Persibmania

Kericuhan Suporter di Laga Pamungkas Persib Tadi Malam Bikin Luis Milla Sedih Banget

Menanggapi kericuhan yang terjadi di laga pamungkas, Pelatih Persib, Luis Milla mengaku sangat prihatin

Editor: dedy herdiana
Tribunjabar.id/Cipta Permana
I Made Wirawan temui dan sampaikan salam perpisahan kepada para bobotoh yang hadir di Stadion GBLA Kota Bandung, usai pertandingan Persib Bandung kontra Persikabo 1973, Sabtu (15/4/2023). 

Laporan wartawan Tribunjabar.id, Cipta Permana.

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Kericuhan suporter terjadi di Stadion GBLA, Kota Bandung, menyusul kekalahan menyakitkan tim tuan rumah, Persib Bandung atas Persikabo 1973 di laga pamungkas dengan skor 1-4, Sabtu (15/4/2023).

Kekalahan telak ini pun menjadi yang kedua secara beruntun bagi tim Maung Bandung selama ditangani oleh pelatih Luis Milla. Sebelumnya, gawang Persib pun dijebol empat kali saat Persib bertandang ke Stadion Indomilk Arena, untuk menghadapi Persita Tangerang, Minggu (9/4/2023).

Baca juga: Persib Bandung Gagal Rebut Gelar Juara Musim Ini, Teddy Tjahjono Tetap Apresiasi Perjuangan Pemain

Bahkan, dalam laga yang dipimpin oleh wasit Fariq Hitaba tersebut, Persib harus menyerah tanpa balas dengan skor 0-4.

Menanggapi kericuhan yang terjadi di laga pamungkas, Pelatih Persib, Luis Milla mengaku sangat prihatin dengan apa yang terjadi di Stadion GBLA Kota Bandung malam tadi.

Menurutnya, kehadiran seseorang ke stadion adalah untuk mendapatkan kesenangan dengan menyaksikan pertandingan sepakbola. Namun, situasi tidak dapat memahami dan menerima hasil sebuah pertandingan yang ditunjukkan segelintir oknum suporter, membuat harapan untuk mendapatkan kesenangan itu menjadi sirna.

"Saya sangat sedih karena orang datang ke stadion untuk menonton sepakbola, tidak lebih. Tentunya keinginan kami adalah untuk memenangkan pertandingan, akan tetapi tidak mudah untuk bisa meraih kemenangan di setiap laga yang kami lalui," ujarnya dalam konferensi pers usai pertandingan di Stadion GBLA Kota Bandung, Sabtu (15/4).

Menurutnya, kekecewaan yang dialamatkan bobotoh kepada timnya, karena kalah dengan kemasukan empat gol adalah sesuatu yang wajar.

Namun, dirinya tidak dapat memahami jika bentuk kekecewaan tersebut berubah menjadi tindakan anarkis yang dapat mengancam seluruh orang yang berada di stadion.

"Dengan situasi yang terjadi hari ini (kemarin) kita jelas tidak mengambil pelajaran setelah tragedi yang terjadi di Malang. Saya sangat sulit untuk memahami situasi yang menyedihkan ini sebagai ungkapan perasaan kecewa karena kekalahan kami," ucapnya.

Luis Milla pun menyampaikan, bahwa kegagalan timnya di musim ini memang patut mendapatkan evaluasi. Namun ia bertekad untuk terus memperbaiki situasi ini guna menatap musim depan yang lebih baik.

Menurutnya, salah satu faktor kegagalan timnya untuk bersaing dan menjadi yang terbaik di musim ini, adalah tim mengalami penurunan level permainan dan mental sejak kalah dari PSM Makassar.

"Saya ingin memberikan satu pesan positif untuk musim depan, memang kami tidak mengakhiri musim ini dengan bagus karena banyak mendapatkan hasil buruk dengan perasaan yang buruk pula. Tapi kami ingin lebih positif untuk musim depan, kami ingin tetap menjadi sebuah tim yang sangat besar, dan kami akan terus bekerja untuk klub dengan performa yang lebih baik lagi di musim berikutnya," katanya 

Sebelumnya, insiden kericuhan bermula di penghujung waktu normal pertandingan di babak kedua, dimana saat itu papan skor menujukan Persib tertinggal dengan skor 1-4. 

Kekecewaan bobotoh yang semula hanya diutarakan melalui teriakan seketika berubah memanas setelah peluang demi peluang yang didapatkan Maung Bandung gagal dikonversi menjadi gol tambahan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved