya eksplor keunikan-keunikan yang ada di dalam gua. Kalau para ziarah itu, kirim doa dan bertawasul di sana (di dalam Gua Parat). Mereka kebanyakan rombongan dari Sumedang, Subang, dan Majalaya," ucapnya.

Mereka, biasa setelah ziarah ke Syekh Abdul Muhyi yang ada di Pamijahan Tasikmalaya diarahkan ke Gua Parat.

"Ramainya orang berziarah yaitu pada bulan-bulan yang dianggap baik untuk umat Islam. Di antaranya, bulan Mulud, Muharram dan bulan Haji," ujar Kuswanto.

Baca juga: Rekomendasi Tempat Wisata di Pangandaran, Bisa Main di Pantai Plus Hiking dan Menjelajahi Gua

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved