Persibmania

Detik-detik Bobotoh Persib Ricuh di GBLA, Diawali Petasan & Flare, Masuk Lapangan, Ditenangkan Made

Stadion GBLA berubah menjadi merah dan kemudian diselimuti asap putih tadi malam.

Editor: taufik ismail
Tribun Jabar/Deni Denaswara
Bobotoh turun ke lapangan untuk mengutarakan kekecewaan setelah laga Persib Bandung vs Persikabo 1973 di Stadion GBLA. 

Laporan wartawan Tribunjabar.id, Cipta Permana

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Kericuhan terjadi di Stadion GBLA, Kota Bandung, menyusul kekalahan menyakitkan tim tuan rumah, Persib Bandung atas Persikabo 1973 di laga pamungkas dengan skor 1-4, Sabtu (16/4/2023) malam.

Insiden bermula saat lima menit berakhirnya waktu normal di babak kedua, di mana Persib tertinggal dengan skor 1-4.

Bobotoh yang semula hanya berteriak mengutarakan kekecewaan, seketika menyalakan petasan dan flare.

Diawali dengan letusan petasan di Tribun Utara Stadion GBLA, menyusul satu per satu flare atau suar pun tampak dinyalakan bobotoh di tribun yang sama sebelum menjalar ke tribun Timur, tribun Selatan, dan tribun Barat tepat di samping kanan tribun VIP.

Kurang dari satu menit, tribun Utara yang semula biru dengan kostum Persib yang dipakai bobotoh, seketika berubah menjadi merah menyala akibat cahaya flare yang dinyalakan secara paralel.

Bahkan bukan hanya flare, namun juga smoke bomb atau bom asap pun ikut dinyalakan.

Meski telah coba di tenangkan oleh steward dan panitia pelaksana pertandingan melalui pengeras suara, namun aksi bobotoh semakin tidak terbendung. 

Dua menit menjelang pertandingan waktu normal berakhir, beberapa flare yang menyala pun satu demi satu dilemparkan ke dalam stadion hingga lapangan pertandingan, di mana steward, para jurnalis foto, bahkan pemain dan perangkat pertandingan berada. 

Selain, pelemparan flare, beberapa suporter pun melakukan pitch invasion atau masuk ke dalam lapangan untuk mengungkapkan kekecewaannya.

Hal tersebut pun memaksa petugas pengamanan yang berada di dalam lapangan untuk mencegah dengan cara mengamankannya.

Situasi yang tidak kondusif, membuat wasit Agung Setiawan meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan bagi kedua kesebelasan, meskipun saat itu tambahan waktu lima menit untuk jalannya pertandingan babak kedua baru saja diberikan oleh perangkat pertandingan.

Di sisi lain, kian tebalnya asap yang dihasilkan oleh flare dan smoke bomb yang memenuhi lapangan dan area dalam stadion, membuat beberapa suporter yang hadir mulai kehabisan oksigen sehingga membutuhkan bantuan tim medis. 

Tidak hanya suporter, namun juga beberapa steward pun membutuhkan bantuan serupa.

Untuk proses evakuasi, tim medis dari PMI pun terpaksa menandu para korban, bahkan diantaranya harus dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.

Meski pertandingan telah berakhir, situasi justru semakin tidak kondusif, para suporter yang mulai mencoba memasuki lorong Stadion GBLA untuk bertemu pemain Persib, harus diadang oleh petugas keamanan sebagai upaya preventif.

Bahkan, untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, sesi konferensi pers tim Maung Bandung yang dihadiri oleh Pelatih Persib, Luis Milla, pelatih fisik, Yaya Sunarya, dan perwakilan pemain, I Made Wirawan pun harus dipercepat, dan mengevakuasi ketiganya.

Situasi mencekam mulai mereda setelah panitia pelaksana pertandingan bertemu dengan beberapa pentolan bobotoh dan mewujudkan keinginannya untuk bertemu pemain, yang diwakili oleh I Made Wirawan.

Dalam kesempatan tersebut, I Made Wirawan pun memohon maaf atas hasil yang diraih tim Persib hari ini, serta menyampaikan salam perpisahan kepada para Bobotoh, yang diakhiri dengan kiper yang telah mengabdi selama 11 tahun itu melakukan Viking Clap bersama para bobotoh yang hadir di tengah lapangan.

Pelatih Persib, Luis Milla mengatakan, mewakili tim, ia menyampaikan permintaan maaf kepada semua pihak, terutama para bobotoh karena gagal menutup kompetisi musim ini dengan hasil manis.

Menurutnya, apara pemainnya telah berjuang untuk melakukan yang terbaik, namun hasil akhir pertandingan, timnya harus menerima kenyataan pahit, karena kalah telak dari tim tamu.

"Ini hari yang buruk bagi kami, di mana seluruh anggota tim berusaha ingin memberikan yang terbaik dengan memanfaatkan laga terakhir ini untuk memberikan hadiah bagi I Made Wirawan momentum ini, tapi kami tidak berhasil mewujudkannya," ujarnya dalam konferensi pers usai pertandingan, Sabtu (15/4).

Luis Milla pun menilai, bahwa dalam laga kali kedua tim bermain baik, namun Persikabo 1973, lebih mampu memanfaatkan setiap peluang yang tercipta untuk menjadi gol demi gol. 

Meski dalam kondisi tertinggal, para pemainnya menujukan saya juang untuk berusaha memperbaiki situasi dengan menciptakan beberapa peluang. 

"Ada beberapa peluang yang seharusnya kami bisa cetak gol, tapi kami tidak beruntung. Bahkan dalam kondisi tertinggal dua gol pun, kami masih berusaha untuk membangun serangan dengan menciptakan peluang dengan memperbanyak skema umpan silang dan variasi serangan lainnya, tapi akhirnya tetap tidak berbuah gol," ucapnya.

"Akan tetapi inilah sepak bola, ketika kami tengah fokus untuk melakukan serangan dan memperbaiki keadaan ataupun menyamakan kedudukan, tapi karena konsekuensi dari sebuah kesalahan, yang akhirnya mampu dimanfaatkan Persikabo menjadi gol tambahan," lanjutnya.

Terlepas dari kekalahan telak timnya yang perlu dievaluasi, Luis Milla pun memberikan catatan positif bagi para pemainnya di laga ini.

Bobotoh kecewa berat dan nyalakan flare setelah Persib Bandung kalah memalukan dari Persikabo 1973 dengan skor 1-4 di kandang sendiri, Stadion GBLA, Bandung, Sabtu (15/4/2023) malam.
Bobotoh kecewa berat dan nyalakan flare setelah Persib Bandung kalah memalukan dari Persikabo 1973 dengan skor 1-4 di kandang sendiri, Stadion GBLA, Bandung, Sabtu (15/4/2023) malam. (Tangkapan layar Video)

Para pemain menurutnya, mampu menunjukkan semangat dan karakter daya juang yang tinggi sepanjang pertandingan, dimana hal itu tidak terlihat saat timnya harus menyerah dari Persita Tangerang.

"Saya pikir kami harus mengambil hal positif dari pertandingan ini untuk ke depannya menjadi pembelajaran dan terus berusaha untuk menjadi lebih baik," katanya.

Hal senada disampaikan perwakilan pemain Persib, I Made Wirawan.

Menurutnya hasil timnya di laga terakhir ini, harus diakui tidak sesuai dengan harapan dan ekspektasi banyak pihak.

Namun, menurutnya semua pemain di tim Persib sudah bekerja keras untuk memberikan hasil terbaik di penghujung pertandingan dan juga karir dirinya.

"Hasil hari ini memang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, kita berharap mendapatkan happy ending di akhir dari karir saya maupun akhir dari perjalanan kami di kompetisi musim ini. Akan tetapi seperti yang disampaikan pelatih, bahwa inilah sepakbola, kadang kita bisa main bagus dan menang, kadang juga bisa kalah. Inilah situasi yang pasti terjadi," ujarnya.

Di sisi lain, ia mengaku cukup senang, karena di akhir kariernya sebagai pesepak bola profesional, dirinya mendapatkan kesempatan bermain dan membantu tim di akhir pertandingan kompetisi Liga 1 musim ini. 

Selain itu, ia pun bersyukur karena dalam momentum ini, dirinya dapat bertemu dan menyampaikan salam perpisahan secara langsung kepada para bobotoh.

"Mudah-mudahan semua yang sudah kita lalui dapat menjadi pembelajaran bagi kami, dan juga para pendukung Persib, karena situasi ini (kerusuhan) kurang bagus untuk kita kedepannya, bukan hanya bagi masa persepakbolaan Indonesia, tapi juga bagi tim Persib," ucapnya.

"Saya juga berharap, para bobotoh dapat menujukan dukungannya bagi Persib ke arah yang lebih positif," katanya.

Baca juga: Usai Persib Dibantai Persikabo 1-4, Bobotoh Penuhi Stadion GBLA Dengan Asap Flare

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved